Liputan6.com, Jakarta Hari Raya Idul Adha merupakan momen istimewa yang identik dengan penyembelihan hewan kurban seperti sapi dan kambing. Setelah proses penyembelihan, masyarakat biasanya membagikan dan mengolah daging kurban menjadi berbagai masakan lezat seperti sate, gulai, rendang, atau tongseng. Namun, ada satu tantangan yang kerap dihadapi saat mengolah daging kurban, yakni tekstur daging yang keras, cenderung alot dan sulit empuk meski dimasak cukup lama.
Daging sapi dan kambing yang baru dipotong cenderung lebih alot karena kandungan protein dan seratnya yang masih padat. Untuk itu, dibutuhkan teknik khusus agar daging kurban supaya empuk dengan waktu masak yang efisien dan rasa yang tetap nikmat. Mengolah daging dengan benar tak hanya mempercepat waktu memasak, tapi juga membuat cita rasa masakan lebih optimal dan memuaskan seluruh anggota keluarga.
Berikut ini adalah berbagai tips praktis daging kurban supaya empuk, mudah dimasak, dan lezat saat disajikan. Liputan6.com, Rabu (4/6/2025)
Beredar video daging kurban yang akan dimasak bergerak-gerak sendiri. Kejadian ini terjadi di Malaysia.
1. Buang Selaput Putih dan Urat Daging
Langkah pertama yang sering diabaikan namun sangat penting adalah membuang bagian selaput putih dan urat pada daging. Selaput putih atau jaringan ikat membuat daging menjadi keras jika dimasak. Gunakan pisau tajam untuk mengiris dan membuangnya dengan hati-hati. Begitu pula dengan urat-urat besar yang menempel pada daging, sebaiknya dipotong agar tekstur daging tidak alot saat dimasak.
2. Potong Daging Berlawanan Arah Serat
Teknik pemotongan juga mempengaruhi tingkat keempukan daging. Potong daging berlawanan dengan arah seratnya. Dengan memotong serat menjadi lebih pendek, daging akan lebih mudah empuk dan tidak susah dikunyah. Teknik ini sangat berguna terutama saat mengolah daging menjadi sate, rendang, atau tumisan.
3. Gunakan Bahan Alami Seperti Daun Pepaya dan Jus Nanas
Dua bahan alami ini sudah dikenal sejak lama sebagai pengempuk daging. Daun pepaya mengandung enzim papain yang mampu memecah protein dalam daging, sementara nanas mengandung enzim bromelain yang bekerja dengan cara serupa. Bungkus daging dalam daun pepaya yang sudah diremas dan diamkan selama 60-90 menit, atau lumuri daging dengan jus nanas dan diamkan dalam kulkas selama beberapa jam. Namun, hati-hati agar tidak terlalu lama karena bisa membuat daging justru hancur dan lembek.
4. Lumuri Daging dengan Garam atau Cuka
Garam mampu memecah serat otot daging tanpa merusak rasanya. Taburkan garam secara merata di permukaan daging, diamkan selama 1–2 jam sebelum membilas dan mengeringkannya. Alternatif lainnya adalah menggunakan cuka putih. Kandungan asamnya mampu melembutkan jaringan otot daging, cukup rendam daging dalam larutan cuka selama 1–2 jam sebelum dimasak.
5. Gunakan Baking Soda atau Buttermilk
Baking soda bekerja dengan cara menaikkan pH permukaan daging, membuat daging lebih empuk. Larutkan 15 gram baking soda dalam air untuk 1 kg daging, lalu rendam selama 30 menit. Sementara itu, buttermilk mengandung asam laktat yang membantu melemahkan jaringan otot. Cukup rendam daging dalam buttermilk selama 20–40 menit sebelum dimasak.
6. Marinasi dengan Jeruk Nipis dan Rempah-Rempah
Perasan air jeruk nipis kaya akan asam sitrat yang mampu melemahkan ikatan protein. Selain melembutkan, jeruk nipis juga membantu mengurangi bau prengus daging kambing. Gunakan juga aneka rempah seperti ketumbar, jintan, merica, jahe, kunyit, kayu manis, dan kemiri untuk menambah cita rasa dan membantu penyerapan bumbu lebih baik ke dalam daging.
7. Gunakan Alat Pemukul Daging
Jika memiliki pemukul daging, gunakan alat ini untuk memukul permukaan daging secara merata. Teknik ini memecah jaringan otot dan mempercepat proses pengempukan saat dimasak. Hindari memukul terlalu keras agar tekstur daging tetap utuh dan tidak rusak.
8. Rebus Menggunakan Metode Khusus: 5-30-7 atau Rebus Dua Kali
Metode 5-30-7 merupakan teknik hemat energi yang tetap bisa membuat daging empuk. Caranya, rebus daging selama 5 menit dalam air mendidih, matikan api dan diamkan selama 30 menit dalam panci tertutup, lalu nyalakan kembali api dan masak selama 7 menit. Teknik ini cocok untuk daging berlemak maupun jeroan.
Untuk bagian jeroan, seperti babat dan hati, sebaiknya direbus dua kali. Rebus pertama untuk membuang kotoran dan bau, lalu buang air rebusan, dan rebus lagi dengan rempah-rempah agar empuk dan tidak amis.
9. Jangan Mencuci Daging
Meskipun kebiasaan umum, mencuci daging sebelum dimasak sebaiknya dihindari. Air dapat menghilangkan lemak alami pelindung daging dan membuatnya lebih mudah keras saat dimasak. Sebagai gantinya, bersihkan daging dengan tisu dapur untuk menyerap darah atau kotoran yang menempel.
10. Diamkan Daging di Suhu Ruangan
Sebelum dimasak, biarkan daging berada pada suhu ruangan selama minimal 30 menit bila sebelumnya daging disimpan di chlier. Langkah ini membantu suhu daging merata dan mempercepat proses memasak. Selain itu, ketika daging sudah matang, diamkan sejenak sebelum dipotong agar sari-sari daging tidak hilang dan rasa tetap juicy.
11. Masak dengan Suhu Ideal
Mengatur suhu saat memasak sangat berpengaruh terhadap tekstur daging. Suhu ideal memasak daging kurban berada di kisaran 65°C. Jika terlalu tinggi, daging bisa menjadi keras, dan jika terlalu rendah, daging tidak matang sempurna. Gunakan api sedang dan jangan terburu-buru saat memasak.