Liputan6.com, Jakarta - Mencari pengampunan dosa menjadi salah satu tujuan utama bagi setiap muslim. Berbagai cara diajarkan untuk meraih ampunan Allah SWT, namun ada satu cara istighfar yang disebut pendakwah Ustadz Adi Hidayat (UAH) sebagai yang terbaik, terutama bila dilakukan pada waktu-waktu tertentu.
Metode ini, menurut UAH, memiliki landasan kuat dalam Al-Qur'an dan menjanjikan keutamaan yang luar biasa.
Pendakwah kenamaan dari Muhammadiyah UAH, kerap membagikan wawasan mendalam mengenai praktik ibadah yang benar dan efektif. Banyak dari ajarannya didasarkan pada pemahaman tafsir Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW secara komprehensif, memberikan landasan ilmiah dan spiritual bagi para pengikutnya.
Dalam salah satu ceramahnya, UAH mengungkapkan sebuah rahasia istighfar yang dikatakannya sebagai "istighfar terbaik". Rahasia ini, yang ia bagikan secara khusus kepada jamaahnya, bersumber langsung dari Al-Qur'an dan menjadi kunci untuk meraih pengampunan dari Allah SWT.
Liputan6.com mengutip video di kanal YouTube @RuhaniSejati, Rabu (11/06/2025) UAH menjelaskan bahwa cara istighfar terbaik ini sangat dianjurkan untuk dilakukan setelah menunaikan sholat tahajud. Ia menegaskan bahwa anjuran ini bukan berasal dari pendapat pribadinya, melainkan secara eksplisit disebutkan dalam kitab suci Al-Qur'an.
Simak Video Pilihan Ini:
Wanita Histeris Saat Puting Beliung Merusak Puluhan Kios dan Rumah di Kebumen
Matode Istighfarnya Begini
"Ini Quran ya, bukan saya. Quran. Quran yang bicara," tegas UAH, menekankan otoritas ayat suci sebagai dasar dari metode istighfar yang ia sampaikan. Waktu pelaksanaannya adalah di penghujung malam, tepat sebelum masuk waktu subuh.
Metode istighfar ini, menurut UAH, terangkai secara utuh dengan pelaksanaan shalat tahajud. Ini berarti, seorang muslim dianjurkan untuk mendirikan sholat tahajud terlebih dahulu sebelum beralih ke praktik istighfar yang dimaksud.
UAH merujuk pada Al-Qur'an surat ke-51, yaitu Surat Az-Zariyat, khususnya dari ayat ke-15 hingga ayat ke-18. Ayat-ayat ini, jelas UAH, memberikan gambaran mengenai karakteristik orang-orang bertakwa dan amalan yang mereka lakukan, termasuk istighfar.
Dimulai dari ayat ke-15, Al-Qur'an menyebutkan: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada di dalam surga-surga dan mata air-mata air." Ayat ini menggambarkan kondisi orang-orang yang senantiasa menjaga ketakwaannya kepada Allah SWT.
Kemudian, pada ayat ke-16, dijelaskan sifat-sifat mereka: "Mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan." Ini menunjukkan bahwa kemuliaan yang mereka terima di surga adalah balasan atas kebaikan yang mereka lakukan selama hidup di dunia.
Kebaikan yang mereka lakukan disebutkan secara lebih rinci pada ayat ke-17: "Mereka sedikit sekali tidurnya di waktu malam." Ayat ini menyoroti salah satu amalan utama mereka, yaitu mengurangi waktu tidur di malam hari untuk beribadah kepada Allah SWT, seperti shalat tahajud.
Setelah menjelaskan rangkaian ayat-ayat tersebut, UAH kemudian sampai pada poin inti terkait istighfar. "Begitu dia bangun menjelang Subuh, dia tidak tidur lagi," ujar UAH, menjelaskan kondisi para ahli tahajud yang kemudian melanjutkan ibadahnya.
Anjuran Cara Beristighfarnya
Puncaknya adalah pada ayat ke-18: "Dan pada waktu sahar mereka memohon ampunan (kepada Tuhan)." Inilah ayat yang menjadi dasar dari "istighfar terbaik" yang disampaikan UAH. Waktu sahar, menurutnya, adalah sekitar 15-20 menit sebelum waktu Subuh tiba.
Pada waktu tersebut, UAH menganjurkan untuk duduk dan memperbanyak istighfar kepada Allah SWT. Ini adalah momen krusial yang disebut Al-Qur'an sebagai waktu istighfar bagi orang-orang bertakwa.
Dengan demikian, rangkaian ibadah dimulai dengan shalat tahajud, kemudian dilanjutkan dengan istighfar di waktu sahur. Kombinasi kedua amalan ini dianggap sebagai cara optimal untuk meraih ampunan dan keberkahan dari Allah SWT.
Praktik istighfar di waktu sahur ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah momen di mana seorang hamba secara tulus memohon ampunan, dengan keyakinan penuh bahwa Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
UAH berpesan agar setiap muslim dapat mengamalkan istighfar ini secara konsisten, terutama setelah menunaikan tahajud. Dengan begitu, diharapkan dosa-dosa dapat terampuni dan seorang hamba dapat meraih kedekatan dengan Allah SWT.
Maka, untuk Anda yang mendambakan pengampunan dosa dan ingin meningkatkan kualitas ibadah, metode istighfar yang diajarkan UAH ini bisa menjadi panduan. Lakukanlah istighfar di waktu sahur, setelah menunaikan shalat tahajud, dan rasakan keberkahannya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul