Liputan6.com, Jakarta Doa mengusir cicak bisa diamalkan saat merasa risih dengan keberadaan hewan melata satu ini. Dalam ajaran Islam, terdapat panduan mengenai cara menyikapi hewan ini, termasuk anjuran untuk membunuh cicak dalam kondisi tertentu.
Selain itu, ada pula amalan doa mengusir cicak yang dapat dipanjatkan sebagai bentuk ikhtiar dan permohonan perlindungan kepada Allah SWT. Muhammad Asy-Syafrowi dalam buku Sukses Dunia Akhirat dengan Doa-Doa Harian mengungkapkan bahwa Surat Al-Isra ayat 44 dapat menjadi alternatif untuk memohon perlindungan dari Allah, termasuk dari gangguan hewan seperti cicak.
Amalan ini menjadi salah satu upaya spiritual untuk menjaga lingkungan rumah tetap bersih dan nyaman. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (14/10/2025).
Bacaan Doa Mengusir Cicak (Arab, Latin, dan Terjemah)
Ada beberapa bacaan doa yang dapat diamalkan untuk mengusir cicak atau memohon perlindungan dari gangguan hewan melata. Dua di antaranya adalah Surat Al-Isra Ayat 44 dan doa perlindungan dari ancaman yang secara spesifik menyebutkan binatang melata.
1. Surat Al-Isra Ayat 44
Surat Al-Isra ayat 44 dapat dibaca sebagai bentuk permohonan perlindungan umum dari segala bentuk kejahatan dan gangguan, termasuk dari hewan seperti cicak. Ayat ini mengajarkan tentang tasbih seluruh makhluk kepada Allah SWT.
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا
Arab latin: tusabbihu lahus-samawatus-sab'u wal-ardlu wa man fîhinn, wa im min syai'in illa yusabbiḫu bihamdihi wa lakil la tafqahuna tasbihahum, innahu kana ḫaliman ghafura
Artinya: 'Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.'
2. Doa Berlindung dari Ancaman
Doa ini, yang juga diajarkan untuk anak-anak, secara spesifik menyebutkan perlindungan dari "binatang melata/serangga" (hammatin), yang dapat mencakup cicak.
أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ. اَللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ وَلَا تَضُرَّهُ
Arab latin: U'îdzuka bikalimatillahit tammati min kulli syaithanin, wa hammatin, wa min kulii 'ainin lammah. Allahumma barik fîhi, wa la tadhurrah.
Artinya, 'Saya menyerahkan perlindunganmu dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala gangguan setan, binatang melata/serangga, dan segala pengaruh mata jahat. Tuhanku, turunkan keberkahan-Mu pada anak ini. Jangan izinkan sesuatu membuatnya celaka.'
Hukum Membunuh Cicak dalam Islam
Dalam ajaran Islam membunuh cicak adalah perbuatan yang dianjurkan atau sunnah, berdasarkan beberapa hadits Nabi Muhammad SAW. Anjuran ini tidak hanya sekadar perintah, melainkan juga disertai dengan pahala bagi yang melaksanakannya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Sa'id bin Abi Waqqash RA, Rasulullah SAW menyebut cicak sebagai penjahat kecil dan beliau menganjurkan untuk membunuhnya. Hadits ini menjadi dasar utama penetapan hukum sunnah membunuh cicak.
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَسَمَّاهُ فُوَيْسِقًا.
Artinya: 'Nabi Muhammad SAW menyuruh untuk membunuh cicak, dan beliau menamainya si penjahat kecil.' (HR Muslim).
Hadits ini secara jelas menunjukkan bahwa cicak (disebut al-wazagh atau fuwaisiqan) dianggap sebagai hewan yang dianjurkan untuk dibunuh karena sifatnya yang mengganggu atau membahayakan. Ini menunjukkan bahwa Islam memberikan perhatian terhadap kebersihan dan keamanan lingkungan.
Penjelasan Hadits tentang Membunuh Cicak
Anjuran membunuh cicak tidak hanya berhenti pada perintah, tetapi juga dijelaskan mengenai keutamaan dan pahala yang didapatkan. Semakin cepat cicak dibunuh, semakin besar pula pahala yang diperoleh, sebagaimana disebutkan dalam hadits.
Menukil buku Kajian Islam Profesi Peternakan karya Retno Widyani, keutamaan dan pahala yang kita dapatkan ketika membunuh cicak adalah sebagaimana yang disebutkan Rasulullah SAW sebagai berikut:
مَنْ قَتَلَ وَزَغًا فِى أَوَّلِ ضَرْبَةٍ كُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَفِى الثَّانِيَةِ دُونَ ذَلِكَ وَفِى الثَّالِثَةِ دُونَ ذَلِكَ
Artinya: Barang siapa membunuh cicak dengan sekali pukulan, maka ia mendapat kebaikan sekian dan sekian. Barang siapa membunuh cicak dengan dua kali pukulan, maka ia memperoleh kebaikan sekian dan sekian, yang lebih sedikit daripada yang pertama. Jika ia membunuh cicak dengan tiga kali pukulan, maka ia memperoleh kebaikan sekian dan sekian, yang lebih sedikit daripada yang kedua. (HR Muslim)
Cicak dan Penyakit Kusta di Masa Rasulullah SAW
Konteks historis di balik anjuran membunuh cicak juga perlu dipahami, terutama kaitannya dengan potensi penularan penyakit. Pada masa Rasulullah SAW, cicak diyakini dapat menularkan penyakit kusta yang menjadi salah satu alasan utama anjuran tersebut.
Pemahaman ini menegaskan bahwa anjuran membunuh cicak bukan semata-mata karena dendam terhadap tindakan cicak saat Nabi Ibrahim AS dilemparkan ke api, melainkan lebih kepada aspek kesehatan dan pencegahan penyakit.
Ummul Mukminin Aisyah RA menceritakan dari Rasulullah SAW bahwa ketika Nabi Ibrahim AS dilemparkan ke dalam api oleh Raja Namrud, tidak ada seekor hewan pun yang tidak berusaha memadamkan api kecuali cicak. Namun, inti pembahasan hadits tersebut adalah karena cicak dianggap dapat menularkan penyakit, bukan hanya sebagai bentuk dendam.
Alternatif Selain Membunuh: Pencegahan dan Pengusiran
Bagi sebagian orang yang merasa enggan untuk membunuh cicak, terdapat beberapa alternatif pencegahan dan pengusiran yang dapat dilakukan. Metode ini berfokus pada menciptakan lingkungan yang tidak menarik bagi cicak dan menghalangi aksesnya ke dalam rumah.
- Menjaga Kebersihan Rumah: Cicak tertarik pada serangga kecil sebagai makanannya. Dengan menjaga kebersihan rumah dan mengurangi keberadaan serangga, cicak akan kehilangan sumber makanannya dan cenderung pergi.
- Menggunakan Aroma yang Tidak Disukai Cicak: Beberapa aroma seperti kulit telur, bawang putih, atau kopi bubuk diketahui tidak disukai cicak. Menempatkan bahan-bahan ini di area yang sering dilalui cicak dapat membantu mengusirnya secara alami.
- Menutup Celah dan Lubang: Memastikan tidak ada celah atau lubang di dinding, jendela, atau pintu yang dapat menjadi akses masuk cicak ke dalam rumah adalah langkah pencegahan yang efektif.
- Menggunakan Perangkap: Perangkap lem cicak dapat menjadi pilihan untuk menangkap cicak tanpa harus membunuhnya secara langsung, kemudian cicak dapat dilepaskan di luar rumah.
- Memelihara Hewan Predator Alami: Kucing adalah predator alami cicak. Kehadiran kucing di rumah dapat membantu mengurangi populasi cicak secara alami tanpa intervensi langsung dari manusia.
Meskipun ada anjuran untuk membunuh, pilihan untuk mengusir atau mencegah keberadaan cicak dengan cara lain tetap menjadi opsi yang dapat dipertimbangkan. Terutama jika cicak tersebut bukan jenis yang membahayakan atau jika seseorang memiliki preferensi untuk tidak membunuh hewan.
FAQ
1. Apa doa yang dibaca untuk mengusir cicak menurut Islam? Doa yang dianjurkan adalah membaca basmalah dan ayat Kursi untuk perlindungan dari gangguan makhluk.
2. Apakah cicak termasuk hewan yang disunnahkan untuk dibunuh? Ya, dalam hadis shahih disebutkan bahwa membunuh cicak bernilai pahala karena termasuk hewan fasik.
3. Mengapa cicak dianggap mengganggu dalam pandangan Islam? Karena dalam riwayat, cicak diceritakan meniup api saat Nabi Ibrahim dibakar, sehingga dianggap mendukung keburukan.
4. Bolehkah membunuh cicak dengan racun atau cara modern lainnya? Boleh, selama tidak menimbulkan bahaya lain dan tetap menghindari menyiksa hewan secara berlebihan.
5. Apakah ada waktu tertentu yang dianjurkan untuk membasmi cicak? Tidak ada waktu khusus, namun dianjurkan saat hewan itu terlihat mengganggu di rumah.
6. Apakah cicak membawa najis menurut Islam? Tidak disebut najis secara langsung, tapi kotorannya dapat mengganggu kebersihan dan dianggap menjijikkan.
7. Apa hikmah di balik anjuran membunuh cicak dalam Islam? Untuk menjaga kebersihan, menghindari penyakit, dan sebagai bentuk ketaatan terhadap sunnah Nabi.