1. وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ
Wat-tīni waz-zaitūn(i).
Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,”
2. وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ
Wa ṭūri sīnīn(a).
Artinya: “Dan demi Gunung Sinai,”
3. وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ
Wa hāżal-baladil-amīn(i).
Artinya: “Dan demi negeri (Makkah) yang aman ini,”
4. لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
Laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm(in).
Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
5. ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سٰفِلِيْنَۙ
Ṡumma radadnāhu asfala sāfilīn(a).
Artinya: “Kemudian, Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,”
6. اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ
Illal-lażīna āmanū wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti falahum ajrun gairu mamnūn(in).
Artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Maka, mereka akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.”
7. فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِۗ
Famā yukażżibuka ba'du bid-dīn(i).
Artinya: “Maka, apa alasanmu (wahai orang kafir) mendustakan hari Pembalasan setelah (adanya bukti-bukti) itu?”
8. اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ ࣖ
Alaisallāhu bi'aḥkamil-ḥākimīn(a).
Artinya: “Bukankah Allah hakim yang paling adil?”
Makna Surat At-Tin Menurut Tafsir dan Ulama
Dalam Tafsir Al-Munir, Prof. Wahbah az-Zuhaili menjelaskan bahwa Surat At-Tin menyampaikan pesan penting tentang kemuliaan dan tanggung jawab manusia. Allah bersumpah atas buah tin dan zaitun yang merupakan simbol dari wilayah Damaskus dan Baitul Maqdis—dua tempat yang memiliki nilai sejarah dalam perjalanan para nabi, khususnya Nabi Nuh AS dan Nabi Isa AS. Gunung Sinai adalah tempat Nabi Musa AS menerima wahyu, sedangkan Kota Makkah merupakan tempat Nabi Muhammad SAW diutus.
Sumpah ini menjadi pembuka pernyataan besar: bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna (آحْسَنِ تَقْوِيم). Kesempurnaan ini tidak hanya secara fisik, tapi juga potensi spiritual dan moral. Namun jika manusia mengingkari iman dan menyimpang dari petunjuk, maka posisinya bisa jatuh ke dalam kehinaan, sebagaimana ditegaskan dalam ayat 5.
Ayat 6 memberikan harapan, bahwa hanya mereka yang beriman dan beramal salehlah yang akan mendapatkan ganjaran abadi. Selanjutnya, Allah menegaskan keadilan-Nya dalam ayat terakhir, yang menjadi penutup kuat: "Bukankah Allah hakim yang paling adil?"