Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, mandi wajib atau ghusl merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang Muslim untuk mensucikan diri dari hadas besar. Bagi pria, mandi wajib diperlukan setelah terjadi junub, mimpi basah, atau setelah berhubungan suami istri. Mengetahui tata cara mandi wajib pria yang benar dan sesuai sunnah sangat penting agar ibadah yang dijalankan diterima oleh Allah dan terhindar dari kelalaian dalam bersuci. Selain sebagai bentuk ketaatan, mandi wajib juga memiliki dimensi spiritual yang dalam: menyucikan tubuh sekaligus menyegarkan jiwa untuk kembali dekat kepada-Nya.
Dalam buku Fikih Sunnah (2008) karya Sayyid Sabiq, dijelaskan bahwa tata cara mandi wajib Nabi Muhammad SAW dimulai dengan niat, kemudian mencuci kedua tangan, membasuh kemaluan, berwudhu seperti hendak shalat, dan menyiram seluruh tubuh secara menyeluruh, dimulai dari sisi kanan, lalu kiri. Tata cara mandi wajib pria ini mencerminkan kesempurnaan bersuci yang diajarkan Rasulullah SAW, tidak hanya bersih secara fisik, tetapi juga tertib secara ruhani.
Penjelasan yang selaras juga ditemukan dalam buku Ensiklopedi Fikih Islam karya Syaikh Abdul 'Azhim bin Badawi Al-Khalafi, yang menekankan bahwa salah satu syarat sahnya mandi wajib adalah meratakan air ke seluruh bagian tubuh tanpa ada yang tertinggal, termasuk sela-sela rambut dan lipatan kulit. Memahami tata cara mandi wajib pria secara menyeluruh bukan sekadar mengikuti tahapan teknis, tetapi juga mencerminkan adab bersuci yang agung dalam Islam.
Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Rabu (2/7/2025).
Umat Muslim sebentar lagi akan marayakan Hari Raya Idul Fitri. Salah satu hal yang kerap dilakukan sebelumnya adalah mandi wajib. Beberapa orang menganggap mandi wajib sebagai keharusan. Bagaimana sebenarnya hukumnya?
Bacaan Niat Mandi Wajib Pria
Berikut ini terdapat beberapa bacaan niat mandi wajib pria yang bisa anda pilih, yakni:
نَوَيْتُ الغُسْلَ لِرَفْعِ الجِنَابَةِ
Arab-latin: Nawaitul ghusla li raf'il janabati.
Artinya: “Saya berniat mandi untuk menghilangkan junub.”
Bacaan niat mandi wajib pria yang lainnya yang bisa and abaca adalah sebagai berikut ini:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Arab-latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhan lillahi ta'ala.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar, fardhu karena Allah ta'ala.”
Dalam madzhab Syafi'i, niat harus dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh.
Tata Cara Mandi Wajib Pria Sesuai Sunnah
Ada beberapa tata cara mandi wajib pria sesuai sunnah yang perlu anda hafalkan sebagai Muslim, yakni:
1. Membaca Niat
Tata cara yang pertama adalah membaca niat mandi wajib yang telah dijelaskan di atas.
2. Membersihkan telapak tangan
Disunahkan oleh Rasulullah SAW untuk mencuci tangan atau membasuh tangan sebanyak 3 kali. Hal tersebut bertujuan agar bersih dan terhindar dari najis.
3. Bersihkan kotoran yang menempel pada tubuh
Bersihkanlah kotoran yang menempel di sekitar tempat tersembunyi di tubuh seperti di sekitar kemaluan, pusar, ketiak, dan lipatan-lipatan tubuh yang lain dengan menggunakan tangan kiri.
4. Cuci tangan menggunakan sabun
Setelah membersihkan kemaluan, bersihkanlah tangan dengan cara mengusapkannya ke tembok atau tanah, selanjutnya bilas dengan menggunakan air dan sabun.
5. Berwudu
Selanjutnya, lakukan gerakan wudu yang sempurna seperti pada saat hendak melaksanakan salat. Yang dimulai dari membasuh tangan hingga membasuh kaki.
6. Masukkan tangan ke dalam air
Setelah memasukkan tangan ke dalam air, bersihkan sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan sampai menyentuh kulit kepala. Setelah itu, guyur kepala dengan air sebanyak 3 kali. Pastikan pangkal rambut juga terkena air
7. Bilas seluruh tubuh
Berikutnya bilas seluruh tubuh menggunakan air. Dimulai dari sisi kanan dilanjutkan dengan sisi kiri sambil menggosok-gosokkan badan dan pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi dibersihkan. Seperti jari-jari kaki, telinga, pusar dan ketiak.
8. Membaca doa setelah mandi wajib
Setelah semua tata cara mandi wajib pria di atas dilakukan dengan benar, yang terakhir adalah membaca doa setelah mandi wajib. Berikut ini bacaannya:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
Arab Latin: Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma-j'alni minattawwabina, waj'alni minal-mutathahirrina.
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang menyucikan diri."
Sunnah-Sunnah saat Mandi Wajib
Dikutip dari laman Kementerian Agama RI, terdapat beberapa sunnah yang bisa dilakukan saat melaksanakan mandi junub. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Bidâyatul Hidâyah, di antaranya adalah sebagaimana berikut:
- Membasuh tangan hingga tiga kali.
- Membersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
- Berwudhu dengan sempurna.
- Mengguyur kepala sampai tiga kali, bersamaan dengan itu melakukan niat menghilangkan hadats besar.
- Mengguyur bagian badan sebelah kanan hingga tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan badan sebelah kiri juga tiga kali.
- Menggosok-gosok tubuh, depan maupun belakang, sebanyak tiga kali.
- Menyela-nyela rambut dan jenggot (bila punya).
- Mengalirkan air ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Sebaiknya hindarkan tangan dari menyentuh kemaluan, kalaupun tersentuh, sebaiknya berwudhu lagi.
Penyebab Seorang Pria Harus Mandi Wajib
Dalam Islam, mandi wajib (ghusl) adalah salah satu bentuk ibadah untuk mensucikan diri dari hadas besar. Seorang pria diwajibkan mandi wajib dalam kondisi tertentu yang telah dijelaskan secara jelas dalam Al-Qur’an, Hadis, dan praktik Rasulullah SAW. Tujuannya adalah agar ia kembali dalam keadaan suci dan diperbolehkan menjalankan ibadah seperti shalat, puasa, membaca Al-Qur’an, thawaf, dan aktivitas ibadah lain yang mensyaratkan kesucian. Berikut ini adalah penyebab seorang pria harus mandi wajib sesuai sunnah Rasulullah SAW, yakni:
1. Keluar Mani dengan Syahwat, Baik Saat Terjaga Maupun Tidur (Mimpi Basah)
Keluar air mani karena dorongan syahwat, baik melalui hubungan badan, masturbasi, atau mimpi basah, mewajibkan mandi. Rasulullah SAW bersabda:
“Air (mandi) itu karena air (mani).” (HR. Muslim, no. 343)
Dengan begitu jika air mani keluar, maka wajib mandi. Bahkan mimpi yang menyebabkan keluar mani (meskipun tidak sadar) tetap mewajibkan mandi, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Ummu Salamah yang meriwayatkan bahwa Ummul Mukminin bertanya kepada Rasulullah SAW tentang laki-laki yang bermimpi basah, dan Nabi menjawab:
"Kalau ia melihat air (mani), maka ia harus mandi." (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Berhubungan Suami Istri (Meski Tidak Sampai Keluar Mani)
Meskipun tidak terjadi ejakulasi, jika dua kemaluan telah bersentuhan dan “masuk”, maka mandi wajib tetap berlaku. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
“Jika dua kemaluan bertemu (penetrasi terjadi), maka wajib mandi meskipun tidak keluar mani.” (HR. Muslim, no. 349)
Hadis ini menunjukkan bahwa syarat keluarnya mani bukanlah satu-satunya penyebab, tapi hubungan intim dalam bentuk penetrasi juga cukup untuk mewajibkan mandi.
3. Masuk Islam bagi Mualaf
Seorang pria yang baru masuk Islam dianjurkan, bahkan diwajibkan, untuk mandi wajib. Ini berdasarkan kisah Qais bin 'Ashim yang datang kepada Nabi Muhammad SAW untuk masuk Islam, maka Rasulullah memerintahkannya untuk mandi.
“Qais bin ‘Ashim masuk Islam, lalu Nabi ﷺ memerintahkannya mandi.” (HR. Abu Dawud, no. 355)
4. Kematian (Jenazah Wajib Dimandikan)
Seorang pria yang wafat wajib dimandikan oleh sesama Muslim. Hal ini berlaku umum dan merupakan fardu kifayah bagi kaum Muslimin yang hidup.
QnA Seputar Tata Cara Mandi Wajib Pria
Q: Apakah niat mandi wajib harus diucapkan dengan lisan?
A: Tidak harus. Niat tempatnya di hati. Mengucapkan secara lisan tidak disyaratkan, tapi diperbolehkan untuk membantu konsentrasi dan kesungguhan hati.
Q: Apakah harus berwudhu lagi setelah mandi wajib?
A: Jika wudhunya sempurna di dalam mandi wajib (tidak batal setelahnya), maka tidak perlu wudhu lagi. Namun, jika setelah mandi terjadi hal yang membatalkan wudhu, maka harus wudhu kembali.
Q: Apa yang membedakan mandi wajib dengan mandi biasa?
A: Mandi wajib dilakukan untuk mengangkat hadas besar dan harus memenuhi syarat tertentu seperti niat dan meratakan air ke seluruh tubuh. Sedangkan mandi biasa hanya untuk menyegarkan tubuh tanpa niat ibadah.
Q: Bolehkah mandi wajib dilakukan dengan shower atau gayung?
A: Boleh. Tidak disyaratkan harus menggunakan air dalam jumlah tertentu atau cara khusus. Yang penting air suci menyentuh seluruh permukaan tubuh, termasuk sela-sela dan lipatan.
Q: Apakah rambut yang sangat tebal atau terkuncir harus dibasahi air sampai ke kulit kepala?
A: Ya. Wajib meratakan air hingga ke akar rambut dan kulit kepala, kecuali bagi wanita yang dikecualikan untuk membuka ikatan rambut jika terlalu rumit. Namun pria harus memastikan air mencapai kulit kepala.
Q: Apakah sah mandi wajib jika tidak sesuai urutan sunnah?
A: Jika air telah merata ke seluruh tubuh dan niat sudah ada, maka mandi wajib tetap sah. Namun, mengikuti tata cara sesuai sunnah akan lebih sempurna dan berpahala.