Liputan6.com, Jakarta - Turut berduka cita Islam adalah ungkapan belasungkawa yang disampaikan dengan adab takziah—dimulai dengan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un” dan dilanjutkan doa agar almarhum/almarhumah diampuni serta keluarga diberi ketabahan.
Dalam praktiknya, turut berduka cita Islam adalah ekspresi empati yang fokus pada doa, menjaga lisan, dan menguatkan keluarga yang berduka tanpa menambah kesedihan atau menyinggung keyakinan.
Ucapan ringkas yang umum:
إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ
Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un
Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nyalah kita kembali.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Turut berduka cita. Semoga Allah mengampuni dosanya dan menerima amalnya.” Ucapan lebih rinci dapat menambahkan doa rahmat, ampunan, dan kesabaran bagi keluarga.
Bagaimana Etika Takziah?
Etika takziah mencakup hadir (langsung atau via pesan) dengan kalimat sederhana, tidak berlebihan, serta menghindari spekulasi sebab kematian. Doa adalah inti, bukan narasi panjang.
Hindari kekeliruan frase, gunakan “husnul khatimah” (akhir yang baik), bukan “khusnul khatimah”, dan tidak perlu memakai “RIP” karena bukan tradisi Islam.
Contoh doa: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ (Allahummaghfirlahu warhamhu) atau untuk perempuan اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا, disertai harapan kuburnya menjadi taman surga.
Takziah juga bertujuan menguatkan keluarga, tawarkan bantuan praktis, jaga privasi, dan beri ruang duka. Sampaikan kehadiran tanpa memaksa percakapan.
Hukum takziah adalah sunnah. Tradisi lokal seperti tahlilan hadir sebagai sarana doa dan dukungan sosial; esensinya tetap mendoakan serta menguatkan keluarga.
Aspek Fikih Berkabung Apa Saja?
Aspek fikih terkait duka mencakup masa berkabung (ihdad) dan masa iddah bagi istri yang ditinggal wafat, dengan ketentuan menjaga kehormatan dan ibadah.
Rujukan keilmuan antara lain Tafsir Ayat Ahkam terkait kematian, Kompilasi Hukum Islam (KHI) tentang iddah/ihdad, serta literatur Fiqh Munakahat. Jurnal keislaman juga menelaah nilai edukatif tradisi takziah.
Panduan praktis tata cara mengucapkan turut berduka cita Islam:
mulai dengan istirja’, kirim doa singkat, sebut nama almarhum/almarhumah, doa ampunan dan rahmat, lalu tutup dengan dukungan pada keluarga. Hindari kalimat yang memicu debat atau menyalahkan.
Pada intinya, turut berduka cita islam adalah ungkapan belasungkawa yang berporos pada istirja’, doa ampunan dan rahmat bagi almarhum/almarhumah, serta penguatan batin bagi keluarga yang ditinggalkan.
Daftar Sumber
Kompilasi Hukum Islam (KHI) – ketentuan iddah/ihdad.
Ash-Shabuni, Tafsir Ayat Ahkam – ayat-ayat terkait kematian dan etika menyikapinya.
Tihami & Sohari, Fiqh Munakahat – pembahasan fikih keluarga termasuk konsekuensi wafat.
THAWALIB: Jurnal Kependidikan Islam – nilai pendidikan Islam dalam tradisi tahlilan.
Istinbath: Jurnal Hukum Islam – pembahasan masa berkabung (ihdad) dalam perspektif fikih.
People Also Talk
1) Apa ucapan paling utama saat mendengar kabar duka?
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un,” lalu doa ampunan dan rahmat untuk almarhum/almarhumah.
2) Apakah boleh menulis ‘RIP’?
Tidak dianjurkan dalam tradisi Islam; gunakan istirja’ dan doa sesuai tuntunan.
3) Mana yang benar: ‘husnul’ atau ‘khusnul khatimah’?
Yang benar husnul khatimah (akhir yang baik).
4) Apa tujuan utama takziah?
Mendoakan almarhum/almarhumah dan menguatkan keluarga secara santun dan ringkas.
5) Apakah ada aturan masa berkabung?
Ada. Di fikih dibahas ihdad, termasuk masa iddah bagi istri yang ditinggal wafat, sebagaimana dirujuk dalam KHI dan karya fikih.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul