8 Amalan Bulan Jumadil Awal Paling Utama, Kontemplasi untuk Perkuat Iman dan Taqwa

3 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Jumadil Awal tidak memiliki amalan khusus yang dibedakan secara syar'i dari bulan-bulan lainnya, seperti Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah atau bulan yang dimuliakan dalam Islam. Namun di sinilah titik pentingnya. Amalan bulan Jumadil Awal menunjukkan konsistensi ibadah seorang muslim.

Merujuk jurnal berjudul Penetapan Awal Bulan Hijriyah dan Integrasinya dengan Perhitungan Matematika, oleh Ahmad Fauzan, dkk (2023) Penamaan Jumadil Awal tidak lepas dari sejarah panjang penanggalan Islam yang bermula dari inisiatif Khalifah Umar bin Khattab.

Penamaan bulan Jumadal Awal seperti nama beberapa bulan Arab yang lain, juga dilatarbelakangi oleh musim yang terjadi pada bulan tersebut, yaitu musim dingin (syita). Jumada sendiri berasal dari kata jamada, yang berarti ‘beku’ sesuai dengan keadaan air yang beku di musim dingin.

Inilah fondasi yang membuat setiap bulan dalam kalender Hijriyah, termasuk Jumadil Awal, memiliki akar sejarah yang kuat dalam tradisi Islam.

Amalan Bulan Jumadil Awal

Merujuk karya ilmiah berjudul 'Getting To Know The Terms Of Month In The Javanese Calendar In Javanese Community Life: Ethnolinguistic Study' oleh Iliya Ulva dan Uut Istianah, tidak banyak riwayat keutamaan khusus yang terkait dengan Jumadil Awal dalam literatur Islam. Berbeda dengan bulan-bulan seperti Ramadhan atau Rajab, Jumadil Awal lebih sering dilihat sebagai bagian dari siklus waktu biasa.

Meski bukan termasuk salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam (Haram), pada Jumadil Awal, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal dan ibadah. Menilik posisinya sebagai bulan pertengahan para ulama juga menganjurkan agar bulan ini jadi momen kontemplasi, introspeksi atau muhasabah untuk memperkuat iman dan taqwa.

Berikut ini adalah amalan bulan Jumadil Awal yang dianjurkan dilaksanakan umat Islam, merangkum berbagai sumber:

1. Doa Awal Bulan Jumadil Awal

Doa berikut ini bukan doa khusus untuk Jumadil Awal, melainkan doa Rasulullah SAW pada awal bulan dan tahun secara umum.

اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ، وَجِوَارٍ مِنَ الشَّيطَانِ، وَرِضوَانٍ مِنَ الرَّحمَنِ

Latin: Allohumma ad-khilhu 'alainaa bil amni wal iimaani was salaamati wal islaam, wa jiwaarim minasy-syaithooni, wa ridhwanim minar rohmaani.

Artinya: Ya Allah, masukkanlah kami pada bulan ini dengan rasa aman, keimanan, keselamatan, dan Islam, juga lindungilah kami dari gangguan setan, dan agar kami mendapat rida Allah (Ar-Rahman). (HR. Al-Baghawi dalam Mu'jam Ash-Shahabah, sanadnya sahih. Imam Ibnu Hajar mensahihkan hadits ini dalam Al-Ishabah, 6:407-408. Hadits ini mawquf termasuk perkataan sahabat sesuai syarat kitab shahih).

Atau doa awal bulan berikut ini:

Dari Thalhah bin 'Ubaidillah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika melihat hilal, beliau mengucapkan:

اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ رَبِّى وَرَبُّكَ اللَّهُ

Latin: Allohumma ahlilhu 'alayna bilyumni wal iimaani was salaamati wal islaami. Robbii wa robbukallah.

Artinya: Ya Allah, tampakkanlah bulan itu kepada kami dengan membawa keberkahan dan keimanan, keselamatan dan Islam. Rabbku dan Rabbmu (wahai bulan sabit) adalah Allah. (HR. Ahmad, 1:162 dan Tirmidzi, no. 3451, dan Ad-Darimi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).

2. Sholat Sunnah

Meskipun tidak dikhususkan untuk Jumadil Awal, memperbanyak sholat sunnah tetaplah amalan yang sangat dianjurkan (mustahab) secara umum sepanjang tahun. Puasa sunnah itu di antaranya, sholat rawatib, tahajjud, witir, sholat fajar, Dhuha dan lain sebagainya.

Keutamaan sholat sunnah didasarkan pada dalil-dalil yang bersifat umum.

1. Sebagai Penyempurna Ibadah Wajib dan Pendekatan Diri kepada Allah

Sholat sunnah berfungsi untuk menutupi kekurangan yang mungkin terjadi dalam sholat fardhu. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman:

Sholat sunnah berfungsi untuk menutupi kekurangan yang mungkin terjadi dalam sholat fardhu. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman:

"... dan hamba-Ku terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sampai Aku mencintainya..." (HR. Al-Bukhari).Hadits ini menunjukkan bahwa amalan sunnah, termasuk sholat sunnah, adalah sarana utama untuk mencapai maqam (kedudukan) mahabbah (kecintaan) dari Allah.

2. Ditinggikan Derajatnya dan Dihapus Dosa-dosanya

Rasulullah SAW bersabda:

"Hendaklah kamu memperbanyak sujud (perbanyak sholat) kepada Allah. Karena tidaklah kamu sekali sujud karena Allah, melainkan Allah akan mengangkatmu satu derajat dan menghapuskan satu kesalahanmu." (HR. Muslim).

Buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun (2018) oleh Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid menyebut secara khusus sholat sunnah yang dianjurkan dilakukan pada malam pertama, malam ketiga, malam ke-21 dan 27 Jumadil Awal.

3. Memperbanyak Dzikir dan Doa

Imam Nawawi dalam Al-Adzkar menganjurkan untuk memperbanyak dzikir di segala waktu, tanpa membatasi pada bulan tertentu.

Bulan Jumadil Awal bukan termasuk bulan haram atau bulan istimewa secara khusus menurut syariat, namun memperbanyak dzikir dan doa adalah amalan yang dianjurkan kapan saja, termasuk di bulan ini.

Hal ini berdasar firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41)

Kemudian dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari 6407).

Adapun dzikir yang bisa diamalkan adalah membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan istighfar secara rutin.

4. Puasa Sunnah (Senin-Kamis, Ayyamul Bidh)

Tidak ada puasa khusus pada bulan Jumadil Awal, namun puasa sunnah seperti Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, 15 hijriyah) tetap sangat dianjurkan.

Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ menyebutkan keutamaan puasa sunnah ini berlaku di setiap bulan hijriyah.

Dalil puasa puasa Senin-Kamis termaktub dalam hadis Nabi SAW:

“Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku ingin amalku diperlihatkan dalam keadaan aku berpuasa.” (HR. Tirmidzi 747)

Sementara, dallil puasa Ayyamul Bidh: “Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk berpuasa pada Ayyamul Bidh: tanggal 13, 14, dan 15 (setiap bulan hijriyah).” (HR. Abu Dawud 2449)

5. Memperbanyak Istighfar dan Taubat

Bulan apapun, termasuk Jumadil Awal, adalah waktu yang baik untuk memperbanyak istighfar dan bertaubat. Terlebih para ulama menyebutnya sebagai waktu yang tepat untuk kontemplasi atau muhasabah diri.

Imam Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin menegaskan pentingnya istighfar dan taubat di setiap waktu. Dasarnya adalah firman Allah SWT:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

Ayat ini adalah seruan umum kepada seluruh orang beriman untuk senantiasa bertaubat, tanpa memandang besar atau kecil dosanya. Taubat adalah kunci keberuntungan dunia dan akhirat.

Para ulama menekankan bahwa taubat harus dilakukan dengan sungguh-sungguh (taubat nashuha) agar mendapat keberuntungan sebagaimana dijanjikan Allah dalam ayat ini.

6. Sedekah

Bersedekah dan membantu sesama di bulan apapun, termasuk Jumadil Awal, sangat dianjurkan. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin berpendapat bahwa keutamaan sedekah akan datang di setiap waktu.

Allah berfirman:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir…” (QS. Al-Baqarah: 261).

Contoh konkretnya adalah:

  • Bersedekah kepada fakir miskin.
  • Memberi makan orang lapar.
  • Membantu masjid, yatim, atau dakwah.
  • Menyisihkan sebagian rezeki setiap Jumat di bulan Jumadil Awal.

7. Membaca Al-Qur’an

Membaca, mentadabburi, dan mengamalkan Al-Qur’an adalah amalan utama yang tidak terbatas pada bulan tertentu. Imam Nawawi dalam At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an menganjurkan membaca Al-Qur’an secara rutin.

Rasulullah bersabda:

 اقْرَؤُوا الْقُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

Artinya: “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim 804).

Di antara keutamaan membaca Al-Qur'an adalah mendapat syafaat. Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa maksud “pemberi syafaat” adalah Al-Qur’an akan memohonkan ampunan dan rahmat kepada Allah untuk orang yang rajin membacanya, mengamalkannya, dan memuliakannya di dunia. Syafaat ini berupa pertolongan agar dosanya diampuni atau derajatnya ditinggikan di surga.

8. Menghadiri Majelis Ilmu

Amalan yang dianjurkan dilakukan pada Jumadil Awal adalah menghadiri majelis ilmu. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menyebut menuntut ilmu termasuk ibadah yang paling mulia, karena dengan ilmu seseorang mengetahui cara beribadah yang benar.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699).

Contoh amalan praksisnya adalah:

  • Menghadiri pengajian, ceramah, kajian tafsir, atau fiqih.
  • Membaca kitab ulama salaf, seperti Riyadhus Shalihin, Tafsir Ibnu Katsir, atau Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi.
  • Mengajarkan ilmu yang telah dipelajari kepada keluarga atau masyarakat.

People also Ask:

1. Apa keutamaan Jumadil Awal?

Keutamaan Bulan Jumadil Awal selanjutnya adalah ia merupakan penguatan iman dan taqwa. Bulan ini memberikan momentum yang tepat untuk memperkuat iman dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Banyak umat Islam yang merasakan kemudahan dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunnah selama bulan ini.

2. Apa saja yang terjadi di bulan Jumadil Awal?

Peristiwa-peristiwa yang terjadi di bulan ini mencerminkan perjalanan panjang perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dalam menyebarkan ajaran Islam. Pada bulan Jumadil Awal, lahir beberapa tokoh besar dalam sejarah Islam. Salah satunya adalah Sayyidah Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW.

3. Larangan bulan Jumadil Awal hari apa?

Dalam ajaran Islam, tidak ada larangan khusus untuk hari tertentu di bulan Jumadil Awal. Namun, dalam kepercayaan masyarakat tertentu (seperti Sunda), larangan jatuh pada hari Senin dan Selasa pada bulan Jumadil Awal, dengan alasan adanya Kala yang berada di Selatan.

4. Puasa apa di bulan Jumadil Awal?

Puasa Ayyamul Bidh (Tanggal 13, 14, 15 Hijriah) Jumadil Awal: 13 Jumadil Awal = 4 November 2025 (Selasa)

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |