Tata Cara Wudhu yang Benar agar Sholat Sah, Mudah dan Lengkap dengan Bacaan Doanya

1 month ago 21

Liputan6.com, Jakarta Wudhu bukan hanya soal membasuh air ke anggota tubuh. Lebih dari itu, tata cara wudhu adalah ibadah yang punya aturan spesifik yang tak boleh diabaikan. Salah satu akibat bila tata cara ini tidak diikuti secara tepat adalah sholat yang tidak sah. Tidak sedikit umat Islam mengira bahwa selama air telah menyentuh wajah dan tangan, maka wudhunya sudah selesai. Padahal, ada rukun-rukun yang harus dilakukan secara berurutan, dan bagian-bagian tubuh yang wajib terkena air. Bila satu saja terlewat, maka seluruh ibadah sholat bisa tertolak.

Mengutip Abdullah Bafadhal Al-Hadhrami dalam Kitab Busyral Karim bi Syarhi Masa’ilit Ta’lim (Beirut, Darul Fikr: 2012), wudhu disyariatkan karena shalat merupakan munajat kepada Tuhan sehingga dibutuhkan keadaan badan yang suci.

Sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW:

لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ

Lā tuqbalū shalātun bighairi thuhūr

"Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci." (HR. Muslim)

Memahami Urgensi Wudhu Sebelum Sholat

Wudhu bukan sekadar membersihkan diri, tapi bentuk kesucian lahir dan batin sebelum menghadap Allah. Allah SWT telah memerintahkan dalam QS Al-Maidah ayat 6 agar setiap Muslim berwudhu sebelum mendirikan sholat:

Arab:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

Latin:

Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qumtum ilāṣ-ṣalāti faghsilū wujūhakum wa aidiyakum ilal-marāfiqi wamsaḥū biru’ūsikum wa arjulakum ilal-ka‘bain

Terjemahan:

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku, sapulah kepalamu, dan basuhlah kakimu sampai kedua mata kaki." (QS. Al-Maidah: 6)

Hadis Nabi ﷺ juga memperkuat hal tersebut:

Arab:

لَا تُقْبَلُ صَلَاةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

Latin:

Lā tuqbalū shalātu man aḥdatsa ḥattā yatawaḍḍa’a

Terjemahan:

"Tidak diterima shalat orang yang berhadats sampai ia berwudhu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah juga mengajarkan bahwa wudhu dapat menggugurkan dosa:

Arab:

مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Latin:

Man tawadldla’a naḥwa wuḍū’ī hāżā ṡumma shallā rak‘ataini lā yuḥaddiṡu fīhimā nafsahū ghufira lahu mā taqaddama min żanbihī

Terjemahan:

"Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini lalu sholat dua rakaat dan tidak berbicara dalam hati, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Rukun Wudhu yang Wajib Dilakukan Secara Berurutan

Mengutip situs resmi Kemenag RI, agar wudhu sah, ada enam rukun utama yang harus dilakukan secara tertib. Berikut rukun tata cara wudhu dalam bentuk listicle agar mudah diikuti:

1. Niat dalam hati

Harus dibarengkan saat mulai membasuh wajah. Contoh lafalnya: Nawaitu wudhu’a liraf’il hadats lillahi ta’ala.

2. Membasuh wajah

Mulai dari batas rambut kepala hingga dagu, dan dari telinga ke telinga. Termasuk bagian bawah jenggot jika ada.

3. Membasuh kedua tangan sampai siku

Air harus menyentuh seluruh bagian tangan, termasuk sela-sela jari dan bawah kuku.

4. Mengusap sebagian kepala

Cukup sebagian kepala, tetapi mengusap seluruh kepala adalah sunnah. Telinga disertakan sebagai bagian kepala.

5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

Dimulai dari jari-jari kaki dan menyela jari-jari dianjurkan. Pastikan air merata hingga mata kaki.

6. Tertib

Semua rukun harus dilakukan berurutan sebagaimana perintah Allah dalam QS. Al-Maidah: 6 di atas.

Sunnah-Sunnah Wudhu yang Melengkapi Kesempurnaan

Meski tidak membatalkan wudhu jika ditinggalkan, sunnah-sunnah ini dianjurkan agar mendapat keutamaan tambahan:

1. Membaca basmalah sebelum memulai

Arab:

لَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللهِ عَلَيْهِ

Latin:

Lā wuḍū’a liman lam yażkur ismallāhi ‘alaihi

Terjemahan:

"Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah atasnya." (HR. Tirmidzi)

2. Mencuci kedua tangan terlebih dahulu

Dilakukan sebanyak 3 kali, sebelum masuk ke tahap pembasuhan wajah.

3. Berkumur dan menghirup air ke hidung (istinsyaq dan istintsar)

Disebutkan dalam banyak hadis sebagai bagian dari kebersihan sempurna.

4. Mendahulukan anggota kanan

Seperti mendahulukan tangan kanan sebelum kiri, dan kaki kanan sebelum kaki kiri.

5. Membaca doa setelah wudhu

Arab:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Latin:

Asyhadu an lā ilāha illallāhu waḥdahū lā syarīka lah, wa asyhadu anna Muḥammadan ‘abduhū wa rasūluh, Allāhummaj‘alnī minat-tawwābīn, waj‘alnī minal-mutaṭahhirīn

Terjemahan:

"Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci."

Panduan Wudhu Sesuai Mazhab Syafi’i yang Dominan di Indonesia

Mazhab Syafi’i mengajarkan bahwa rukun tata cara wudhu berjumlah enam dan tidak boleh terlewat. Bahkan tertib menjadi bagian dari rukun, bukan hanya sekadar anjuran. Inilah yang membuat wudhu di mazhab Syafi’i cukup ketat demi menjaga sholat sah.

Redaksi niat yang biasa digunakan dalam Mazhab Syafi’i adalah:

Arab:

نَوَيْتُ الْوُضُوءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الأَصْغَرِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin:

Nawaitul wuḍū’a liraf‘il ḥadatsil aṣghari farḍan lillāhi ta‘ālā

Terjemahan:

"Aku berniat wudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah Ta’ala"

Penting dicatat bahwa meskipun mengusap telinga dan leher bukan rukun, tetapi sangat dianjurkan. Dalam praktiknya, banyak masyarakat Indonesia menganggap ini wajib karena telah menjadi kebiasaan turun-temurun.

Doa dan Adab Setelah Wudhu

Setelah selesai wudhu, sangat dianjurkan untuk berdoa menghadap kiblat. Doa yang masyhur berasal dari hadis:

Arab:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Latin:

Asyhadu an lā ilāha illallāhu waḥdahū lā syarīka lah, wa asyhadu anna Muḥammadan ‘abduhū wa rasūluh, Allāhummaj‘alnī minat-tawwābīn, waj‘alnī minal-mutaṭahhirīn

Terjemahan:

"Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci."

Adab tambahan setelah wudhu adalah:

1. Menyempurnakan basuhan

Tidak mengusap anggota wudhu dengan handuk langsung (menunggu kering sendiri)

2. Sholat dua rakaat setelahnya (shalat sunnah wudhu)

Rasulullah ﷺ bersabda:

Arab:

مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Latin:

Man tawadldla’a naḥwa wuḍū’ī hāżā ṡumma shallā rak‘ataini lā yuḥaddiṡu fīhimā nafsahū ghufira lahu mā taqaddama min żanbihī

Terjemahan:

"Barangsiapa berwudhu sebagaimana wudhuku ini, lalu shalat dua rakaat dengan penuh kekhusyukan, maka dosanya yang telah lalu diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)

People Also Ask

Apakah tertib dalam wudhu itu wajib?

Ya. Dalam mazhab Syafi’i, tertib termasuk rukun wudhu. Artinya, wudhu tidak sah jika rukun dilakukan tidak sesuai urutan.

Apa hukum membaca basmalah saat wudhu?

Membaca basmalah adalah sunnah muakkad. Namun jika lupa atau tidak tahu, wudhu tetap sah.

Apa yang membatalkan wudhu?

Segala sesuatu yang keluar dari dua jalan (qubul dan dubur), tidur nyenyak, hilang akal, menyentuh kemaluan dengan telapak tangan tanpa penghalang.

Bolehkah shalat tanpa wudhu?

Tidak boleh. Shalat tanpa wudhu adalah tidak sah sebagaimana sabda Nabi:

“Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci.” (HR Muslim)

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |