14 Daftar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dari Berbagai Daerah di Indonesia

1 week ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Di Indonesia, peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini dirayakan dengan beragam tradisi unik yang kaya nilai budaya dan spiritual. 

Keberagaman tradisi ini tidak hanya menunjukkan kekayaan budaya Nusantara, tetapi juga menjadi cerminan bagaimana nilai-nilai keagamaan dapat menyatu harmonis dengan kearifan lokal. Berbagai ritual dan perayaan yang digelar menjadi sarana untuk mengenang keteladanan Nabi serta mempererat tali silaturahmi.

Mengutip dari buku Tradisi-tradisi Islam Nusantara Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan yang ditulis Puji Rahayu, gelaran tradisi Maulid Nabi SAW menjadi gambaran bahwa umat Islam begitu mencintai Rasulullah SAW.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (5/8/2025).

Memahami Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Peringatan ini merupakan salah satu bentuk ekspresi syukur dan kecintaan umat Islam terhadap Rasulullah SAW.

Syariat Islam memerintahkan umatnya untuk menampakkan rasa syukur atas nikmat kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang merupakan kenikmatan terbesar bagi umat manusia.

Mengutip dari Riwayah: Jurnal Studi Hadis dalam artikel "Perayaan Maulid Nabi dalam Pandangan KH. Hasyim Asy'ari" oleh Ulin Niam Masruri, peringatan Maulid Nabi SAW dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Meskipun perayaan Maulid Nabi tidak ada pada masa Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, tradisi ini berkembang kemudian dan dipandang sebagai amalan baik yang mendorong umat untuk bershalawat dan mengingat sirah Nabi.

Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia (Bagian 1)

Indonesia, dengan kekayaan budaya dan tradisi yang beragam, memiliki cara unik dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di setiap daerahnya. Peringatan kelahiran Nabi ini tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga menampilkan ragam tradisi lokal yang sarat makna.

Melansir dari Antaranews.com, menunjukkan kekayaan ini. Berikut adalah tujuh dari empat belas daftar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dari berbagai daerah yang menarik untuk diketahui.

1. Grebeg Maulud (Yogyakarta dan Surakarta)

Tradisi Grebeg Maulud identik dengan arak-arakan gunungan yang berisi hasil bumi. Acara dimulai dengan tumplak wajik, yaitu upacara dan pemukulan kentongan sebagai tanda dimulainya persiapan gunungan. Gunungan kemudian diarak menuju Masjid Agung dan didoakan, setelah itu masyarakat berebut isi gunungan karena dipercaya membawa berkah.

2. Tradisi Ketupat (Sampang, Madura)

Di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ditandai dengan pembuatan ketupat dari janur. Ketupat ini kemudian dibawa bersama-sama oleh warga ke pondok pesantren terdekat. Tradisi ini melambangkan gotong royong, penghormatan kepada ulama, serta rasa syukur masyarakat Madura.

3. Kuah Beulangong (Aceh)

Masyarakat Aceh merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan memasak kuah beulangong, masakan khas berbahan daging sapi atau kambing dengan bumbu rempah khas. Proses memasak dilakukan dalam kuali besar sehingga bisa menghasilkan ratusan porsi. Tradisi ini dikerjakan oleh kaum laki-laki sebagai bentuk filosofi kebersamaan dan tanggung jawab sosial, kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk syukur.

4. Baayun Mulud (Kalimantan Selatan)

Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan melaksanakan tradisi Baayun Mulud, yaitu mengayun bayi sambil membaca syair maulid. Tradisi ini melambangkan rasa syukur atas kelahiran Nabi sekaligus doa agar anak-anak tumbuh sehat dan penuh berkah.

5. Bungo Lado (Padang Pariaman, Sumatera Barat)

Di Padang Pariaman, Sumatera Barat, tradisi Bungo Lado masih dilestarikan hingga kini. Keluarga membuat pohon hias yang diberi daun khusus sebagai simbol kebahagiaan, yang kemudian disumbangkan ke panti asuhan sebagai bentuk kepedulian sosial.

6. Baca Kitab Al-Barzanji (Jepara)

Tradisi Maulid di Jepara diisi dengan pembacaan kitab Al-Barzanji, dilanjutkan tausiyah dan doa bersama. Tradisi ini menekankan pada penguatan iman serta pembelajaran nilai-nilai keteladanan Rasulullah SAW.

7. Bale Saji (Bali)

Di Bali, masyarakat mengarak Bale Saji, hiasan berupa bunga, telur, dan kertas yang melambangkan kehidupan serta kelahiran. Bale Saji kemudian didoakan bersama sebagai simbol rasa syukur atas rahmat Allah SWT.

Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia (Bagian 2)

Melanjutkan pembahasan mengenai daftar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dari berbagai daerah, tradisi-tradisi ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai keagamaan dapat menyatu dengan budaya lokal, menciptakan perayaan yang sarat dengan makna religius dan sosial.

Mengutip dari Yatimmandiri.org, menggarisbawahi keunikan ini. Berikut adalah tujuh tradisi Maulid Nabi lainnya yang tak kalah menarik.

8. Rammang-Rammang / Maudu (Sulawesi Selatan)

Tradisi ini dirayakan dengan mengarak paket makanan menggunakan puluhan perahu di sungai, dilengkapi dengan ribuan telur hias sebagai simbol keberkahan. Di Maros, Sulawesi Selatan, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW diselenggarakan dengan mengarak ratusan paket makanan menggunakan lebih dari 50 perahu. Tradisi ini sekaligus wujud syukur masyarakat atas nikmat alam, terutama sungai sebagai sumber kehidupan.

9. Gerantung (Lombok Utara)

Tradisi Gerantung berasal dari Dasan Beleq, Lombok Utara, di mana alat musik tradisional suku Dayak dibunyikan selama lebih dari 24 jam tanpa henti hingga pergantian 12 Rabiul Awal. Selain itu, tradisi migel, yang merupakan tarian bersama di sekitar kompleks Masjid Kuno Gumantar, juga menjadi bagian penting dari perayaan Maulid di Lombok.

10. Endhog-endhogan (Banyuwangi)

Tradisi unik di Banyuwangi adalah mengarak ratusan telur yang ditancapkan pada batang pisang dan wadah berisi nasi lauk. Setelah diarak ke masjid, telur dan hidangan didoakan, lalu dibagikan untuk disantap bersama.

11. Keresan (Mojokerto)

Di Mojokerto, tradisi maulid dikenal dengan Keresan, yakni masyarakat memanjat pohon kersen untuk mengambil hadiah yang digantung. Tradisi ini mirip panjat pinang dan menjadi ajang kebersamaan masyarakat.

12. Sebar Udikan (Madiun)

Masyarakat Madiun merayakan maulid dengan tradisi Sebar Udikan, yaitu menyebarkan uang koin di halaman rumah warga. Koin yang jumlahnya mencapai belasan juta rupiah diperebutkan oleh peserta, melambangkan kedermawanan dan rasa syukur.

13. Kirab Ampyang (Loram Kulon, Jawa Tengah)

Di Desa Loram Kulon, Jawa Tengah, terdapat tradisi Kirab Ampyang. Makanan yang dihias dengan ampyang, nasi, dan kerupuk diarak keliling desa sebelum dibagikan kepada warga, sebagai bagian dari perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

14. Rolasan (Kebumen)

Desa Pejengkolan, Kabupaten Kebumen, memiliki tradisi Rolasan setiap 12 Rabiul Awal. Warga berkumpul membawa makanan tradisional seperti nasi gilig, ayam panggang, opak, dan pisang. Tradisi ini menekankan semangat gotong royong, kekompakan, dan rasa kebersamaan di masyarakat pedesaan.

Makna dan Filosofi di Balik Tradisi Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai daerah di Indonesia tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga sarat akan makna dan filosofi mendalam.

Tradisi-tradisi ini menjadi wadah untuk mengekspresikan rasa cinta dan penghormatan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari buku Tradisi-tradisi Islam Nusantara Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan yang ditulis Puji Rahayu, gelaran tradisi Maulid Nabi SAW ini bukan sekedar seremonial semata namun mengandung makna yang mendalam. Peringatan ini menjadi gambaran bahwa umat Islam begitu mencintai Rasulullah SAW.

Selain itu, perayaan Maulid juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan antarwarga. Banyak tradisi yang melibatkan gotong royong dalam persiapan makanan atau arak-arakan, seperti pembuatan ketupat di Sampang atau memasak kuah beulangong di Aceh.

Aspek kedermawanan juga sangat menonjol, seperti tradisi Bungo Lado di Padang Pariaman yang menyumbangkan pohon hias berisi uang ke panti asuhan, atau Sebar Udikan di Madiun yang menyebarkan uang koin.

Hal ini sejalan dengan tujuan perayaan Maulid yang tidak sebatas seremoni, tetapi juga untuk melakukan amal-amal kebajikan seperti bakti sosial dan santunan kepada fakir miskin, sebagaimana disebutkan dalam Riwayah: Jurnal Studi Hadis oleh Ulin Niam Masruri.

Peran Maulid Nabi dalam Penyebaran Islam di Nusantara

Tradisi Maulid Nabi memiliki peran yang signifikan dalam penyebaran Islam di Nusantara. Para ulama dan penyebar agama memanfaatkan momentum perayaan ini sebagai media dakwah yang efektif, mengintegrasikan ajaran Islam dengan budaya lokal yang sudah ada.

Dikutip dari buku Agama Islam untuk Disiplin Ilmu Budaya karya Fadlil Munawwar, salah satu cara penyebaran Islam di Indonesia adalah melalui amalan keagamaan membaca maulid.

Islam tidak mungkin dapat segera tersebar dan diterima masyarakat luas di Indonesia jika saja proses penyebarannya tidak melibatkan tradisi-tradisi keagamaan seperti Maulid. Hal ini dilakukan karena dasar pandangan ahlussunnah wal jamaah, corak Islam yang mendominasi warna Islam Indonesia, lebih fleksibel dan toleran, sehingga tradisi menjadi sangat penting maknanya dalam kehidupan keagamaan.

Dengan demikian, perayaan Maulid Nabi menjadi jembatan yang menghubungkan nilai-nilai keislaman dengan kearifan lokal, menciptakan harmoni antara agama dan budaya.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa itu Maulid Nabi Muhammad SAW?

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan kelahiran Rasulullah pada 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah sebagai bentuk syukur dan cinta umat Islam.

2. Apakah perayaan Maulid Nabi ada di masa Rasulullah SAW?

Tidak, perayaan Maulid Nabi berkembang setelah masa sahabat, namun dipandang sebagai amalan baik untuk memperbanyak shalawat dan mengenang sirah Nabi.

3. Mengapa tradisi Maulid Nabi berbeda di tiap daerah Indonesia?

Karena setiap daerah memadukan nilai keagamaan dengan kearifan lokal, sehingga lahir beragam tradisi unik yang sarat makna budaya dan spiritual.

4. Apa makna utama dari peringatan Maulid Nabi?

Maknanya adalah meneladani akhlak Nabi, mempererat silaturahmi, menumbuhkan rasa syukur, dan menguatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW.

5. Tradisi apa yang terkenal di Yogyakarta dan Surakarta?

Grebeg Maulud dengan arak-arakan gunungan berisi hasil bumi yang kemudian diperebutkan masyarakat sebagai simbol berkah.

6. Bagaimana peran Maulid Nabi dalam penyebaran Islam di Nusantara?

Maulid menjadi media dakwah para ulama, menghubungkan ajaran Islam dengan budaya lokal sehingga Islam lebih mudah diterima masyarakat.

7. Apa nilai sosial dari tradisi Maulid di Indonesia?

Tradisi Maulid menonjolkan gotong royong, kepedulian sosial, kedermawanan, dan kebersamaan, seperti berbagi makanan atau memberi santunan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |