Liputan6.com, Jakarta - Dalam menghadapi masalah hidup, banyak orang mencari solusi yang rumit dan penuh strategi. Namun, dalam salah satu kajian tausiyahnya, KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha justru menyampaikan resep yang sederhana namun sangat ampuh: istighfar.
Amalan ini, menurut Gus Baha, bukan berasal dari dirinya sendiri. Ia menukil dari seorang ulama besar, Hasan Al Basri, yang hidup di masa tabi'in dan dikenal dengan kedalaman ilmu serta kebijaksanaannya dalam memimpin umat.
Dalam berbagai situasi sulit, baik yang dihadapi dirinya maupun umat, Hasan Al Basri disebut selalu memberikan nasihat yang sama, memperbanyak istighfar. Gus Baha menyebut hal ini sebagai "respon universal" dari seorang alim terhadap segala jenis masalah.
“Pertanyaan apa pun, jawabannya selalu istighfar,” tutur Gus Baha dalam ceramah yang dikutip dari kanal YouTube Dawuh Auliya, yang dikutip Ahad (13/07/2025).
Gus Baha menjelaskan bahwa dalam sejarahnya, Hasan Al Basri sering dikunjungi oleh banyak orang dengan ragam keluhan. Mulai dari masalah hidup; ekonomi, keluarga, hingga kekeringan yang melanda sebuah wilayah.
Simak Video Pilihan Ini:
Jasad Nelayan Korban Perahu Terbalik di Laut Selatan Kebumen Ditemukan Mengapung
Solusinya Hanya Satu, Istighfar
Menariknya, Hasan Al Basri tidak pernah memberikan solusi berbeda-beda untuk tiap kasus. Ia hanya menjawab satu kata yang sama: istaghfirullah.
Namun, nasihat itu sempat dipertanyakan oleh sebagian orang yang merasa tidak puas. Mereka mengeluhkan bahwa jawaban Hasan Al Basri selalu sama, padahal masalah yang mereka hadapi berbeda-beda.
“Wahai Hasan, engkau jawab orang itu dengan istighfar, padahal masalahku lain lagi, kenapa sama?” begitu kira-kira protes dari seorang yang datang kepadanya.
Menanggapi keluhan tersebut, Hasan Al Basri menjawab dengan tenang, “Asal Tuhan mengampuni, semuanya akan terkabul. Yang penting istighfar.”
Penjelasan ini kemudian menjadi titik terang bagi banyak orang. Bahwa akar dari berbagai masalah hidup sering kali bersumber dari dosa dan kesalahan pribadi yang belum disadari atau belum dimintakan ampun kepada Allah.
Gus Baha pun menegaskan bahwa istighfar bukan hanya bacaan ringan di lisan, tetapi kunci yang membuka jalan keluar dari kesempitan hidup. Baik itu kesulitan rezeki, kesehatan, maupun urusan rumah tangga.
Menurutnya, selama manusia tidak membersihkan diri dari dosa-dosanya, berbagai problem bisa menjadi beban yang berat. Maka memperbanyak istighfar adalah bentuk penyucian hati sekaligus pengundang pertolongan Allah.
Jika Allah Ridha, Semua Dimudahkan
“Kalau Allah sudah ridha dan mengampuni, semuanya akan dimudahkan,” ujar Gus Baha, menegaskan ulang hikmah dari Hasan Al Basri.
Dalam kesempatan itu, Gus Baha juga mengingatkan bahwa manusia sering lupa bahwa masalah yang datang bisa jadi adalah peringatan lembut dari Allah agar kita kembali mengingat-Nya dan memohon ampunan.
Oleh karena itu, istighfar bukan hanya bacaan, tapi juga bentuk kesadaran diri bahwa kita adalah hamba yang penuh kekurangan dan selalu butuh rahmat dari Sang Maha Pengampun.
Melalui kisah Hasan Al Basri tersebut, Gus Baha ingin mengajak umat Islam untuk tidak meremehkan kekuatan istighfar. Bukan hanya sebagai solusi darurat, melainkan sebagai kebiasaan harian.
Karena itu, ketika hidup terasa sempit dan segala ikhtiar tidak membuahkan hasil, barangkali saatnya kita menengok ke dalam diri dan memperbanyak istighfar kepada Allah SWT.
“Jangan remehkan istighfar. Itu bisa menjadi kunci semua masalah,” tutup Gus Baha dalam kajian tersebut.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul