Penjelasan Tajwid Surat Al Maidah Ayat 48 yang Benar, Lengkap Tips Praktik Membaca

2 weeks ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Pembahasan tajwid surat Al Maidah ayat 48 kembali jadi sorotan karena panjangnya ayat dan padatnya kaidah tajwid di dalamnya. Redaksi ayat ini mengandung banyak hukum bacaan—dari mad, ikhfa, idgham, hingga qalqalah—yang perlu diperhatikan agar tilawah tetap tepat makna.

Para pengajar Al-Qur’an menegaskan, memahami tajwid surat Al Maidah ayat 48 membantu pembaca menjaga makhraj, sifat huruf, serta panjang-pendek harakat sehingga tidak mengubah arti ayat.

Fokus utamanya: kenali tempat samar (ikhfa), dengung (ghunnah), tebal-tipis lafzul jalalah, serta jenis-jenis mad yang muncul beruntun dalam satu ayat panjang.

Teks Arab (QS. Al-Māidah: 48)

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

LatinWa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan ‘alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi‘ ahwā’ahum ‘ammā jā’aka minal-ḥaqq, likullin ja‘alnā minkum syir‘atan wa minhājā, walau syā’allāhu laja‘alakum ummatan wāḥidatan walākin liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt, ilallāhi marji‘ukum jamī‘an fa yunabbi’ukum bimā kuntum fīhi takhtalifūn.

Arti (ringkas)

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Qur’an dengan benar, membenarkan kitab-kitab sebelumnya serta menjadi penjaga atasnya. Maka putuskanlah perkara di antara mereka menurut apa yang Allah turunkan, dan jangan ikuti hawa nafsu mereka dari kebenaran yang datang kepadamu. Bagi tiap-tiap umat Kami tetapkan syariat dan jalan. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat, tetapi agar Dia menguji kamu terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu; maka berlomba-lombalah dalam kebajikan. Kepada Allah-lah kamu semua kembali, lalu diberitakan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.”

Contoh Tepat untuk Dilatih

Inti kaidah yang menonjol dalam ayat

Ayat ini memuat puluhan hukum: ikhfa ḥaqīqī (nun/tanwin bertemu 15 huruf), ikhfa/idhzhar syafawi (mīm sukun), idgham (bi/bi ghunnah), mad (ṭabī‘ī, jāiz munfaṣil, wājib muttasil, ‘āriḍ li as-sukūn, layyin), qalqalah (sugrā–kubrā), tafkhīm lafẓul jalālah, serta idhzhar ḥalqī.

Contoh-contoh cepat untuk dilatih

Ikhfa ḥaqīqī: أَنْزَلْ (…n mati bertemu ز), كُنْتُمْ (…n bertemu ت).

Ikhfa/Idzhar syafawi: حْكُمْ بَيْ… dan بَيْنَهُمْ بِمَا (mīm sukun dengan ب = ikhfa; mīm sukun dengan ف/ج = idzhar).

Idgham bighunnah: شِرْعَةً وَ…; أُمَّةً وَاحِدَةً. Idgham bilaghunnah: …لِلَيبْلُوَكُمْ.

Mad jāiz munfaṣil: …نَآ إِلَيْكَ; Mad wājib muttasil: جَآءَكَ.

Mad layyin: وَلَوْ, بَيْنَ, يَدَيْهِ.

Qalqalah: …الْحَقِّ (waqaf pada ق = kubrā), لِيَبْلُوَكُمْ (ba sukun = sugrā).

Tafkhīm lafẓul jalālah: لَ اللّهُ , إِلَى اللّهِ.

Tips Praktik Membaca

Jaga ketukan harakat: mad ṭabī‘ī ± 2 harakat; jāiz munfaṣil 2–4–6 konsisten; wājib muttasil 4–5; ‘āriḍ lis-sukūn saat waqaf boleh 2–4–6. Dengungkan ghunnah (نّ/مّ) ± 2 harakat, dan tebalkan lafẓul jalālah bila didahului fathah/ḍammah.

Nuansa makna (singkat)Ayat meneguhkan otoritas Al-Qur’an sebagai pembenar sekaligus penjaga kitab sebelumnya, memerintah berhukum dengan wahyu, mengakui adanya syariat-syariat pada umat berbeda, lalu mengajak “fastabiqul-khairāt”—berlomba dalam kebajikan—seraya mengingatkan kepastian kembali kepada Allah.

Kesimpulan redaksiBagi pembelajar pemula maupun pengajar, memetakan contoh-contoh kunci di atas sudah cukup sebagai peta jalan sebelum mendalami detail seluruh hukum pada ayat yang panjang ini. Latihan rutin dengan mushaf rasm ‘Utsmānī dan panduan guru akan membuat bacaan stabil dan bermakna. Inilah inti praktis dari pembahasan tajwid surat Al Maidah ayat 48.

PenutupDengan memahami pola hukum paling sering muncul—ikhfa, idgham, mad, qalqalah, dan tafkhīm—pembaca dapat menjaga ketepatan lafal sekaligus kekhusyukan. Pembahasan ringkas ini diharapkan memudahkan siapa pun yang ingin memantapkan bacaan tajwid surat Al Maidah ayat 48.

Daftar Sumber:

Mushaf Standar ‘Utsmānī Kementerian Agama RI (penulisan rasm dan tanda waqaf).

Ayman Swayd, Taqrīb al-Tajwīd / pelajaran tajwid praktis (kaidah mad, ghunnah, dan mīm–nūn).

Syaikh Sulaiman al-Jamzuri, Tuḥfat al-Aṭfāl (ringkasan kaidah dasar tajwid).

Ibn al-Jazari, al-Muqaddimah al-Jazariyyah (prinsip makhārij dan ṣifāt al-ḥurūf).

Tafsir Ibn Kathir & al-Muyassar (konteks makna QS. Al-Māidah: 48).

People Also Talk:

1) Apa kesalahan paling umum saat membaca QS. Al-Māidah:48?

Seringnya tidak konsisten panjang mad, lupa dengung pada ghunnah (مّ/نّ), dan menipiskan lafẓul jalālah yang seharusnya tebal.

2) Bagaimana patokan panjang mad di ayat ini?

Ṭabī‘ī 2, jāiz munfaṣil 2–4–6 (pilih satu dan konsisten), wājib muttasil 4–5, ‘āriḍ lis-sukūn saat waqaf 2–4–6.

3) Kapan lafẓul jalālah dibaca tebal dan tipis?

Tebal bila didahului fathah/ḍammah (لَاللّٰهُ, إِلَى اللّٰهِ); tipis bila didahului kasrah.

4) Bagaimana membedakan ikhfa syafawi dan idzhar syafawi?

Keduanya terkait mīm sukun: bertemu ب → ikhfa (dengung); bertemu selain ب/م (mis. ف/ج) → idzhar (jelas, bibir menutup natural).

5) Apakah perlu guru untuk memperbaiki bacaan?

Sangat dianjurkan. Tajwid bersifat aplikatif; koreksi langsung dari guru memastikan makhraj dan sifat huruf tepat, terutama pada ayat panjang seperti ini.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |