Liputan6.com, Jakarta - Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan ini, seperti hari Arafah, waktu pelaksanaan haji, dan Hari Raya Idul Adha 2025.
Namun, selain ibadah besar seperti haji dan kurban, ada juga amalan ringan yang bisa kita lakukan untuk meraih keberkahan, yaitu sholat Dhuha.
Meskipun tampak sederhana, sholat Dhuha mempunyai keuamaan yang luar biasa. Sholat sunnah yang dikerjakan di pagi hari ini dikenal sebagai salah satu amalan pembuka pintu rezeki.
Tak heran, jika banyak umat Muslim yang melaksanakan sholat Dhuha sebagai rutinitas, terutama pada waktu-waktu istimewa seperti bulan Dzulhijjah.
Berikut adalah panduan pelaksanaan sholat Dhuha, lengkap dengan niat, tata cara, dan bacaan doanya, dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Sabtu (7/6/2025).
Saksikan Video Pilihan ini:
Momen Haru Imam Besar Masjid Istiqlal Cium Kening Paus Fransiskus dan Dibalas Cium Tangan
Niat dan Tata Cara Pelaksanaan Sholat Dhuha
Berikut bacaan niat dan tata cara sholat Dhuha:
1. Sebelum memulai maka bacalah niat sholat Dhuha terlebih dahulu di dalam hati
Berikut ini adalah lafaz niat sholat Dhuha
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatad dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya: "Aku menyengaja sholat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah SWT".
2. Takbiratul Ihram
3. Membaca doa Iftitah (sunnah)
4. Membaca surah Al-Fatihah
5. Membaca surah pendek misal; surah Ad-Dhuha, As-Syams
6. Ruku’ dengan tuma’ninah
7. I’tidal dengan tuma’ninah
8. Sujud dengan tuma’ninah
9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
10. Sujud kedua dengan tuma’ninah
11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
12. Setelah sujud kedua, tasyahud akhir dengan tuma’ninah
13. Salam, setelah selesai kemudian membaca doa sholat Dhuha
Doa Setelah Sholat Dhuha
Berikut doa yang dianjurkan untuk dibaca setelah melaksanakan sholat Dhuha:
اَللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ وَالبَهَاءَ بَهَاؤُكَ وَالجَمَالَ جَمَالُكَ وَالقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ اَللَّهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكَ أُقَاتِلُ ثُمَّ يَقُوْلُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Allâhumma innad dhuhâ’a dhuhâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allâhumma in kâna rizkî fis samâ’i, fa anzilhu. Wa in kâna fil ardhi, fa akhrijhu. Wa in kâna mu‘siron, fa yassirhu. Wa in kâna harâman, fa thahhirhu. Wa in kâna ba‘idan, fa qarribhu bi haqqi dhuhâ’ika, wa bahâ’ika, wa jamâlika, wa quwwatika, wa qudratika. Âtinî mâ âtaita ‘ibâakas shâlihîn. Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu. Rabbighfir lî, warhamnî, watub ‘alayya. Innaka antat tawwâbur rahîm.
Artinya: "Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu. Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Tuhanku, kalau rezekiku di langit, turunkanlah. Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah jadi yang suci. Bila jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu. Tuhanku, berikanlah aku apa yang Kau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh. Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang. Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku. Anugerahkanlah tobat-Mu untukku. Sungguh Engkau maha penerima taubat, lagi maha penyayang".