Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, takdir muallaq adalah ketetapan Allah SWT yang sifatnya tergantung pada ikhtiar dan doa manusia, bukan merupakan nasib mutlak seperti takdir mubram. Artinya, ketentuan ini tidak benar-benar final, sehingga manusia masih bisa mengubahnya melalui usaha sungguh‑sungguh dan tawakkal. Dengan memahami konsep ini, seorang muslim didorong untuk aktif berusaha sekaligus berserah kepada Allah, bukan pasif tanpa melakukan apa pun.
Dalam kitab Qadha dan Qadar karya Ibnu Qayyim al‑Jawziyyah, dijelaskan bahwa banyak kondisi kehidupan yang hanya akan tercapai jika diiringi ikhtiar manusia. Jika seseorang ditakdirkan sebagai orang yang paling alim pada masanya, maka ia tidak akan mencapai kedudukan tersebut, kecuali melalui usaha dan kesungguhannya di dalam belajar. Pernyataan ini menegaskan bahwa takdir muallaq adalah ketetapan Allah SWT yang menuntut peran manusia agar dapat benar‑benar terjadi.
Contoh lainnya bisa ditemukan dalam buku Panduan Muslim Sehari‑hari karya DR KH M. Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El‑Sutha, yang menjelaskan bahwa secara istilah, takdir muallaq merupakan ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiar. Pernyataan ini memperkuat bahwa takdir muallaq adalah sesuatu yang "digantungkan" pada amal manusia, sehingga bersandar kepada doa dan tindakan nyata benar‑benar bisa mengubah hasil yang telah ditetapkan.
Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Sabtu (12/7/2025).
Quraish Shihab menjelaskan, ada pula takdir dimana manusia diberi kebebasan untuk memilih takdir-takdir apa yang dalam kemampuannya
Takdir Muallaq Adalah
Dalam keimanan kepada rukun Islam, percaya kepada takdir merupakan salah satu rukun iman yang ke-6. Takdir, dalam Islam, diyakini sebagai ketetapan Allah SWT atas segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, termasuk kehidupan manusia. Namun, di balik keyakinan tersebut, terdapat pembagian yang penting untuk dipahami, yakni antara takdir muallaq dan takdir mubram. Di antara keduanya, takdir muallaq adalah bentuk takdir yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia, sebab ia memberikan ruang untuk perubahan melalui usaha, ikhtiar, dan doa.
Secara bahasa, muallaq berarti 'digantungkan'. Dalam konteks takdir, takdir muallaq adalah takdir yang pelaksanaannya digantungkan pada usaha manusia. Artinya, Allah SWT telah menetapkan suatu ketetapan, namun memberikan kesempatan kepada manusia untuk berusaha mengubahnya melalui ikhtiar dan doa. Dengan kata lain, takdir muallaq adalah ketetapan ilahi yang dapat berubah lewat usaha dan doa.
Menurut M. Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i Atas Pelbagai Persoalan Umat, menjelaskan bahwa takdir diambil dari kata qaddara yang berarti mengukur, memberi kadar, atau ukuran. Sehingga, takdir muallaq dapat dipahami sebagai ketetapan Allah yang memberikan batasan tertentu, namun memberikan ruang bagi manusia untuk berusaha mencapai yang terbaik dalam batasan tersebut.
Dengan memahami pengertian takdir muallaq adalah, seorang muslim diharapkan tidak hanya pasrah pada keadaan, tetapi juga termotivasi untuk berusaha dan berdoa agar mendapatkan hasil yang terbaik. Usaha dan doa menjadi kunci untuk mengubah takdir yang telah ditetapkan Allah SWT.
Perbedaan Takdir Mullaq dan Takdir Mubram
Untuk memahami perbedaan mendalam antara kedua jenis takdir ini, sangat penting untuk memperhatikan sifat mutlak atau kondisional dari masing-masing. Takdir mubram adalah ketentuan Allah yang tidak dapat diubah dalam kondisi apapun. Ini adalah keputusan final, yang menjadi rahasia Allah di Lauhul Mahfudz, dan manusia tidak memiliki akses atau kemampuan untuk memengaruhinya. Takdir ini mencakup hal-hal seperti waktu kematian, jenis kelamin seseorang saat lahir, serta kejadian besar yang tidak bisa dihindari.
Sebaliknya, takdir muallaq adalah ketetapan yang bergantung pada ikhtiar manusia. Dalam banyak literatur klasik maupun kontemporer, dijelaskan bahwa takdir muallaq memungkinkan perubahan hasil berdasarkan tindakan manusia. Misalnya, seseorang bisa saja memiliki takdir untuk panjang umur, tetapi ketentuan ini dapat berubah jika ia menjalani hidup dengan kebiasaan buruk seperti merokok berlebihan atau makan tidak sehat. Maka dalam hal ini, amal dan perilaku manusia menjadi penentu arah takdirnya.
Takdir mubram tidak bergantung pada sebab apa pun dari manusia. Ini adalah ketentuan yang sudah pasti terjadi dan tidak akan berubah walaupun manusia berusaha atau berdoa. Bahkan, terkadang takdir mubram disembunyikan dari manusia agar ia tetap berikhtiar dan tawakkal secara seimbang.
Sedangkan pada takdir muallaq, Allah memberikan “syarat”, dan hasil akhirnya bisa berbeda tergantung terpenuhi atau tidaknya syarat tersebut. Maka dari itu, sangat penting untuk mengenali bahwa dalam kehidupan ini, sebagian besar dari yang kita hadapi merupakan bagian dari takdir muallaq, yang artinya masih bisa kita pengaruhi.
Dalil Tentang Takdir Muallaq
Dalil tentang takdir muallaq telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat Al Quran sebagai berikut:
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
Arab-latin: Lahụ mu'aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓụnahụ min amrillāh, innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū`an fa lā maradda lah, wa mā lahum min dụnihī miw wāl.
Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar Rad ayat 11)
Contoh Takdir Muallaq dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Rezeki
Salah satu contoh paling nyata dari takdir muallaq adalah persoalan rezeki. Seorang muslim bisa saja memiliki takdir untuk menjadi orang yang berkecukupan, tetapi apabila ia tidak berusaha, malas bekerja, dan tidak pandai mengelola uang, maka rezeki tersebut tidak akan datang sebagaimana yang ditetapkan. Bahkan bisa jadi, ketetapan itu bergeser menjadi kesulitan finansial sebagai akibat dari sikap hidupnya sendiri. Sebaliknya, orang yang terus berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh, bisa memperoleh rezeki yang sebelumnya tampak mustahil.
2. Kesembuhan dari Penyakit
Contoh lainnya adalah dalam hal kesembuhan dari penyakit. Banyak orang menganggap bahwa sakit adalah takdir yang harus diterima, dan mereka hanya pasrah tanpa melakukan pengobatan. Padahal dalam konsep takdir muallaq, kesembuhan sangat bergantung pada usaha untuk berobat, memperbaiki pola makan, berdoa, dan bersedekah. Bahkan dalam hadis shahih disebutkan bahwa “Setiap penyakit ada obatnya.” Maka seseorang bisa sembuh jika ia menemukan dan menggunakan obat tersebut, dengan izin Allah.
3. Panjang Umur
Panjang umur juga termasuk dalam takdir muallaq. Dalam satu hadis riwayat Ahmad dan Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan dilapangkan rezekinya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” Hadis ini menunjukkan bahwa umur dan rezeki dapat dipengaruhi oleh amal perbuatan, seperti menjalin hubungan baik dengan keluarga dan orang lain. Maka di sini jelas terlihat bahwa umur tidak bersifat mutlak, yakni panjang atau pendeknya bisa berubah tergantung amal.
4. Pendidikan dan Kecerdasan
Pendidikan dan kecerdasan juga merupakan bagian dari takdir muallaq. Seseorang mungkin memiliki potensi yang besar, tetapi tanpa belajar dan kerja keras, ia tidak akan mencapai apa-apa. Dalam kehidupan nyata, kita melihat bagaimana orang-orang dengan keterbatasan bisa meraih prestasi luar biasa karena kegigihan mereka, sedangkan orang yang memiliki kemudahan namun malas justru tertinggal jauh. Hal ini membuktikan bahwa hasil akhir bukan hanya ditentukan oleh ketetapan awal, tetapi juga oleh bagaimana seseorang berusaha meraih takdir terbaiknya.
Cara Menyikapi Takdir Muallaq dengan Bijak
Menyikapi takdir muallaq adalah membutuhkan keseimbangan antara usaha, doa, dan tawakal. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
- Berusaha semaksimal mungkin: Lakukan yang terbaik dalam setiap usaha dan pekerjaan. Jangan mudah menyerah dan teruslah berikhtiar.
- Berdoa kepada Allah SWT: Panjatkan doa kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dan keberkahan dalam setiap usaha.
- Bertawakal kepada Allah SWT: Setelah berusaha dan berdoa, serahkan hasil akhir kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
Dengan menyikapi takdir muallaq adalah dengan bijak, seorang muslim dapat menjalani kehidupan dengan lebih optimis dan penuh semangat. Usaha dan doa akan menjadi bekal untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
QnA Seputar Takdir Muallaq
Q: Apa sebenarnya pengertian takdir muallaq secara ringkas?
A: Takdir muallaq adalah ketetapan Allah SWT yang masih bisa berubah berdasarkan ikhtiar, doa, amal, dan perbuatan manusia. Ketentuan ini dituliskan dengan kemungkinan-kemungkinan, tergantung pada sebab yang ditempuh oleh individu tersebut.
Q: Apa dasar Al-Qur’an yang menunjukkan adanya takdir muallaq?
A: Salah satunya adalah QS. Ar-Ra’d ayat 11: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Ayat ini menunjukkan bahwa perubahan takdir bisa terjadi jika manusia melakukan perubahan dalam diri mereka.
Q: Apakah doa bisa mengubah takdir muallaq?
A: Ya, doa adalah salah satu faktor penting yang bisa mengubah takdir muallaq. Dalam hadis riwayat Tirmidzi disebutkan bahwa “Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa.” Artinya, doa memiliki peran aktif dalam menentukan hasil dari takdir yang masih bersifat kondisional.
Q: Bagaimana cara mengetahui apakah suatu peristiwa termasuk takdir muallaq atau mubram?
A: Manusia tidak bisa mengetahui secara pasti apakah suatu peristiwa adalah takdir muallaq atau mubram. Namun, Islam mengajarkan agar kita tetap berusaha, berdoa, dan bertawakal. Jika suatu hal bisa diikhtiarkan atau diupayakan, maka itu biasanya masuk dalam kategori takdir muallaq.
Q: Apakah kematian termasuk takdir muallaq?
A: Umumnya kematian termasuk dalam takdir mubram. Namun ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa sebab-sebab kematian, seperti kecelakaan atau penyakit yang terkadang bisa dicegah atau ditunda jika manusia melakukan usaha atau perlindungan tertentu. Tetapi waktu kematian secara pasti hanya diketahui Allah dan merupakan bagian dari rahasia-Nya.
Q: Mengapa penting memahami takdir muallaq dalam kehidupan sehari-hari?
A: Memahami takdir muallaq membuat kita tidak mudah menyerah dalam hidup. Sebaliknya, kita jadi sadar bahwa banyak hal masih bisa berubah asalkan kita berusaha dan berdoa. Ini menciptakan sikap positif, aktif, dan penuh harapan dalam menghadapi berbagai ujian dan harapan hidup.
Q: Apakah takdir muallaq bisa berubah menjadi takdir mubram?
A: Secara konsep, takdir muallaq dan mubram memiliki sifat tetap masing-masing. Namun, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Dalam hikmah-Nya, suatu ketetapan yang semula bersyarat bisa saja kemudian dijadikan keputusan mutlak. Tapi ini adalah wilayah ghaib yang tidak bisa dijangkau manusia.
Q: Bagaimana peran malaikat dalam pencatatan takdir muallaq?
A: Malaikat mencatat segala sesuatu yang dilakukan manusia, termasuk amal baik dan buruk, serta mendoakan atau mencatat perubahan sesuai dengan kehendak Allah. Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa malaikat bisa diizinkan mencabut atau memperpanjang takdir berdasarkan doa hamba yang dikabulkan.