Liputan6.com, Jakarta Di tengah hiruk-pikuk kehidupan dunia, manusia kerap dihadapkan pada bisikan-bisikan halus yang mendorong kepada keburukan. Bisikan itu tidak selalu tampak atau terdengar, tetapi mampu memengaruhi hati, pikiran, hingga tindakan seseorang. Dalam kondisi seperti ini, Al-Qur’an memberikan pelita melalui Surah An-Nas, surah terakhir dalam mushaf Utsmani yang menjadi penutup penuh makna.
Surah ini bukan sekadar penutup dari Al-Qur’an, tetapi juga menjadi benteng spiritual dari segala bisikan jahat yang tak terlihat. Surah An-Nas mengajarkan tentang pentingnya memohon perlindungan hanya kepada Allah, Tuhan, Raja, dan Sembahan manusia. Dalam kelembutan lafaznya tersimpan kekuatan spiritual luar biasa yang mampu mengusir pengaruh jahat syaitan, baik dari golongan jin maupun manusia.
Diturunkan dalam konteks Rasulullah SAW mengalami sihir oleh seorang Yahudi bernama Labid bin A’sham, Surah An-Nas menjadi bukti bahwa Al-Qur’an hadir tidak hanya sebagai petunjuk hidup, tapi juga sebagai pelindung ruhani dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ulasan Liputan6.com, Kamis (3/7/2025).
Bulan Ramadan adalah bulan suci yang penuh dengan kebaikan. Maka mari memanfaatkan momentum ini dengan memperbanyak amal ibadah, salah satunya dengan membaca Al-Quran. Berikut ini tips khatam Al-Quran di dalam bulan ramadan.
Surah An-Nas Ayat 1-6
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ١
Qul a'ûdzu birabbin-nâs
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), Aku berlindung kepada Tuhan manusia,
مَلِكِ النَّاسِۙ ٢
Malikin-nâs
Artinya: Raja manusia,
اِلٰهِ النَّاسِۙ ٣
Ilâhin-nâs
Artinya: Sembahan manusia,
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ٤
Min syarril-waswâsil-khannâs
Artinya: Dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi,
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ٥
Alladzî yuwaswisu fî shudûrin-nâs
Artinya: Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ٦
Minal-jinnati wan-nâs
Artinya: Dari (golongan) jin dan manusia.
Asbabun Nuzul Surah An-Nas
Surah An-Nas merupakan surah ke-114 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari enam ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan bersamaan dengan Surah Al-Falaq sebagai bentuk perlindungan terhadap sihir yang menimpa Rasulullah SAW.
Menurut Asbabun Nuzul karya Imam As-Suyuthi, Rasulullah SAW saat itu jatuh sakit akibat guna-guna dari Labid bin A’sham. Dua malaikat mendatangi beliau, lalu memberitahukan bahwa penyakit beliau bersumber dari sihir berupa gulungan dengan simpul-simpul yang diletakkan di dasar sumur. Setelah simpul tersebut ditemukan, Rasulullah membaca Surah Al-Falaq dan An-Nas, dan setiap membaca satu ayat, satu simpul terbuka, hingga beliau sembuh total.
Kandungan dan Tafsir Surah An-Nas
1. Tiga Sifat Allah: Pondasi Tauhid
Tiga ayat pertama menyebutkan tiga nama agung Allah:
- Rabb: Pencipta dan pemelihara seluruh makhluk (tauhid rububiyyah).
- Malik: Raja yang memiliki dan menguasai segalanya (tauhid asma wa sifat).
- Ilah: Tuhan yang satu-satunya pantas disembah (tauhid uluhiyyah).
Tiga nama ini menguatkan keyakinan bahwa hanya Allah yang layak dijadikan tempat perlindungan dari segala kejahatan.
2. Bahaya Bisikan Syaitan
Allah memerintahkan agar manusia berlindung dari waswas al-khannas, yakni setan pembisik yang bersembunyi. Tafsir Fi Zilalil Qur'an menyebutkan bahwa bisikan ini begitu halus dan menyerang hati, bagian paling vital dalam diri manusia.
Nabi SAW bersabda:
"Sesungguhnya dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati." (HR. Bukhari & Muslim)
Karena itu, jika hati rusak oleh bisikan setan, seluruh amal dan tindakan manusia juga akan rusak.
3. Musuh dari Jin dan Manusia
Ayat terakhir menegaskan bahwa pembisik jahat berasal dari golongan jin dan manusia. Ini membantah anggapan bahwa syaitan hanya dari bangsa jin. QS. Al-An’am: 112 menegaskan:
“Syaitan-syaitan dari golongan jin dan manusia, sebagian membisikkan kepada sebagian lainnya perkataan indah untuk menipu.”
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar mengingatkan bahwa manusia pun bisa menjadi syaitan bila ia menyesatkan, menjerumuskan, dan membisikkan kejahatan kepada orang lain.
Pelajaran Penting dari Surah An-Nas
Menurut M. Quraish Shihab dan para mufassir lainnya, ada beberapa pelajaran penting dari surah ini:
- Syaitan menyerang saat manusia lengah, tetapi akan lari saat manusia berdzikir.
- Bisikan jahat bisa berasal dari nafsu dan syaitan, keduanya harus diwaspadai.
- Perlindungan dari bisikan setan adalah perlindungan spiritual tertinggi, karena ia menyerang aspek terdalam dari diri manusia.
- Pentingnya menjaga hati, karena hati adalah benteng terakhir melawan tipu daya syaitan.
- Surah ini melatih keikhlasan tawakkal, memohon hanya kepada Allah tanpa perantara selain nama-nama-Nya yang mulia.
FAQ Seputar Surah An-Nas
1. Apakah Surah An-Nas hanya untuk perlindungan dari sihir?
Tidak. Surah An-Nas juga berfungsi sebagai perlindungan dari segala bentuk bisikan jahat, baik sihir, godaan, atau nafsu duniawi.
2. Mengapa disebutkan tiga nama Allah dalam permohonan satu perlindungan saja?
Karena bahaya bisikan setan sangat halus dan menyusup ke dalam hati, maka diperlukan kekuatan spiritual dari tiga dimensi tauhid: rububiyyah, mulkiyyah, dan uluhiyyah.
3. Apakah Surah An-Nas harus dibaca setiap hari?
Sunnah membacanya setiap malam sebelum tidur bersama Surah Al-Falaq dan Al-Ikhlas, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Bukhari.
4. Apa bedanya dengan Surah Al-Falaq?
Al-Falaq melindungi dari kejahatan yang tampak lahiriah (mata jahat, sihir, iri hati), sedangkan An-Nas dari kejahatan yang tersembunyi dan batiniah (bisikan hati, godaan setan).
5. Apakah hanya jin yang bisa menjadi syaitan?
Tidak. Syaitan bisa berasal dari kalangan manusia juga, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-An’am: 112.