Liputan6.com, Jakarta - Dalam perjalanan hidup, manusia seringkali dihadapkan pada berbagai ujian dan musibah yang tak terduga. Salah satu amalan yang diyakini memiliki keutamaan besar sebagai perisai dari bahaya adalah doa Abu Darda penangkal bencana.
Doa ini merupakan warisan berharga yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan diamalkan oleh sahabat mulia, Abu Darda RA. Dalam Buku Induk Doa dan Zikir oleh Kasimun (2018), diceritakan ada bukti peristiwa dari doa Abu Darda penangkal bencana tersebut.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (3/10/2025).
Bacaan Doa Abu Darda Penangkal Bencana: Arab, Latin, dan Artinya
Doa Abu Darda adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk memohon perlindungan dari berbagai musibah. Berikut adalah bacaan lengkap doa Abu Darda penangkal bencana dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya:
Bacaan Doa Abu Darda
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، عَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَأَنْتَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، مَا شَاءَ اللهُ كَانَ، وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا، إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Latin: Allahumma anta rabbi, laa ilaha illa anta, ‘alaika tawakkaltu wa anta rabbul arsyil adzhim, masyaaallahu kaana, wa maa lam yasya lam yakun, laa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil adzhim, a’lamu annallaha ‘ala kulli syaiin qodiir, wa annallaha qad ahaatha bikulli syaiin ‘ilma. Allahumma inni a’udzubika min syarri nafsii, wa min kulli daabatin anta aakhidzun binaashiyatiha, inna rabbii ‘alaa shiraathin mustaqiim.
Artinya: Ya Allah engkaulah tuhanku, tidak ada tuhan selain Engkau, kepadamulah aku berserah diri, engkaulah Tuhan ‘Arsy yang agung, apa yang dikehendaki Allah akan terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tak akan terjadi, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan (kuasa) Allah yang maha agung lagi mulia. Aku mengetahui bahwa Allah berkehendak atas segala sesuatu. Sungguh Allah meliputi segala sesuatu dengan pengetahuan-Nya. Wahai Allah, sesungguhnya aku berlindung dari keburukan diriku dan dari kejahatan semua makhluk yang Engkau genggam semua ubun-ubun mereka, sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.
Mengenal Doa Abu Darda: Perisai dari Musibah
Doa Abu Darda adalah amalan zikir yang dinisbatkan kepada sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Darda Al-Anshari. Doa ini dikenal luas karena keutamaannya dalam memberikan perlindungan dari berbagai musibah dan bencana. Kisah kemanjuran doa ini sangat terkenal, di mana rumah Abu Darda selamat dari kebakaran besar yang melanda sekitarnya.
Sebagaimana diceritakan dalam riwayat Thalq bin Habib, yang dinukil oleh Sayyid Sabiq dalam karyanya Fiqh Sunnah, suatu ketika seorang pria berlari menghampiri Abu Darda dengan panik, memberitahukan bahwa rumahnya terbakar. Namun, Abu Darda dengan tenang menjawab bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, sebab ia telah membaca zikir yang diajarkan Rasulullah SAW.
Zikir tersebut menjamin perlindungan dari musibah bagi siapa pun yang membacanya di pagi hari hingga sore, dan di sore hari hingga pagi.
Dalam Buku Induk Doa dan Zikir oleh Kasimun (2018), disebutkan pula riwayat serupa dari Ibnu Sinni. Seorang lelaki berulang kali memberitahu Abu Darda bahwa rumahnya terbakar, namun Abu Darda tetap tenang.
Ia menjelaskan bahwa Nabi ﷺ pernah bersabda:
'Barang siapa mengucapkan kalimat-kalimat ini ketika pagi hari, niscaya tiada sesuatu pun yang tidak disukai akan menimpa dirinya, keluarga dan harta bendanya, sedangkan aku telah mengucapkannya hari ini.'
Setelah itu, mereka mendapati semua area di sekitar rumahnya terbakar habis, sementara rumah Abu Darda tidak tersentuh api sedikit pun. Peristiwa ini menjadi bukti nyata akan keutamaan doa Abu Darda penangkal bencana.
Keutamaan dan Manfaat Mengamalkan Doa Abu Darda
Mengamalkan doa Abu Darda penangkal bencana memiliki berbagai keutamaan dan manfaat spiritual yang mendalam bagi seorang Muslim. Doa ini bukan hanya sekadar permohonan, tetapi juga bentuk pengakuan akan keesaan dan kekuasaan Allah SWT.
- Perlindungan dari Musibah dan Bencana: Keutamaan utama doa ini adalah janji perlindungan dari segala bentuk musibah, baik yang bersifat kecil maupun besar, seperti kebakaran atau kecelakaan. Kisah Abu Darda yang rumahnya selamat dari api adalah bukti nyata dari keutamaan ini.
 - Menumbuhkan Rasa Tawakal: Dengan membaca doa ini, seorang hamba menyerahkan sepenuhnya segala urusan kepada Allah SWT. Ini akan menumbuhkan rasa tawakal atau berserah diri yang mendalam, menyadari bahwa hanya Allah yang memiliki kendali penuh atas segala sesuatu.
 - Pengakuan Kekuasaan Allah: Setiap kalimat dalam doa ini menegaskan keesaan dan kekuasaan Allah yang Maha Agung. Mengulanginya secara rutin akan memperkuat iman dan keyakinan akan kebesaran-Nya.
 - Perlindungan dari Kejahatan Makhluk: Doa ini juga memohon perlindungan dari kejahatan diri sendiri dan semua makhluk. Ini mencakup perlindungan dari kejahatan manusia, hewan, maupun jin, serta segala bentuk bahaya yang tidak terlihat.
 - Ketenangan Hati: Mengamalkan doa ini secara rutin dapat memberikan ketenangan batin dan rasa aman, karena keyakinan bahwa Allah senantiasa menjaga hamba-Nya yang berlindung kepada-Nya. Hati menjadi lebih tentram dalam menghadapi ketidakpastian.
 - Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW: Doa ini merupakan salah satu zikir yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sehingga mengamalkannya berarti mengikuti sunnah beliau dan mendapatkan pahala serta keberkahan dari Allah SWT.
 
Musibah dan Bencana dalam Perspektif Islam
Dalam ajaran Islam, musibah dan bencana alam dipandang sebagai bagian dari ketetapan Allah SWT yang memiliki hikmah mendalam. Peristiwa-peristiwa ini bukan terjadi secara kebetulan, melainkan dengan izin dan kehendak-Nya.
Bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, banjir, kekeringan, tanah longsor, dan gunung meletus adalah fenomena alam yang mengingatkan manusia akan kekuasaan Tuhan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat At-Taghaabun ayat 11, yang artinya:
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Seperti yang dijelaskan dalam buku Fiqih Musibah karangan Farid Nu`man Hasan, bencana alam merupakan peristiwa yang disebabkan oleh fenomena alam yang seharusnya dijadikan pelajaran bagi umat Islam agar senantiasa mawas diri dan berhati-hati.
Sayangnya, masih ada manusia yang tidak menyadari dan bebal akan makna di balik bencana alam, sehingga bersikap kufur dan ingkar kepada Allah. Oleh karena itu, doa Abu Darda penangkal bencana menjadi salah satu cara untuk memohon perlindungan dan kesadaran diri agar senantiasa kembali kepada ajaran-Nya.
Hadits-Hadits Terkait Bencana Alam
Selain ayat Al-Qur'an, banyak hadits Rasulullah SAW yang juga membahas tentang bencana alam dan musibah. Hadits-hadits ini memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai penyebab dan hikmah di balik terjadinya bencana, serta bagaimana seharusnya seorang Muslim menyikapinya.
Beberapa hadits penting dikutip dari buku Penawar Hati yang Sakit karangan Muḥammad ibn Abī Bakr Ibn Qayyim al-Jawzīyah.
Peringatan dari Allah SWT:
Hadits riwayat Tabrani dari Ibnu Abbas menyebutkan,
“Tidaklah suatu kaum mengurangi takaran atau timbangan kecuali Allah akan menahan air dari langit walau setetes. Tidaklah muncul perzinaan terang-terangan di sebuah kaum kecuali Allah akan menampakkan kematian. Tidaklah muncul riba di suatu kaum kecuali orang-orang gila akan menguasai mereka. Tidaklah muncul pembunuhan di suatu kaum kecuali musuh akan menguasai mereka. Tidak muncul perbuatan kaum Luth (sodomi) di suatu kaum kecuali akan terjadi tanah longsor. Tidaklah suatu kaum meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar kecuali amal mereka tidak akan diangkat ke langit dan doa mereka tidak dikabulkan.” H
adits ini menjelaskan bahwa berbagai bentuk kemaksiatan dan pelanggaran syariat dapat menjadi penyebab turunnya musibah dan bencana dari Allah SWT, sebagai peringatan agar umat manusia senantiasa menjaga diri dari perbuatan dosa.
Bencana adalah Azab Allah SWT:
Hadits riwayat Ahmad menyatakan,
“Jika di suatu kaum ada orang-orang yang melakukan maksiat, sementara yang tidak melakukannya lebih banyak dan lebih berkuasa dari mereka, tapi tidak mencegahnya, maka Allah akan menimpakan azab kepada mereka semua.”
Hadits ini menunjukkan bahwa azab Allah dapat menimpa suatu kaum secara keseluruhan jika kemaksiatan merajalela dan tidak ada upaya untuk mencegahnya, bahkan oleh mereka yang memiliki kekuasaan. Ini menekankan pentingnya amar ma'ruf nahi munkar dalam masyarakat.
Bencana dari Langit:
Hadits riwayat Abu Dawud mengaitkan,
“Jika manusia pelit dengan dinar dan dirham (harta) dan saling jual beli dengan cara iinah, mereka meninggalkan jihad di jalan Allah, mereka mengambil seekor sapi, Allah akan menimpakan kepada mereka bencana dari langit dan tidak akan mengangkat azab tersebut sehingga mereka kembali kepada agama mereka.”
Hadits ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga nilai-nilai agama dalam setiap aspek kehidupan, serta bahaya dari materialisme dan meninggalkan kewajiban agama.
Pentingnya Tawakal dan Ikhtiar dalam Menghadapi Bencana
Menghadapi bencana, seorang Muslim diajarkan untuk memadukan antara tawakal (berserah diri kepada Allah) dan ikhtiar (usaha nyata). Doa Abu Darda penangkal bencana adalah bentuk tawakal yang kuat, namun tidak berarti meniadakan upaya fisik dan persiapan. Keduanya harus berjalan beriringan untuk mencapai perlindungan maksimal.
Tawakal berarti meyakini bahwa segala sesuatu berada dalam kendali Allah dan menyerahkan hasil akhir kepada-Nya setelah melakukan usaha terbaik. Namun, tawakal tanpa ikhtiar adalah kesia-siaan, karena Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berusaha.
Misalnya, dalam menghadapi potensi banjir, tawakal berarti berdoa memohon perlindungan, tetapi ikhtiar berarti membersihkan saluran air, membangun tanggul, atau mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Konsep tawakal dalam Islam tidak berarti pasrah tanpa usaha, melainkan berserah diri setelah melakukan segala upaya yang mungkin, sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an oleh M. Quraish Shihab (2000).
Mengamalkan Doa Abu Darda dalam Kehidupan Sehari-hari
Mengamalkan doa Abu Darda penangkal bencana secara rutin dapat menjadi kebiasaan baik yang membawa keberkahan dan perlindungan dalam kehidupan sehari-hari.
Konsistensi dalam berzikir adalah kunci untuk merasakan manfaatnya secara optimal dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT.
- Waktu Pengamalan: Doa ini dianjurkan untuk dibaca pada pagi hari setelah shalat Subuh dan pada sore hari setelah shalat Ashar atau menjelang maghrib. Membacanya di kedua waktu tersebut diyakini dapat memberikan perlindungan sepanjang hari dan malam dari segala marabahaya.
 - Konsistensi: Usahakan untuk membaca doa ini secara rutin setiap hari tanpa terlewat. Konsistensi akan memperkuat ikatan spiritual dengan Allah dan menumbuhkan kebiasaan baik dalam berzikir, yang pada gilirannya akan mendatangkan ketenangan hati.
 - Memahami Makna: Selain membaca lafaznya, penting untuk memahami makna dari setiap kalimat dalam doa ini. Pemahaman akan meningkatkan kekhusyukan dan keyakinan saat berdoa, sehingga doa yang dipanjatkan menjadi lebih bermakna dan diterima.
 - Dengan Keyakinan Penuh: Bacalah doa ini dengan keyakinan penuh bahwa Allah SWT Maha Kuasa untuk melindungi hamba-Nya. Keyakinan adalah fondasi utama dalam setiap ibadah dan doa, yang akan menguatkan harapan akan terkabulnya permohonan.
 - Menjaga Diri dari Maksiat: Doa adalah permohonan, dan permohonan akan lebih mudah dikabulkan jika dibarengi dengan ketaatan kepada Allah. Menjauhi maksiat dan menjalankan perintah-Nya akan memperkuat efek doa yang dipanjatkan.
 - Mengajarkan kepada Keluarga: Ajaklah anggota keluarga, terutama anak-anak, untuk turut mengamalkan doa ini. Dengan demikian, perlindungan dan keberkahan dapat menyelimuti seluruh anggota keluarga, serta menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini.
 
FAQ
1. Apa itu doa Abu Darda penangkal bencana?
Doa yang diajarkan Rasulullah SAW melalui sahabat Abu Darda RA untuk memohon perlindungan dari musibah dan bahaya.
2. Kapan waktu terbaik membaca doa ini?
Disunnahkan dibaca setiap pagi setelah Subuh dan sore setelah Ashar atau menjelang Maghrib.
3. Apa keutamaan doa Abu Darda?
Memberikan perlindungan dari musibah, menumbuhkan tawakal, memperkuat iman, dan memberi ketenangan hati.
4. Bagaimana cara membaca doa ini?
Dibaca dengan lafaz Arab, Latin, atau dipahami artinya, diiringi keyakinan penuh kepada Allah SWT.
5. Apakah doa ini cukup tanpa ikhtiar fisik?
Tidak. Doa menjadi perisai spiritual, sementara ikhtiar fisik tetap diperlukan untuk perlindungan maksimal.
6. Siapa saja yang bisa mengamalkan doa ini?
Setiap Muslim yang ingin memohon perlindungan dari Allah SWT bagi diri, keluarga, dan harta.
7. Apakah doa ini terbukti manjur?
Berdasarkan kisah Abu Darda RA, rumahnya selamat dari kebakaran saat doa ini diamalkan, menjadi bukti kemanjurannya secara spiritual.

                        1 month ago
                                19
                    :strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3213149/original/081114900_1597814879-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1099096/original/052428400_1451564466-is3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4750461/original/031799500_1708609713-Niat_Puasa_Ayyamul_BIdh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402262/original/070190600_1762241995-doa_puasa_arafah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4329118/original/093191800_1676784720-natural-wonders-paradise-illustration.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572020/original/079789800_1694495488-haidan-IAwnp88Fz8Y-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401985/original/063466500_1762233670-ilustrasi_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3447311/original/080504600_1620103638-hajar-aswad.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4830372/original/038035000_1715592365-quran-being-held-hands-close-up.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4262146/original/085381500_1671090332-pexels-alena-darmel-8164382.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401581/original/012152300_1762216664-ular_oiton.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401601/original/001087400_1762219862-Mengeluarkan_uang_dari_dompet.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313792/original/040263100_1755055409-images__58_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3343034/original/050137400_1610018331-asian-muslim-woman-praying_8595-14770.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1316154/original/029416400_1471011949-IMG_20160812_080042.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939593/original/027085900_1725806729-Imam_an-Nawawi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3433076/original/095580500_1618813744-close-up-islamic-new-year-with-quran-book_23-2148611710__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401335/original/050061800_1762163848-Sholawat.jpg)





























