Liputan6.com, Jakarta - Dalam kajian ilmu agama Islam, terdapat berbagai istilah penting yang perlu dipahami dengan baik, salah satunya adalah kata "muallaq". Penjelasan secara bahasa muallaq artinya merujuk pada "sesuatu yang digantungkan" atau "bersyarat", yang memiliki makna mendalam dalam konteks takdir dan kehidupan manusia.
Istilah muallaq berasal dari kata bahasa Arab yang memiliki korelasi kuat dengan konsep takdir muallaq dalam Islam. Kata ini tidak hanya sekedar memiliki makna harfiah, tetapi juga mengandung filosofi mendalam tentang hubungan antara kehendak Allah dan ikhtiar manusia.
Mengutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari dari Lahir Sampai Mati oleh Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi (2016), terminologi muallaq menggambarkan ketetapan Allah yang memungkinkan adanya peran aktif manusia melalui usaha dan doa.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (22/8/2025).
Pengertian Muallaq Secara Bahasa dan Istilah
Penjelasan secara bahasa muallaq artinya "sesuatu yang digantungkan" atau "tergantung pada kondisi tertentu". Dalam kamus bahasa Arab, kata muallaq (معلق) berasal dari akar kata 'allaqa (علق) yang bermakna menggantungkan, mengaitkan, atau menjadikan sesuatu bergantung pada hal lain.
Secara etimologi, muallaq memiliki beberapa pengertian yang saling berkaitan:
- Makna Harfiah: Sesuatu yang digantungkan atau tidak berdiri sendiri
- Makna Kondisional: Bergantung pada syarat atau kondisi tertentu
- Makna Relasional: Terkait atau berhubungan dengan faktor eksternal
- Makna Temporal: Tidak pasti waktunya atau menunggu kondisi tertentu
- Makna Kausal: Memiliki sebab-akibat yang dapat mempengaruhi hasilnya
Melansir dari jurnal Konsep Takdir dalam Prespektif Hadis oleh Jaya Rukmana dan Putri Rachmah Amalia (2022), kata muallaq dalam konteks teologi Islam merujuk pada ketetapan yang bersifat kondisional. Ini berbeda dengan konsep mubram yang bersifat mutlak dan tidak dapat diubah.
Dalam fiqih, istilah muallaq juga digunakan untuk menjelaskan berbagai hukum yang bergantung pada kondisi atau syarat tertentu. Konsep ini menjadi dasar bagi pemahaman tentang bagaimana kehendak Allah bekerja dalam kehidupan manusia dengan tetap memberikan ruang bagi ikhtiar dan usaha.
Takdir Muallaq dalam Islam
Takdir muallaq merupakan salah satu jenis takdir dalam ajaran Islam yang memiliki karakteristik khusus. Berbeda dengan takdir mubram yang bersifat mutlak, takdir muallaq memberikan ruang bagi manusia untuk berperan aktif dalam menentukan nasibnya.
Mengutip dari Modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas IX Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014), takdir muallaq adalah ketetapan Allah yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Dalam hal ini, hasil akhir tetap berada di tangan Allah, namun manusia memiliki kewajiban untuk berusaha.
Karakteristik utama takdir muallaq meliputi:
- Keterlibatan Ikhtiar: Memerlukan usaha dan doa dari manusia
- Sifat Kondisional: Dapat berubah berdasarkan usaha yang dilakukan
- Interaksi Sebab-Akibat: Mengikuti hukum kausalitas yang ditetapkan Allah
- Ruang Optimisme: Memberikan harapan untuk perbaikan
- Pembelajaran Hidup: Menjadi sarana pendidikan bagi manusia
- Tanggung Jawab: Menuntut sikap bertanggung jawab dari setiap individu
Firman Allah dalam surat Ar Ra'd ayat 11 menjadi landasan utama konsep takdir muallaq: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." Ayat ini menunjukkan bahwa perubahan nasib bergantung pada usaha dan perubahan yang dilakukan manusia.
Perbedaan Takdir Mubram dan Takdir Muallaq
Dalam teologi Islam, terdapat dua jenis takdir utama yang memiliki karakteristik berbeda. Pemahaman tentang perbedaan ini sangat penting untuk memahami penjelasan secara bahasa muallaq artinya dalam konteks yang tepat.
Takdir mubram memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Ketetapan Mutlak: Tidak dapat diubah oleh usaha manusia
- Kehendak Langsung Allah: Merupakan keputusan Allah yang final
- Tidak Bergantung Kondisi: Tidak terpengaruh oleh faktor eksternal
- Pasti Terjadi: Akan terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan
- Contoh Konkret: Kelahiran, kematian, jenis kelamin, tempat lahir
Melansir dari buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi (2016), takdir mubram dijelaskan sebagai takdir yang terjadi tanpa bisa ditawar-tawar lagi dan merupakan ketentuan mutlak Allah SWT.
Sebaliknya, takdir muallaq memiliki karakteristik yang berbeda:
- Keterlibatan Manusia: Memerlukan ikhtiar dan usaha dari manusia
- Sifat Kondisional: Dapat berubah berdasarkan usaha yang dilakukan
- Interaksi Dinamis: Melibatkan interaksi antara kehendak Allah dan usaha manusia
- Hasil Variatif: Hasilnya dapat berbeda tergantung pada tingkat usaha
- Contoh Nyata: Kesehatan, kekayaan, pendidikan, prestasi
Contoh Penerapan Takdir Muallaq dalam Kehidupan
Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat banyak contoh penerapan takdir muallaq yang dapat kita amati. Pemahaman tentang contoh-contoh ini membantu menjelaskan penjelasan secara bahasa muallaq artinya dalam konteks praktis.
Berikut adalah contoh-contoh takdir muallaq dalam berbagai aspek kehidupan:
- Bidang Kesehatan: Seseorang dapat menjaga kesehatannya melalui olahraga teratur, pola makan sehat, dan gaya hidup yang baik. Usaha ini dapat mengubah kondisi kesehatan dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
- Bidang Pendidikan: Seorang siswa yang awalnya memiliki prestasi rendah dapat meningkatkan kemampuannya melalui belajar yang giat, disiplin, dan konsisten. Hasilnya bisa berupa peningkatan nilai dan prestasi akademik.
- Bidang Ekonomi: Seseorang yang berada dalam kondisi ekonomi sulit dapat berusaha memperbaiki kondisinya melalui kerja keras, keterampilan baru, atau membuka usaha. Allah memberikan rezeki melalui usaha yang halal.
- Bidang Sosial: Hubungan interpersonal dapat diperbaiki melalui komunikasi yang baik, sikap saling menghargai, dan upaya untuk memahami orang lain.
- Bidang Spiritual: Kualitas ibadah dan kedekatan kepada Allah dapat ditingkatkan melalui konsistensi dalam beribadah, mempelajari agama, dan berakhlak mulia.
Mengutip dari buku Mengenal Rukun Iman dan Islam karya A. Miftahul Basar, contoh-contoh ini menunjukkan bahwa manusia memiliki peran aktif dalam menentukan nasibnya, meskipun hasil akhir tetap berada dalam kehendak Allah.
Dalil Al-Quran dan Hadis tentang Muallaq
Konsep muallaq dalam Islam memiliki landasan yang kuat dari Al-Quran dan Hadis. Berbagai ayat dan riwayat menjelaskan tentang keterkaitan antara usaha manusia dan ketetapan Allah.
Dalil utama dari Al-Quran terdapat dalam beberapa ayat:
- Surat Ar Ra'd ayat 11: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." Ayat ini menjadi dasar utama konsep takdir muallaq yang menunjukkan pentingnya ikhtiar manusia.
- Surat Al Baqarah ayat 286: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya."
- Surat An Nisa ayat 40: "Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya."
Melansir dari jurnal Konsep Takdir dalam Al-Qur'an oleh Arnesih (2016), dalil-dalil ini menunjukkan bahwa Allah telah menetapkan sistem kausalitas dalam kehidupan manusia di mana usaha dan doa dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh.
Dari sisi Hadis, Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi" (HR Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa takdir telah ditetapkan, namun dalam konteks takdir muallaq, ketetapan tersebut mencakup juga usaha dan ikhtiar yang akan dilakukan manusia.
Daftar Sumber
- Arnesih. Konsep Takdir dalam Al-Qur'an (Studi Tafsir Tematik). Vol 4 No 1. 2016.
- Basar, A. Miftahul. Mengenal Rukun Iman dan Islam. Jakarta: Pustaka Islam, 2018.
- Hidayanti, Marlina Ansanoor. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Yogyakarta: Media Akademi, 2019.
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka, 2016.
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Kemendikbud, 2014.
- Rahman, Abd. Hakikat Ilmu Tasawuf. Surabaya: Al-Ikhlas, 2017.
- Rasyid, Hamdan dan Saiful Hadi El-Sutha. Panduan Muslim Sehari-hari dari Lahir Sampai Mati. Jakarta: Gema Insani Press, 2016.
- Rukmana, Jaya dan Putri Rachmah Amalia. "Konsep Takdir dalam Prespektif Hadis". AL-ISNAD: Journal of Indonesian Hadist Studies. Vol 3 No 2, Desember 2022.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa yang dimaksud dengan muallaq secara bahasa?
Muallaq secara bahasa berarti "sesuatu yang digantungkan" atau "bergantung pada kondisi tertentu". Kata ini berasal dari bahasa Arab yang menggambarkan konsep ketergantungan atau kondisionalitas dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks takdir dan ketetapan Allah.
2. Bagaimana perbedaan antara takdir mubram dan takdir muallaq?
Takdir mubram adalah ketetapan Allah yang bersifat mutlak dan tidak dapat diubah oleh usaha manusia, seperti kelahiran dan kematian. Sementara takdir muallaq adalah ketetapan Allah yang mengikutsertakan peran manusia melalui ikhtiar dan usaha, seperti kesehatan, kekayaan, dan pendidikan.
3. Apakah takdir muallaq dapat diubah sepenuhnya oleh manusia?
Tidak, takdir muallaq tidak dapat diubah sepenuhnya oleh manusia. Konsep ini menunjukkan bahwa manusia memiliki peran dalam mempengaruhi nasibnya melalui usaha dan doa, namun hasil akhir tetap berada dalam kehendak dan kekuasaan Allah SWT.
4. Apa contoh nyata takdir muallaq dalam kehidupan sehari-hari?
Contoh takdir muallaq meliputi kesehatan (dapat dijaga melalui olahraga dan pola makan sehat), prestasi akademik (dapat ditingkatkan melalui belajar giat), rezeki (dapat diusahakan melalui kerja keras), dan hubungan sosial (dapat diperbaiki melalui komunikasi yang baik).
5. Bagaimana sikap yang tepat dalam menghadapi takdir muallaq?
Sikap yang tepat adalah dengan berikhtiar maksimal sambil tetap bertawakal kepada Allah. Manusia harus berusaha sekuat tenaga dalam hal-hal yang dapat diusahakan, sambil menyerahkan hasil akhir kepada Allah dan menerima dengan lapang dada apa pun hasilnya.
6. Apakah ada dalil Al-Quran yang mendukung konsep takdir muallaq?
Ya, dalil utama terdapat dalam surat Ar Ra'd ayat 11 yang menyatakan bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Ayat ini menunjukkan pentingnya ikhtiar manusia dalam menentukan nasibnya.
7. Mengapa penting memahami konsep muallaq bagi seorang Muslim?
Memahami konsep muallaq penting karena memberikan keseimbangan antara sikap pasrah kepada Allah dan semangat untuk berusaha. Hal ini mencegah sikap fatalis yang berlebihan dan sekaligus mencegah sikap sekuler yang mengabaikan peran Allah dalam kehidupan manusia.

2 months ago
27
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3120399/original/060326300_1588698008-syed-muizur-MrRUgFfSjBA-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401985/original/063466500_1762233670-ilustrasi_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403562/original/069333200_1762330737-doa_penenang_hati.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403290/original/022871300_1762323039-Anjing.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403399/original/043952100_1762326172-membaca_doa_setelah_belajar.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403225/original/009668300_1762321820-Hajar_Aswad.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403116/original/098441200_1762317300-Kakbah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402980/original/045616400_1762313330-Grup_musik_Timur_Tengah__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402969/original/091132600_1762312803-cincin_emas.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5086670/original/010622200_1736404465-1736397368003_perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1474232/original/040480600_1484617421-Wisata-Laut-Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402666/original/070087200_1762259316-Muslim_membaca_sholawat_di_dekat_kaligrafi_bertuliskan_sholawat__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373270/original/044792100_1759817423-Gemini_Generated_Image_b1m0vhb1m0vhb1m0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151380/original/086607800_1741158200-pray-6268224_1280.jpg)






















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)





:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)
