Niat Puasa Asyura, Wajib Dibaca Sebelum Memulai Amalan Sunnahnya

2 months ago 29

Liputan6.com, Jakarta Puasa Asyura menjadi salah satu ibadah sunnah yang paling dinantikan umat Islam setiap tahun, khususnya di bulan Muharram. Dikenal sebagai momen penuh keberkahan, 10 Muharram menyimpan keistimewaan yang sangat besar, salah satunya adalah pengampunan dosa selama satu tahun yang telah lalu. Namun, untuk meraih keutamaan ini secara sempurna, ada satu hal mendasar yang tidak boleh terlewat: niat puasa Asyura.

Banyak orang mungkin tergesa-gesa berpuasa namun lupa atau belum mengetahui pentingnya melafalkan niat yang benar sebelum fajar menyingsing. Padahal, niat menjadi syarat sah dalam pelaksanaan puasa, bahkan menjadi pembeda antara ibadah dan kebiasaan sehari-hari. Menariknya, niat puasa Asyura tidak hanya mudah untuk diucapkan, tetapi juga sarat dengan makna yang mencerminkan kesungguhan seorang hamba dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tidak hanya itu, puasa Asyura juga menyimpan jejak sejarah luar biasa yang berkaitan erat dengan keselamatan para nabi. Ini menjadikan ibadah tersebut tidak sekadar ritual puasa, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap kisah-kisah agung dalam lintasan sejarah Islam. Maka dari itu, memahami waktu pelaksanaan, bacaan niat, tata cara puasa, hingga amalan tambahan di hari Asyura menjadi penting untuk dipelajari secara utuh sebelum menjalankannya.

Jadwal Puasa Asyura 2025: Tanggal Penting yang Harus Diketahui

Puasa Asyura merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriah. Penentuan tanggal ini bukanlah sembarangan, melainkan memiliki nilai historis yang dalam dalam tradisi Islam. Pada tahun 2025, 1 Muharram 1447 H diperkirakan jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025. Maka dari itu, 10 Muharram atau Hari Asyura diprediksi akan berlangsung pada Ahad, 6 Juli 2025. Pengetahuan akan tanggal ini penting agar umat Muslim dapat mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun spiritual, dalam menjalankan ibadah puasa tersebut.

Selain tanggal 10 Muharram, umat Muslim juga dianjurkan untuk menjalankan puasa sehari sebelumnya, yakni pada tanggal 9 Muharram yang dikenal dengan sebutan puasa Tasu’a. Pelaksanaan puasa Tasu’a bertujuan untuk membedakan kebiasaan puasa umat Islam dari kaum Yahudi yang juga melakukan puasa pada tanggal 10 Muharram. Dengan menjalankan puasa selama dua hari berturut-turut—tanggal 9 dan 10 Muharram—seorang Muslim tidak hanya menunjukkan ketaatan, tetapi juga mengikuti teladan langsung dari Rasulullah SAW yang ingin membedakan umatnya dalam hal ibadah dari umat sebelumnya.

Bacaan Niat Puasa Asyura: Arab, Latin, dan Artinya

Niat merupakan komponen penting dalam setiap ibadah, termasuk dalam puasa sunnah seperti puasa Asyura. Tanpa niat, puasa dianggap tidak sah karena niat merupakan bentuk penegasan dari kesungguhan hati seseorang dalam menjalankan perintah Allah. Dalam konteks puasa Asyura, niat sebaiknya diucapkan pada malam hari sebelum terbit fajar tanggal 10 Muharram. Tujuannya agar puasa yang dilakukan benar-benar bernilai ibadah dan diterima oleh Allah SWT. Meski demikian, apabila seseorang lupa melafalkan niat di malam hari, ia masih diperbolehkan mengucapkannya di pagi hari sebelum waktu zawal (tergelincirnya matahari), asalkan belum melakukan aktivitas yang membatalkan puasa.

Bacaan niat puasa Asyura dalam bahasa Arab adalah: "نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى", yang jika ditransliterasikan ke dalam huruf latin menjadi: “Nawaitu shauma ‘Asyura sunnatan lillâhi ta‘âlâ.”

Adapun maknanya dalam Bahasa Indonesia adalah: “Saya niat berpuasa sunnah Asyura karena Allah Ta’ala.” Lafaz niat ini sederhana, namun memiliki makna mendalam, karena menunjukkan ketulusan seorang hamba dalam mendekatkan diri kepada Tuhannya. Membaca niat ini dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan akan memperkuat hubungan spiritual antara seorang Muslim dengan Allah SWT.

Keutamaan Puasa Asyura: Menghapus Dosa Setahun yang Lalu

Salah satu keistimewaan terbesar dari puasa Asyura adalah kemampuannya untuk menghapus dosa-dosa kecil yang dilakukan selama satu tahun sebelumnya. Ini merupakan anugerah luar biasa dari Allah SWT yang hanya diberikan pada ibadah tertentu. Keutamaan ini menjadikan puasa Asyura sebagai momentum penting bagi umat Islam untuk introspeksi dan membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan masa lalu. Meskipun dosa besar tetap memerlukan taubat nasuha, penghapusan dosa kecil melalui puasa Asyura adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bersungguh-sungguh dalam beramal. Berikut adalah kutipan hadist terkait keutamaan Puasa Asyura:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ“

Shaumu yaumi 'Asyura, ahtasibu 'alallâhi an yukaffira as-sanatallati qablahu.”

"Puasa pada hari 'Asyura (10 Muharram), aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya (HR Muslim)."

Lebih dari sekadar ibadah rutin, puasa Asyura juga merupakan simbol penghambaan dan rasa syukur kepada Allah atas nikmat dan keselamatan yang diberikan kepada para nabi terdahulu. Salah satu kisah yang melekat pada hari Asyura adalah peristiwa diselamatkannya Nabi Musa dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Rasulullah SAW yang mengetahui peristiwa tersebut kemudian ikut berpuasa sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT dan mencontohkan puasa ini kepada para sahabatnya. Maka dari itu, puasa Asyura tidak hanya memiliki dimensi ibadah individual, tetapi juga menjadi momen kolektif mengenang perjuangan para nabi dan ketaatan mereka kepada Tuhan.

Tata Cara Pelaksanaan Puasa Asyura: Langkah Demi Langkah

Pelaksanaan puasa Asyura pada dasarnya sama dengan puasa sunnah lainnya, tetapi tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ibadah ini lebih bermakna dan tertib. Langkah pertama dimulai dari niat, yang idealnya dilafalkan sebelum fajar menyingsing di pagi hari tanggal 10 Muharram. Niat ini menunjukkan kesungguhan untuk menjalankan puasa sebagai bentuk penghambaan kepada Allah. Setelah berniat, seseorang dianjurkan untuk melaksanakan sahur sebagai sunnah yang membawa keberkahan, meskipun tidak wajib. Sahur juga dapat membantu menjaga stamina selama berpuasa, terutama bagi yang memiliki aktivitas padat.

Langkah berikutnya adalah menjaga diri dari segala hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Hal-hal yang membatalkan puasa di antaranya adalah makan, minum, serta berhubungan suami istri secara sengaja. Selain itu, menjaga lisan dari perkataan sia-sia dan menghindari perbuatan maksiat juga termasuk bagian penting dari puasa yang berkualitas. Dalam rangka menyempurnakan ibadah ini, dianjurkan pula untuk memperbanyak amalan sunnah seperti membaca Al-Qur'an, berzikir, shalat sunnah, dan memperbanyak doa selama menjalankan puasa.

Amalan Tambahan di Hari Asyura: Menambah Pahala dan Keberkahan

Hari Asyura bukan hanya identik dengan puasa, tetapi juga momen untuk memperbanyak amalan sunnah lainnya yang dapat menambah pahala dan mendatangkan keberkahan. Salah satu amalan utama yang dianjurkan adalah bersedekah, khususnya kepada mereka yang membutuhkan seperti anak yatim dan fakir miskin. Memberi sedekah pada hari ini tidak hanya menjadi bentuk solidaritas sosial, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya berbagi kebahagiaan di tengah-tengah umat. Sedekah yang dilakukan dengan niat tulus akan membawa dampak besar, baik bagi penerima maupun pemberinya.

Selain sedekah, amalan lain yang dianjurkan adalah mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, tetangga, dan sahabat. Asyura menjadi momentum yang tepat untuk saling memaafkan dan memperkuat hubungan antar sesama. Dalam suasana penuh keberkahan ini, menyambung hubungan yang sempat renggang atau menjaga komunikasi dengan orang terdekat menjadi ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah. Perbuatan sederhana seperti mengucapkan salam, memberikan hadiah kecil, atau sekadar bertukar kabar pun bisa menjadi amalan yang bernilai ibadah bila dilakukan dengan niat ikhlas.

People Also Ask

1. Kapan puasa Asyura dilaksanakan pada tahun 2025?

Puasa Asyura dilaksanakan pada Ahad, 6 Juli 2025, yang bertepatan dengan 10 Muharram 1447 H.

2. Apa keutamaan puasa Asyura?

Keutamaannya adalah menghapus dosa-dosa kecil yang telah lalu selama satu tahun penuh.

3. Apakah niat puasa Asyura harus dilafalkan pada malam hari?

Sebaiknya niat dilafalkan pada malam hari sebelum fajar. Namun, jika terlupa, niat masih dapat dilafalkan pada pagi hari sebelum tergelincir matahari, asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

4. Apa saja amalan tambahan yang dianjurkan pada hari Asyura?

Amalan tambahan meliputi bersedekah, mempererat silaturahmi, mandi sunnah, dan memperbanyak doa.

5. Mengapa umat Islam dianjurkan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram?

Untuk membedakan diri dari tradisi puasa kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada 10 Muharram, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk juga berpuasa pada 9 Muharram (Tasu'a).

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |