Liputan6.com, Jakarta - Siksa kubur menjadi bagian penting dari eskatologi Islam yang menegaskan adanya balasan atas perbuatan manusia di alam kubur sebelum hari kiamat. Namun, di antara manusia, ada orang yang dijamin aman dari siksa kubur. Tentu saja kita berharap menjadi salah satu golongan itu.
Kepastian adanya siksa kubur terekam dari hadis riwayat Aisyah RA: “Seorang wanita Yahudi Madinah datang kepadaku dan berkata, ‘Sesungguhnya penghuni kubur disiksa dalam kubur mereka.’ Aku mendustakannya dan tidak suka mempercayainya. Lalu Rasulullah SAW datang, lalu aku ceritakan kepadanya. Beliau bersabda: ‘Dia benar, sesungguhnya mereka disiksa dengan siksa yang didengar oleh hewan-hewan.’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ibnu Rajab Al-Hambali dalam bukunya yang berjudul 'Dahsyatnya Siksa Kubur' menjelaskan, barangsiapa yang kuburnya termasuk salah satu dari kebun-kebun surga, maka sungguh ia mendapat tempat kembalinya yang indah dan termasuk penduduk surga serta meraih kenikmatan abadi.
Lantas, siapa saja orang yang dijamin aman dari siksa kubur? Mari simak ulasan berikut ini.
1. Orang yang Mati Syahid
Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa mengungkapkan, siksa kubur berlaku bagi orang yang berhak mendapatkannya, baik ruh maupun jasadnya, sesuai kehendak Allah SWT. Sebaliknya, yang bebas dari siksa kubur merupakan balasan atas perilaku baiknya di dunia.
keimanan terhadap siksa kubur merupakan bagian dari rukun iman kepada hari akhir. Siksa kubur menjadi peringatan agar manusia selalu berbuat kebaikan dan menjauhi maksiat selama hidup di dunia.
Syekh Aidh Al Qarni dalam buku Malam Pertama di Alam Kubur menyitir Surat At Tur ayat 21, yang artinya: “Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.”
Menurut Syekh Aidh, dengan kebaikan itulah manusia akan ditemani di liang kubur pada malam terputusnya komunikasi dengan semua yang masih hidup. Baik itu dengan keluarga, harta, anak, maupun sahabat.
Berikut adalah orang atau golongan yang terbebas dari siksa kubur beserta penjelasannya:
Orang yang Mati Syahid
Orang yang wafat dalam keadaan syahid di jalan Allah terbebas dari siksa kubur.
Dalam hadits riwayat An-Nasa’i, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa ujian bagi orang mati syahid telah cukup dengan kilatan pedang di atas kepalanya saat berjihad, sehingga mereka tidak lagi diuji atau disiksa di alam kubur. (HR. Nasai, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah).
2. Orang yang Menjaga Perbatasan (Ribat) di Jalan Allah
Golongan kedua yang dijamin aman dari siksa kubur adalah mereka yang berjaga di perbatasan wilayah Islam (ribat) untuk menjaga agama dan umat. Dalam hadits disebutkan, pahala amal mereka terus mengalir dan mereka terjaga dari fitnah serta siksa kubur.
Rasulullah bersabda: “Setiap orang yang mati, amalannya terputus kecuali orang yang mati dalam keadaan ribat di jalan Allah, maka amalannya akan terus berkembang hingga hari kiamat dan ia dijaga dari fitnah (ujian/siksa) kubur.”(HR. Muslim no. 1913).
Para ulama menjelaskan bahwa ribat adalah berjaga di perbatasan wilayah Islam untuk melindungi agama, masyarakat, dan negeri dari serangan musuh. Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menyebutkan bahwa keutamaan ribat sangat besar, karena mereka yang wafat dalam keadaan ribat akan terus mendapatkan pahala hingga hari kiamat, dan dijamin aman dari fitnah serta siksa kubur.
Orang yang mati dalam keadaan ribat di jalan Allah, selain mendapat pahala yang terus mengalir, juga dilindungi dari siksa kubur sebagai bentuk kemuliaan atas pengorbanan dan niat sucinya menjaga agama dan umat.
3. Orang yang Meninggal pada Hari atau Malam Jumat
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal di hari Jumat, kecuali Allah lindungi dari fitnah kubur.” (HR. Tirmidzi, Ahmad). Dalam penjelasan ulama, hari Jumat dimulai sejak tergelincir matahari hari Kamis.
Hadits ini menunjukkan keutamaan hari Jumat, di mana seorang muslim yang wafat pada hari atau malam Jumat akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT terhadap fitnah kubur, yaitu pertanyaan dan ujian yang diberikan malaikat Munkar dan Nakir serta siksa kubur.
Namun begitu, soal hadis ini, para ulama memberi catatan. Imam at-Tirmidzi setelah meriwayatkan hadis ini, menyebutkan bahwa hadis ini hasan gharib (hasan tetapi diriwayatkan dari jalur yang terbatas). Dalam istilah ilmu hadis, “gharib” menunjukkan hadis tersebut diriwayatkan oleh satu jalur atau sedikit perawi, sehingga tingkat kekuatannya tidak setinggi hadis mutawatir atau shahih yang banyak jalurnya.
Sebagian ahli hadis seperti Syaikh al-Albani dalam Ahkamul Janaiz menilai hadis ini lemah (dha’if), karena dalam sanadnya terdapat perawi yang dinilai lemah, yaitu ‘Abdullah bin ‘Amr bin Aban. Namun, ada juga yang menganggapnya hasan karena ada beberapa jalur pendukung (syawahid).
4. Orang yang Sering Membaca dan Mengamalkan Surat Al-Mulk
Orang yang membaca Surat Al-Mulk secara rutin, memahami, dan mengamalkan isinya, akan mendapatkan syafaat sehingga terhindar dari siksa kubur.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ada satu surat dalam Al-Qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat, yang memberikan syafaat kepada pembacanya hingga diampuni dosanya, yaitu ‘Tabaarakalladzii biyadihil mulk’ (Surat Al-Mulk).” (HR. Tirmidzi no. 2891, Abu Dawud no. 1400, Ahmad no. 7634, dan dinilai hasan oleh Imam Tirmidzi).
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, makna syafaat di sini adalah Surat Al-Mulk akan memohonkan ampunan dan perlindungan dari siksa kubur bagi pembacanya, asalkan ia membaca dengan keimanan, memahami, dan berusaha mengamalkan kandungan ayat-ayatnya.
5. Orang yang Meninggal karena Sakit Perut
Golongan kelima yang aman dari siksa kubur adalah orang yang meninggal karena sakit perut. Penyakit perut di sini maksudnya penyakit berat yang menyebabkan kematian.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Yasar, ia berkata: Aku duduk bersama Sulaiman bin Shurad dan Khalid bin ‘Urfahtah. Disebutkan bahwa ada seorang laki-laki yang meninggal karena sakit perut, lalu keduanya berharap bisa menghadiri jenazahnya. Salah satu dari mereka berkata kepada yang lain, “Bukankah Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa yang mati karena sakit perut, maka dia tidak akan disiksa di kuburnya?’” Yang lain menjawab, “Benar.” (HR. an-Nasai no. 1846, Tirmidzi no. 1061, Ahmad no. 18697. Hadis ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani)
Para ulama menjelaskan bahwa “sakit perut” (‘bathnuhu’) dalam hadis ini mencakup berbagai penyakit berat yang menyebabkan kematian, seperti diare parah, usus buntu, kanker perut, atau penyakit lain yang menimbulkan penderitaan berat di bagian perut.
Imam an-Nawawi menyatakan, orang yang meninggal karena sakit perut mendapat kedudukan seperti mati syahid akhirat, sehingga diampuni dosa-dosanya dan dilindungi dari siksa kubur.
Keutamaan ini adalah bentuk rahmat Allah kepada hamba-Nya yang wafat dalam keadaan menderita sakit berat, khususnya di bagian perut, sebagai penggugur dosa dan penyelamat dari azab kubur.
6. Golongan Lain yang Aman dari Siksa Kubur
Selain lima golongan di atas, ada juga pengecualian lain seperti anak kecil yang belum baligh, para nabi, siddiqin, dan orang yang wafat karena wabah tha’un. Semua mereka ini tidak diinterogasi malaikat Munkar dan Nakir, dan otomatis tidak disiksa di kubur.
Imam al-Qurthubi dalam at-Tadzkirah menegaskan bahwa anak kecil yang belum baligh tidak akan dihisab dan tidak akan disiksa di kubur, karena mereka belum dibebani syariat dan belum memiliki dosa.
Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Nihayatuz Zain menjelaskan bahwa para nabi tidak mengalami fitnah kubur, tidak ditanya malaikat Munkar dan Nakir, dan tidak disiksa di kubur. Kubur mereka penuh dengan cahaya dan kenikmatan.
Para siddiqin (orang yang sangat jujur dan teguh imannya) mendapat kedudukan tinggi di sisi Allah, sehingga mereka juga termasuk golongan yang tidak mengalami azab kubur.
Orang yang wafat karena wabah tha’un dikategorikan sebagai syahid akhirat, sehingga mereka mendapat keutamaan tidak disiksa di kubur.
6 Amalan Agar Bebas dari Siksa Kubur
Keimanan terhadap siksa kubur merupakan bagian dari rukun iman kepada hari akhir. Siksa kubur menjadi peringatan agar manusia selalu berbuat kebaikan dan menjauhi maksiat selama hidup di dunia.
Para ulama mengingatkan pentingnya memohon perlindungan kepada Allah dari siksa kubur, sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dalam doa-doanya setelah shalat.
Berikut ini adalah amalan-amalan agar bebas siksa kubur yang diajarkan ulama, berdasar dalil Al-Qur'an dan hadis:
1. Memperbanyak Membaca dan Mengamalkan Surat Al-Mulk
Membaca Surat Al-Mulk setiap malam, memahami, dan mengamalkan kandungannya menjadi sebab seseorang mendapat syafaat dan perlindungan dari siksa kubur.
2. Memohon Perlindungan dari Siksa Kubur dalam Doa
Rasulullah SAW mengajarkan agar selalu memohon perlindungan kepada Allah dari siksa kubur dalam setiap shalat, khususnya setelah tasyahud akhir. Doa yang diajarkan Nabi SAW: “Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabi jahannam, wa min ‘adzabil qabri, wa min fitnatil mahya wal mamati, wa min syarri fitnatil masihid dajjal.” Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah Dajjal.” (HR. Bukhari, Muslim)
3. Menjaga Shalat Lima Waktu
Shalat yang dilakukan dengan benar dan khusyuk akan menjadi pelindung dari azab, termasuk siksa kubur. Allah berfirman: “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)
4. Menjaga Kebersihan dari Najis
Selalu menjaga kebersihan diri dari najis, terutama saat buang air kecil, agar tidak terkena percikan najis dan menjaga kesucian badan serta pakaian.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya mayoritas siksa kubur berasal dari air kencing (najis yang tidak dibersihkan dengan benar).” (HR. Bukhari no. 216, Muslim no. 292)
5. Bertobat dari Dosa dan Memperbanyak Amal Saleh
Bertaubat dari dosa-dosa, memperbanyak amal saleh seperti sedekah, membaca Al-Qur’an, berbakti kepada orang tua, dan berbuat baik kepada sesama adalah amalan yang dapat menghapus dosa dan menjadi sebab keselamatan dari siksa kubur.
6. Menjaga Lisan dari Ghibah, Fitnah, dan Dusta
Rasulullah SAW pernah melewati dua kuburan dan bersabda, “Kedua penghuni kubur ini sedang disiksa, dan mereka tidak disiksa karena perkara besar menurut mereka. Salah satunya tidak menjaga diri dari air kencing, dan yang satu lagi suka mengadu domba.” (HR. Bukhari, Muslim)
People also Ask:
1. Siapakah orang yang dijaga Allah dari siksa kubur itu?
Orang yang berjuang di jalan Allah, baik dengan harta maupun jiwa, akan mendapatkan perlindungan dari siksa kubur. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang yang ribath (bersiaga di jalan Allah) akan diselamatkan dari siksa kubur.
2. Siapa saja yang akan menerima azab siksa di alam kubur?
Pezina, orang yang melakukan sodomi, pencuri, pengkhianat, penipu, dan pembuat makar.
3. Apakah mati syahid bebas siksa kubur?
Ya, mati syahid adalah salah satu golongan orang yang diyakini akan terbebas dari siksa kubur, karena mereka dianggap telah mencapai kemuliaan tertinggi dan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Perlindungan ini merupakan bagian dari ganjaran mulia bagi orang yang mati syahid, termasuk diampuni dosanya dan dijamin masuk surga.
4. Siapa yang menemani kita saat di alam kubur?
Yang menemani kita di alam kubur adalah amalan perbuatan baik yang dilakukan semasa hidup, yang akan tetap bersama kita, sementara keluarga dan harta akan kembali. Amalan-amalan ini bisa berupa kebiasaan seperti membaca Al-Qur'an, menjaga shalat, bersedekah, berdzikir, atau mengajarkan ilmu yang bermanfaat.