Liputan6.com, Jakarta - Idul Adha merupakan salah satu hari raya besar dalam Islam. Hari istimewa ini juga menjadi pengingat akan kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, dalam menaati perintah Allah SWT.
Gema takbir berkumandang sejak malam hari, menandai dimulainya hari yang dipenuhi semangat ibadah dan rasa syukur. Di pagi harinya, umat Islam berbondong-bondong menuju tempat sholat dan melaksanakan ibadah kurban.
Tak hanya itu, momen ini juga menjadi waktu berharga untuk memperbanyak amalan sunnah yang menjadi ladang pahala dan sarana untuk meraih keberkahan dari Allah SWT.
Setidaknya ada 6 amalan yang dianjurkan sebelum dan setelah melaksanakan sholat Idul Adha bagi setiap Muslim. Berikut uraiannya merangkum dari laman MUI (Majelis Ulama Indonesia) pada Rabu (4/6/2025).
Saksikan Video Pilihan ini:
Hubungan Terlarang Bapak-Anak di Balik Temua Tulang Belulang 4 Bayi di Purwokerto Banyumas
1. Menghidupkan Malam Takbiran
Hal pertama dalam meyambut hari raya adalah dengan menghidupkan malam Idul Adha. Masyarakat kita biasa menyebutnya malam takbiran karena memang, di malam ini takbir saling bersahutan.
Kita dianjurkan menghidupkan malam ini dengan rupa dzikir, terutama takbir, sholawat, sholat malam dan lain sebagainya. Terlebih, malam takbiran ini merupakan salah satu dari waktu mustajab, di mana besar kemungkinan doa kita dikabulkan Allah SWT.
2. Mandi, Memakai wewangian, dan Mengenakan Pakaian Paling Bagus
Hal ini dianalogikan dengan sholat Jumat. Nabi SAW sering mengingatkan jika seorang muslim hendak beribadah secara berjamaah agar mandi terlebih dahulu.
Juga memakai wewangian supaya selain menjadikan diri sendiri segar, juga agar orang lain tidak terganggu dengan aroma tak sedap dari badan kita. Tidak lupa pula kenakan pakaian terbaik yang kita miliki, karena ini dianjurkan dan diamalkan oleh Sahabat Nabi SAW.
3. Berangkat ke Tempat Sholat dengan Berjalan Kaki
Amalan lainnya pada saat Idul Adha adalah berjalan kaki ketika kita berangkat menuju ke tempat sholat Id. Hal ini tentu berdasarkan kebiasaan atau Sunnah Rasulullah.
Di mana Rasulullah tidak pernah menunggangi tunggangan saat berangkat menuju ke tempat shalat Id. Kemudian biasanya antara jalan pergi dan pulang, Rasulullah menempuh jalan yang berbeda.
Dari sahabat Jabir bin Abdullah RA ia berkata:
كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
“Nabi SAW ketika shaolat Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (HR. Bukhari no. 986)
Kemudian sahabat Ibnu Umar RA juga berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
“Rasulullah SAW biasa berangkat sholat Id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang juga dengan berjalan kaki.” (HR. Ibnu Majah no. 1295)
4. Tidak Makan Terlebih Dahulu Sebelum Sholat Idul Adha
Berbeda dengan Idul Fitri, saat Idul Adha kita dianjurkan untuk tidak terburu-buru sarapan. Sebaiknya, makan setelah sholat. Bahkan, jika memungkinkan, kita baru makan setelah daging kurban telah siap disantap.
5. Menunjukkan Keceriaan serta Mempererat Silaturahim
Dua hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha merupakan hari kegembiraan bagi umat muslim. Karenanya, pada saat hari raya, kita dianjurkan menunjukkan keceriaan. Tidak lupa, pererat silaturahim dengan mengunjungi sanak saudara di hari bahagia ini.