Liputan6.com, Jakarta - Meski bukan termasuk salah satu dari empat Asyahrul Hurum atau bulan-bulan mulia dalam Islam, Sya'ban tetaplah bulan spesial. Hal ini bisa dilihat dari intensitas puasa Syaban dan amalan lain yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Pertanyaan yang muncul kemudian, puasa Syaban berapa hari?
Sya'ban adalah gerbang Ramadhan, bulan nan istimewa. Pada bulan ini, umat Islam mulai menyesuaikan kondisi sebagai persiapan memasuki Ramadhan. Salah satunya dengan berpuasa.
Berikut ini adalah ulasan mengenai berapa hari puasa Sya'ban sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah, hukum, serta penjelasan niat, tata cara hingga keutamaan puasa di bulan Sya'ban.
Puasa Sya'ban Berapa Hari?
Puasa Sya’ban adalah puasa yang dilakukan di bulan Sya’ban. Hukumnya sunnah muakadah berdasarkan hadits shahih dari Nabi Muhammad saw. Dalam Shahih Bukhari, Kitab Shaum Bab Puasa Sya'ban, yang artinya:
Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw sering berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berbuka’ beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berpuasa’ aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadlan dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban (Muttafaqun ‘Alaih. Adapun redaksinya adalah riwayat Muslim).
Hadis di atas juga menjadi tolak ukur jumlah puasa Sya'ban yang dilakukan Rasulullah, dengan kesimpulan sebagian besar bulan Sya'ban dilalui Rasulullah dengan berpuasa.
Hal ini diperjelas oleh Imam an-Nawawi dalam al-Majmu' Syarhul Muhaddzab bahwa redaksi kedua: “Beliau sering berpuasa Sya’ban kecuali sedikit saja”, merupakan penjelas bagi redaksi pertama, yaitu: “Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya”. Maksudnya, redaksi kedua itu menjelaskan, maksud Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya adalah berpuasa pada sebagian besarnya. (Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmû’ Syarhul Muhaddzab, juz VI, h. 386).
Penjelasan di atas memberikan petunjuk kepada kita tentang puasa Sya'ban sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw dan pandangan ulama tentang hadits mengenai puasa Sya'ban. Penjelasan tersebut di antaranya adalah Rasulullah berpuasa di bulan Sya’ban cukup sering dan bahkan disebutkan di sebagain besar bulan Sya’ban tersebut.
Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan memperbanyak puasa sunnah di Bulan Sya'ban. Terkait jumlahnya bisa diserahkan kepada kemampuan masing-masing individu, sampai tingkat maksimal.
Niat dan Tata Cara Puasa Sya'ban
Berikut ini adalah lafal niat dan tata cara puasa Sya'ban, penjelasan Ibrahim al-Bajuri dalam Hâsyiyyatul Bâjuri ‘alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi dan ulama lainnya.
Niat Puasa Sya'ban
نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma sya’bana lilahi ta’ala.
Artinya: Saya niat puasa Sya’ban karena Allah ta’ala.
Selain niat di dalam hati juga disunnahkan mengucapkannya dengan lisan.
Tata Cara Puasa Sya'ban
1. Niat. Dalam Fahul Mu'in, Al-Malibari menejelaskan, sebagaimana puasa sunnah lainnya, niat puasa Syaban dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.
2. Makan sahur. Lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.
3. Melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.
4. Lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.
Rasulullah bersabda, yang artinya "Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan (HR an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra).
5. Segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib. (Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyyatul Bâjuri ‘alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi, [Semarang, Thoha Putra], juz I, h. 292-294).
Keutamaan Puasa Sya'ban
Berikut ini adalah keutamaan puasa Sya'ban, penjelasan Syekh Nawawi al-Bantani dan ulama lainnya.
1. Syafaat di hari kiamat
Keutaman puasa Sya’ban di antaranya adalah mendapatkan syafaat Rasulullah saw pada hari kiamat kelak. Syekh Nawawi al-Bantani dalam Kitab Nihayatuz Zain menjelaskan, yang artinya:
"Puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Sya’ban, karena kecintaan Rasulullah saw terhadapnya. Karenanya, siapa saja yang memuasainya, maka ia akan mendapatkan syafaat belau di hari kiamat," (Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-în, [Bairut, Dârul Fikr], h. 197).
2. Pahala Luar Biasa
Bulan Sya'ban merupakan salah satu bulan yang sangat istimewa dalam kalender Islam. Bulan ini memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah anjuran untuk melaksanakan puasa sunnah di bulan Sya'ban.
Rasulullah SAW sendiri memberikan perhatian khusus terhadap bulan ini dengan meningkatkan ibadah, termasuk puasa sunnah. Dalam artikel ini, kita akan membahas keutamaan puasa sunnah di bulan Sya'ban serta hikmah dan manfaat yang terkandung di dalamnya.
Bolehkah Puasa setelah Nisfu Sya'ban?
Puasa setelah Nisfu Sya'ban atau pertengahan Sya'ban hukumnya haram. Hal itu dijelaskan Ibrahim al-Bajuri dalam Hâsyiyyatul Bâjuri ‘alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi.
Selain itu, ada hadis riwayat Abu Hurairah yang mengharamkan puasa pada separuh kedua bulan Sya’ban, yang artinya:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh Rasullah saw bersabda: ‘Ketika Sya’ban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa (HR Imam Lima: Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Berdasarkan hadits ini maka puasa Sya’ban haram dilakukan bila dimulai pada tanggal 16. Puasa Sya’ban harus dimulai sebelum tanggal tersebut, sejak tanggal 1 atau paling maksimal tanggal 15.
Bila sampai tanggal 15 belum berpuasa, maka haram berpuasa pada tanggal 16 sampai akhir Sya’ban sesuai petunjuk hadis tersebut.
People also Ask
1. Apakah boleh puasa Syaban 1 hari saja?
Berdasarkan hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada larangan untuk menjalankan puasa Nisfu Syaban hanya satu hari.
2. Kapan puasa Syaban 2025 jatuh pada tanggal?
Puasa Nisfu Syaban 2025 jatuh pada tanggal 14 Februari 2025, yang bertepatan dengan tanggal 15 Syaban 1446 H. Malam Nisfu Syaban, yaitu malam sebelum puasa, jatuh pada Kamis malam, 13 Februari 2025.
3. Apakah puasa Nisfu Syaban boleh 1 hari di hari Jumat?
Berpuasa di Nisfu Syaban seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa diperbolehkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa Nisfu Syaban tahun ini jatuh pada hari Jumat, 14 Februari 2025. Masih dari sumber yang sama, jumhur ulama berpendapat bahwa makruh hukumnya berpuasa di hari Jumat saja.
4. 15 Syaban itu hari apa?
Tanggal 15 Syaban dalam kalender Hijriah, yang dikenal sebagai Nisfu Syaban.
Sumber Referensi:
- Kitab al-Jami al-Musnad as-Sahih al-Mukhtasar min Umur Rasulilah ﷺ wa Sunanihi wa Ayyamihi (Shahih Bukhari), Imam Bukhari
- Al-Majmu' Syarhul Muhaddzab, Imam an-Nawawi
- Hâsyiyyatul Bâjuri ‘alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi, Ibrahim al-Bajuri
- Fahul Mu'in, Ahmad Zainuddin Alfannani (Al-Malibari)
- Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-în, Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi