Rabbighfirli Waliwalidayya Warhamhuma Kamaa Rabbayani Saghira Arab, Ini Waktu Terbaik Membacanya

2 months ago 20

Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, doa memiliki kedudukan yang sangat istimewa sebagai sarana komunikasi antara hamba dan Sang Pencipta. Salah satu doa yang memiliki makna mendalam dan sering dipanjatkan adalah doa untuk kedua orang tua. Doa ini bukan hanya sekadar rangkaian kata, tetapi juga ungkapan rasa syukur, cinta, dan permohonan ampunan bagi mereka yang telah berjasa dalam hidup kita.

Doa rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira adalah permohonan yang tulus kepada Allah SWT agar mengampuni dosa-dosa kedua orang tua dan melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka sebagaimana mereka telah menyayangi dan merawat kita sejak kecil.  Jurnal ilmiah berjudul “Konsep Berbakti Kepada Orang Tua dalam Al-Qur’an” oleh Dr. Nur Hidayati (Jurnal Al-Tadzkiyah, STAIN Pamekasan, 2017), doa ini dianalisis sebagai refleksi dimensi spiritual dan sosial dalam hubungan anak dan orang tua. 

Doa ini bersumber dari Al-Qur'an dan menjadi bagian penting dalam ibadah seorang Muslim. Keutamaan doa ini juga ditegaskan dalam berbagai hadis, yang menyebutkan bahwa doa anak saleh kepada orang tuanya adalah salah satu amal yang tidak akan terputus pahalanya.

 Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira arab dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Senin (14/7/2025).

Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami dan minuman kami, serta menjadikan kami sebagai orang-orang islam.

Doa untuk Kedua Orang Tua Lengkap Arab dan Artinya

Doa untuk kedua orang tua merupakan bagian dari adab Islami yang diajarkan langsung dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW. Salah satu doa paling masyhur, bersumber dari Al-Qur’an surah Al-Isrā’ ayat 24:

  • Teks Doa dalam Arab:
  •  رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ، وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
  • Transliterasi Latin: Rabbighfir lī wa li-wālidayya warhamhumā kamā rabbayānī ṣaghīrā
  • Artinya: “Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka telah memeliharaku waktu kecil.”

Ayat ini disebutkan dalam Surah Al-Isrā’ (17): 24 sebagai bentuk perintah Allah SWT kepada anak untuk merendahkan diri kepada orang tua dan memanjatkan doa.

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرً

wakhfidl lahumâ janâḫadz-dzulli minar-raḫmati wa qur rabbir-ḫam-humâ kamâ rabbayânî shaghîrâ

Artinya: Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada waktu kecil.”

Tafsir lengkap mengenai ayat ini dapat ditemukan dalam Tafsir al-Muyassar terbitan King Fahd Complex (Madinah, 2007) yang menyatakan bahwa ayat ini menjadi dasar utama bentuk bakti anak dalam bentuk spiritual, yakni doa.

Keutamaan Mendoakan Orang Tua

Mendoakan orang tua memiliki keutamaan yang sangat besar dalam Islam. Doa seorang anak saleh adalah salah satu dari tiga amalan yang tidak akan terputus pahalanya meskipun orang tersebut telah meninggal dunia.  

 1. Wujud balas budi atas pengasuhan mereka

Al-Qur’an secara eksplisit mendorong umat Islam untuk selalu mendoakan orang tua. Dalam Surah Al-Isra ayat 24, Allah berfirman: 

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka telah mendidikku waktu kecil.'" (Surat Al-Isra: 24)

Dalam tafsirnya, Imam Al-Qurthubi dalam Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an menjelaskan bahwa ayat ini menegaskan pentingnya mendoakan orang tua sebagai wujud balas budi atas pengasuhan mereka. Bahkan setelah wafat pun, doa seorang anak akan menjadi amal jariyah bagi orang tuanya. Hadis Nabi Muhammad ﷺ juga memperkuat perintah ini. Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah bersabda:

"Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim, No. 1631)

Hadis ini menjadi fondasi kuat dalam Islam bahwa doa anak kepada orang tua menjadi bagian dari kelangsungan pahala mereka di alam kubur.

 2. Bentuk Birrul Walidain

Dalam kitab Birrul Walidain karya Ibnu al-Jauzi, dijelaskan bahwa:

"Di antara bentuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua) yang paling mulia adalah terus mendoakan mereka, baik semasa hidup maupun setelah wafat."

Kitab ini secara khusus membahas bagaimana anak dapat membalas jasa orang tua melalui doa yang tulus, termasuk membacakan istighfar dan memohon ampunan bagi mereka. Sementara itu, Imam Nawawi dalam Al-Adzkar juga menganjurkan agar seorang anak memperbanyak doa seperti:

"Allahummaghfir li wa liwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira" (Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan rahmatilah mereka sebagaimana mereka mengasihiku saat kecil)

Doa ini berasal dari Al-Qur’an dan termasuk yang paling utama dalam rangka birrul walidain.

3. Nilai Ibadah Berkelanjutan

Dalam artikel ilmiah berjudul “Konsep Birrul Walidain dalam Perspektif Islam” karya Hofifah Astuti, yang dimuat dalam Jurnal Riset Agama (Vol. 21, No. 2, 2021), disebutkan bahwa:

“Mendoakan orang tua bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga bernilai ibadah yang berkelanjutan. Doa anak saleh merupakan bentuk ketaatan yang hasilnya dirasakan oleh kedua orang tua, terutama setelah wafatnya mereka.”

Penelitian ini menekankan bahwa mendoakan orang tua adalah satu bentuk pengabdian spiritual yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.

Juga dalam penelitian “Islamic Perspective to the Responsibilities of Parents and Teachers towards Children’s Education in the Modern Era” oleh Shahab Naimat Khan dan Hafiz Nasir Ali (Al Khadim Research Journal, 2021), disebutkan bahwa:

“Islam places high importance on the child’s prayer for their parents, linking it with both educational success and moral development.”

Hal ini menunjukkan bahwa dalam konteks pendidikan pun, kebiasaan mendoakan orang tua membentuk kepribadian dan akhlak mulia pada anak

4. Membawa Keberkahan

Keutamaan ini tak hanya berdampak bagi orang tua, tetapi juga membawa keberkahan bagi si anak. Dalam Fath al-Bari karya Ibnu Hajar al-Asqalani, dijelaskan bahwa:

“Anak yang selalu mendoakan orang tuanya akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT dan dimudahkan rezekinya.”

Demikian pula, dalam Tafsir Al-Mazhari disebutkan bahwa doa anak kepada orang tua dapat membuka pintu-pintu keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat. 

Waktu Terbaik Mengamalkan Rabbighfirli Waliwalidayya Warhamhuma Kamaa Rabbayani Saghira

Sebenarnya, tidak ada waktu khusus yang ditetapkan untuk membaca doa rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira. Doa ini dapat dipanjatkan kapan saja dan di mana saja, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Namun, ada beberapa waktu yang dianggap lebih utama untuk membaca doa ini, di antaranya:

1. Sepertiga Malam Terakhir

Dalam hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan...?”(HR. Bukhari No. 1145, Muslim No. 758)

Ini adalah waktu paling dianjurkan untuk memanjatkan doa, termasuk doa kepada orang tua.

2. Antara Adzan dan Iqamah

Hadis dari Anas bin Malik menyebut:

"Doa di antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak."(HR. Abu Dawud No. 521, dinilai hasan oleh Al-Albani)

Pada saat inilah banyak ulama menyarankan membaca doa untuk kedua orang tua agar mendapat keberkahan.

3. Setelah Shalat Fardhu

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menuliskan bahwa setelah shalat wajib adalah salah satu waktu terbaik untuk berdzikir dan berdoa. Ia juga menyebutkan doa:

"Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira"sebagai doa harian yang sebaiknya dibaca setelah shalat.

4. Saat Sujud dalam Shalat

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Saat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabb-nya adalah ketika ia sujud. Maka perbanyaklah doa saat itu.”(HR. Muslim No. 482)

Karena itu, membaca doa ini dalam sujud—meskipun tidak termasuk dalam bacaan wajib—sangat dianjurkan sebagai bentuk personal doa.

5. Hari Jumat, Terutama Setelah Ashar

Dalam hadis riwayat Abu Dawud dan dinilai sahih oleh Al-Albani, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Pada hari Jumat terdapat satu waktu yang tidaklah seorang muslim berdoa kecuali akan dikabulkan oleh Allah."(HR. Abu Dawud No. 1046)

Mayoritas ulama menyebut waktu ini adalah setelah Ashar hingga Maghrib. Membaca doa untuk orang tua di waktu tersebut sangat dianjurkan.

6. Saat Berpuasa dan Menjelang Berbuka

Dalam kitab Fath al-Bari, Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa doa orang yang berpuasa—terutama menjelang berbuka—adalah salah satu yang paling mustajab. Ini juga sesuai dengan hadis:

“Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak saat ia berbuka.”(HR. Ibnu Majah No. 1753, Hasan)

QnA Seputar Rabbighfirli Waliwalidayya Warhamhuma Kamaa Rabbayani

Q: Apakah doa “Rabbighfirli Waliwalidayya…” hanya untuk orang tua yang sudah meninggal?

A: Tidak. Doa ini dianjurkan untuk dibaca baik orang tua masih hidup maupun sudah wafat. Saat mereka masih hidup, doa ini menjadi bentuk bakti dengan memohon ampunan dan rahmat Allah untuk mereka. Jika sudah wafat, doa ini menjadi amal jariyah anak untuk orang tuanya, sebagaimana sabda Nabi ﷺ tentang anak yang mendoakan orang tuanya termasuk amal yang tidak terputus (HR. Muslim).

Q: Apa makna kalimat “Kamaa Rabbayani Shaghira” dalam doa ini?

A: Kalimat ini berarti “sebagaimana mereka telah mendidikku saat aku masih kecil.” Ini menunjukkan pengakuan seorang anak atas jasa dan kasih sayang orang tua yang luar biasa sejak kecil. Dengan membaca doa ini, kita juga sedang memupuk rasa syukur dan empati kepada orang tua atas segala pengorbanan mereka dalam mendidik, mengasuh, dan menjaga kita sejak kecil.

Q: Apakah doa ini disebutkan langsung dalam Al-Qur’an?

A: Ya, doa ini terdapat dalam Al-Qur’an, tepatnya pada Surah Al-Isra’ ayat 24: “وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا” Meski redaksinya dalam ayat menggunakan lafaz “رَّبِّ ارْحَمْهُمَا”, umat Islam biasanya menambahkan permohonan ampunan “رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ” sehingga menjadi doa yang lengkap dalam memohon ampunan dan rahmat bagi diri sendiri dan kedua orang tua.

Q: Apakah doa ini hanya dibaca setelah sholat, atau boleh dibaca kapan saja?

A: Doa ini sangat fleksibel, boleh dibaca setelah sholat, sebelum tidur, saat selesai membaca Al-Qur’an, atau kapan saja dalam aktivitas sehari-hari. Para ulama menganjurkan memperbanyak doa untuk kedua orang tua setiap hari agar menjadi bentuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua) secara konsisten.

Q: Apakah dengan membaca doa ini bisa membantu orang tua di akhirat kelak?

A: Insya Allah, doa anak yang saleh akan sampai kepada orang tua dan menjadi amal pahala bagi mereka, sebagaimana hadits riwayat Muslim bahwa ketika manusia meninggal, amalnya terputus kecuali tiga hal, salah satunya adalah “anak yang saleh yang mendoakannya.” Doa ini dapat menjadi sebab ampunan dan rahmat Allah bagi kedua orang tua kita di akhirat, serta menjadi bukti bakti seorang anak walau mereka telah tiada.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |