Liputan6.com, Jakarta - Sholat ba'diyah Maghrib merupakan salah satu ibadah sunnah rawatib yang sangat dianjurkan dalam Islam. Sholat ini dilaksanakan setelah menunaikan sholat fardhu Maghrib dengan jumlah dua rakaat.
Pentingnya memahami niat sholat ba'diyah Maghrib terletak pada kesempurnaan dalam beribadah kepada Allah SWT. Sholat sunnah ini menjadi bagian dari rangkaian ibadah yang dapat menambah pahala dan memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta.
Mengutip dari at-Tirmidzi, Rasulullah SAW secara rutin melaksanakan sholat rawatib sebanyak 10 rakaat dalam sehari semalam, termasuk di dalamnya niat sholat ba'diyah Maghrib sebanyak dua rakaat. Hadits ini menunjukkan pentingnya konsistensi dalam menjalankan ibadah sunnah sebagai pelengkap kewajiban.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (31/7/2025).
Bacaan Niat Sholat Ba'diyah Maghrib: Arab, Latin, dan Artinya
Niat merupakan rukun penting dalam pelaksanaan ibadah sholat, termasuk sholat ba'diyah Maghrib. Bacaan niat yang benar akan menentukan sah tidaknya ibadah yang dilakukan.
Bacaan Niat dalam Bahasa Arab:
اُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Bacaan Latin:
Ushalli sunnatal maghribi rak'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala
Artinya:
"Aku niat melakukan shalat sunat sesudah Maghrib 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta'ala"
Melansir dari buku Fasholatan Lengkap terbitan Dzikrussyahadah, niat sholat ba'diyah Maghrib dapat dibaca dalam hati maupun diucapkan dengan lirih sebelum takbiratul ihram. Terpenting adalah memahami makna dan maksud dari niat tersebut agar ibadah menjadi khusyuk dan diterima Allah SWT.
Kedudukan Sholat Ba'diyah Maghrib
Sholat ba'diyah Maghrib adalah sholat sunnah rawatib yang dilaksanakan setelah menunaikan sholat fardhu Maghrib. Kata "ba'diyah" berasal dari bahasa Arab yang berarti "sesudah" atau "setelah", menunjukkan waktu pelaksanaannya yang mengikuti sholat wajib.
Kedudukan sholat ba'diyah Maghrib dalam Islam adalah sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan. Para ulama empat mazhab sepakat memasukkan sholat ini sebagai bagian dari sholat rawatib yang dianjurkan.
Dalam tradisi mazhab Syafi'i, sholat ba'diyah Maghrib termasuk dalam 11 rakaat sholat rawatib harian. Jumlah ini terdiri dari berbagai sholat sunnah qabliyah dan ba'diyah, dengan ba'diyah Maghrib berkontribusi 2 rakaat dari total tersebut.
Mengutip dari penelitian dalam Wahana Islamika: Jurnal Studi Keislaman Vol 7 No 2 (2021), ulama hadits sepakat bahwa Rasulullah SAW secara konsisten melaksanakan sholat ba'diyah Maghrib sebanyak dua rakaat. Konsistensi ini menunjukkan pentingnya sholat tersebut dalam kehidupan spiritual seorang Muslim.
Hikmah pelaksanaan sholat ba'diyah Maghrib antara lain sebagai pelengkap ibadah fardhu, penambah pahala, dan sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT di waktu yang penuh berkah setelah maghrib.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Ba'diyah Maghrib
Tata cara pelaksanaan sholat ba'diyah Maghrib mengikuti aturan sholat sunnah pada umumnya, dengan beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan:
Persiapan dan Waktu Pelaksanaan:
- Dilaksanakan setelah selesai sholat fardhu Maghrib
- Diutamakan dilakukan di tempat yang berbeda dari tempat sholat fardhu
- Menghadap kiblat dan dalam keadaan suci
- Membaca niat sholat ba'diyah Maghrib
Rakaat Pertama:
- Takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan
- Membaca doa iftitah (sunnah)
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat pendek (disunahkan surat Al-Kafirun)
- Ruku' dengan bacaan tasbihnya
- I'tidal dengan bacaan tahmidnya
- Sujud pertama dengan bacaan tasbihnya
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua dengan bacaan tasbihnya
- Bangkit untuk rakaat kedua
Rakaat Kedua:
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat pendek (disunahkan surat Al-Ikhlas)
- Ruku' dengan bacaan tasbihnya
- I'tidal dengan bacaan tahmidnya
- Sujud pertama dengan bacaan tasbihnya
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua dengan bacaan tasbihnya
- Duduk tasyahud akhir
- Salam ke kanan dan ke kiri
Mengutip dari buku Shalat Sunnah: Hikmah dan Tuntunan Praktis karya Nasrul Umam S, Rasulullah SAW biasa membaca surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat kedua ketika melaksanakan sholat sunnah rawatib, termasuk ba'diyah Maghrib.
Dalil dan Landasan Hukum Sholat Ba'diyah Maghrib
Landasan hukum sholat ba'diyah Maghrib bersumber dari hadits-hadits shahih yang menjelaskan praktik ibadah Rasulullah SAW. Para ulama hadits telah melakukan penelitian mendalam untuk memastikan keshahihan dalil-dalil tersebut.
Hadits utama yang menjadi dasar adalah riwayat Ibnu Umar dalam Sunan at-Tirmidzi:
حَفِظْتُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ عَشْرَ رَكَعَاتٍ... وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ
"Saya hafal 10 rakaat sholat sunnah yang dilakukan Rasulullah SAW... dan 2 rakaat setelah sholat Maghrib."
At-Tirmidzi menyatakan hadits ini berstatus hasan shahih, sebagaimana dikonfirmasi dalam Irwaa'ul Ghaliil dan Shahih al-Bukhari. Status ini menunjukkan kekuatan dalil dan dapat dijadikan pedoman dalam beramal.
Para ulama empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali) memiliki pandangan yang relatif seragam mengenai sholat ba'diyah Maghrib. Mereka sepakat bahwa sholat ini termasuk sunnah muakkad dengan jumlah dua rakaat.
Mengutip dari Al-Fiqh 'ala al-madzahib al-khamsah karya Muhammad Jawad Mughniyah yang diterjemahkan Masykur AB dkk, keempat mazhab memasukkan sholat sunnah ba'diyah Maghrib sebagai salah satu yang dianjurkan, meskipun terdapat perbedaan minor dalam total jumlah rakaat sholat rawatib harian.
Waktu dan Adab Pelaksanaan Sholat Ba'diyah Maghrib
Waktu pelaksanaan sholat ba'diyah Maghrib memiliki ketentuan khusus yang perlu dipahami dengan baik. Sholat ini dilaksanakan setelah selesai menunaikan sholat fardhu Maghrib hingga masuknya waktu Isya.
Ketentuan Waktu:
- Dimulai setelah selesai salam dari sholat fardhu Maghrib
- Berakhir ketika masuk waktu sholat Isya
- Diutamakan segera dilaksanakan setelah sholat fardhu
- Dapat dilakukan baik secara berjamaah maupun sendiri
- Jika tertinggal, dapat di-qadha sebelum waktu Isya berakhir
Adab dan Sunnah Pelaksanaan:
- Berpindah tempat dari lokasi sholat fardhu (jika memungkinkan)
- Membaca ta'awudz sebelum Al-Fatihah pada rakaat pertama
- Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram
- Memperpanjang bacaan surat pada rakaat pertama
- Mempersingkat surat pada rakaat kedua
Dalam pelaksanaannya, disunahkan untuk tidak tergesa-gesa dan menjaga khusyuk. Rasulullah SAW memberikan contoh dengan selalu istiqamah dalam menjalankan sholat rawatib, termasuk ba'diyah Maghrib, baik dalam keadaan mukim maupun safar.
Mengutip dari jurnal Universum Vol. 15 No. 1 (2021), penelitian terhadap hadits-hadits Rasulullah menunjukkan bahwa beliau sangat konsisten dalam melaksanakan sholat ba'diyah Maghrib. Konsistensi ini mengajarkan pentingnya istiqamah dalam beribadah sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT.
Daftar Sumber
- Mughniyah, Muhammad Jawad. Al-Fiqh 'ala al-madzahib al-khamsah. Diterjemahkan oleh Masykur AB dkk.
- Kamaluddin, M. Rahasia Kedahsyatan Shalat Sunah Setahun Penuh. 2016.
- Umam, Nasrul S, dkk. Shalat Sunnah: Hikmah dan Tuntunan Praktis.
- Fasholatan Lengkap. Dzikrussyahadah.
- Aniqoh dan Mahmud Nasir. "Shalat Qabliyah dan Ba'diyah dalam Pandangan Ulama Hadis." Wahana Islamika: Jurnal Studi Keislaman, Vol 7 No 2 (2021): 256-270.
- Imam Masrur. "Tarbiyah Salat Qabliyah dan Ba'diyah dari Rasulullah." Universum: Jurnal KeIslaman dan Kebudayaan, Vol. 15 No. 1 (2021).
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apakah sholat ba'diyah Maghrib wajib dilakukan?
Sholat ba'diyah Maghrib bukan termasuk ibadah wajib, melainkan sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan. Namun, karena Rasulullah SAW secara konsisten melaksanakannya, maka sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk mengamalkannya sebagai bentuk keteladanan dan penambah pahala.
2. Berapa rakaat sholat ba'diyah Maghrib yang dianjurkan?
Sholat ba'diyah Maghrib dianjurkan sebanyak 2 rakaat berdasarkan hadits shahih dari Ibnu Umar yang diriwayatkan dalam Sunan at-Tirmidzi. Jumlah ini konsisten dalam berbagai riwayat hadits dan menjadi kesepakatan para ulama empat mazhab.
3. Bolehkah sholat ba'diyah Maghrib dilakukan secara berjamaah?
Sholat ba'diyah Maghrib boleh dilakukan secara berjamaah maupun sendiri-sendiri. Namun, yang lebih utama adalah dilakukan secara individual karena ini merupakan sholat sunnah rawatib yang sifatnya personal dan tidak ada dalil khusus tentang anjuran berjamaah untuk sholat ini.
4. Apa yang harus dilakukan jika tertinggal sholat ba'diyah Maghrib?
Jika tertinggal sholat ba'diyah Maghrib, dapat di-qadha selama belum masuk waktu sholat Isya. Namun jika sudah masuk waktu Isya, maka sholat ba'diyah Maghrib tidak dapat di-qadha lagi karena waktunya telah berakhir dan digantikan dengan kewajiban melaksanakan sholat Isya.
5. Apakah ada doa khusus setelah selesai sholat ba'diyah Maghrib?
Tidak ada doa khusus yang ditetapkan setelah sholat ba'diyah Maghrib. Setelah salam, dapat membaca tasbih, tahmid, dan takbir seperti biasa, atau berdoa dengan doa-doa yang ma'tsur dari Rasulullah SAW. Yang penting adalah menjaga adab-adab setelah sholat dengan berdzikir dan berdoa.
6. Bolehkah menggabungkan niat sholat ba'diyah Maghrib dengan sholat sunnah lainnya?
Tidak boleh menggabungkan niat sholat ba'diyah Maghrib dengan sholat sunnah lainnya dalam satu pelaksanaan. Setiap sholat memiliki niat yang spesifik dan harus dilakukan secara terpisah. Jika ingin melaksanakan sholat sunnah lainnya, harus dilakukan dengan niat dan pelaksanaan yang berbeda.
7. Apa perbedaan utama antara sholat ba'diyah Maghrib dengan sholat sunnah lainnya?
Perbedaan utama sholat ba'diyah Maghrib terletak pada waktu pelaksanaan yang terikat dengan sholat fardhu Maghrib, niat yang spesifik menyebutkan "ba'diyah Maghrib", dan status hukumnya sebagai sunnah muakkad. Selain itu, sholat ini memiliki jumlah rakaat yang tetap (2 rakaat) dan waktu pelaksanaan yang terbatas hingga masuknya waktu Isya.