6 Tradisi Muharaman di Berbagai Negara, Iran dan India Paling Dramatis

8 hours ago 1

Liputan6.com, Cilacap - Muharam, bulan pertama dalam kalender Hijriyah, memiliki makna yang sangat penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain menjadi awal tahun baru Islam, Muharam juga merupakan bulan yang sarat dengan nilai-nilai spiritual, sejarah, dan budaya yang kaya.

Di berbagai belahan dunia, Muharram dirayakan dengan cara yang unik dan beragam, mencerminkan kekayaan tradisi dan warisan budaya Islam yang berbeda-beda. Dari ritual keagamaan yang khidmat hingga perayaan budaya yang meriah, Muharam menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan antara individu, komunitas, dan negara.

Tradisi Muharam (Muharaman) tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan beragama, tetapi juga menjadi cerminan dari keberagaman budaya dan sejarah Islam di berbagai belahan dunia. Melalui perayaan Muharram, umat Muslim dapat memperkuat identitas keagamaan mereka, sambil juga menunjukkan rasa hormat dan toleransi terhadap tradisi dan budaya lain.

Dalam konteks globalisasi dan interaksi lintas budaya yang semakin intens, memahami dan mengapresiasi tradisi Muharam di dunia menjadi sangat penting untuk membangun jembatan komunikasi dan kerjasama antar komunitas.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang tradisi Muharaman di berbagai belahan dunia yang merupakan warisan sejarah dan budaya yang kaya bagi umat Muslim dunia sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (28/06/25).

Simak Video Pilihan Ini:

Jenazah Nelayan Dievakuasi dari Perairan Nusakambangan Cilacap

Perayaan Muharaman di Berbagai Negara

1. Iran: Perayaan Asyura dan Taziyeh

Di Iran, Muharam diperingati secara besar-besaran, terutama oleh umat Syiah. Tradisi paling khas adalah Taziyeh, sebuah pertunjukan teater religius yang menggambarkan peristiwa tragis di Karbala.

Warga berkumpul di jalanan untuk mengikuti prosesi, mengenakan pakaian hitam sebagai tanda duka, sambil mendengarkan pembacaan kisah syahidnya Imam Husain.

Terdapat pula kegiatan Nazri (pembagian makanan gratis) sebagai bentuk amal dan rasa syukur.

2. India dan Pakistan: Prosesi Matam dan Tabut

Di negara-negara Asia Selatan seperti India dan Pakistan, tradisi Muharam dilakukan dengan prosesi jalanan yang melibatkan ribuan orang. Salah satu bentuk yang menonjol adalah Matam, yaitu ekspresi duka dengan menepuk dada atau bahkan menyayat tubuh sebagai bentuk solidaritas terhadap penderitaan Imam Husain.

Selain itu, terdapat prosesi membawa Tabut (replika makam Husain) yang kemudian dikuburkan atau dihanyutkan ke sungai pada akhir peringatan.

3. Indonesia: Tradisi Tabuik di Pariaman

Di Indonesia, khususnya di Pariaman, Sumatra Barat, masyarakat menggelar tradisi Tabuik, yang berasal dari kata "tabut". Tradisi ini merupakan warisan budaya Syiah yang dibawa oleh orang India pada abad ke-19. Dua buah bangunan tinggi menyerupai menara diarak mengelilingi kota sebelum akhirnya dihanyutkan ke laut.

Meski bernuansa Syiah, acara ini telah mengalami proses akulturasi dan menjadi perayaan budaya tahunan yang meriah dan terbuka bagi semua golongan.

Perayaan Muharaman di Berbagai Negara (4-6)

4. Lebanon: Prosesi dan Majelis Duka

Di Lebanon, khususnya di daerah yang mayoritas penduduknya adalah Muslim Syiah seperti Beirut Selatan dan Nabatieh, Muharam diperingati dengan majelis duka (majlis azaa) dan ceramah keagamaan. Warga berpakaian hitam dan mengikuti prosesi sambil melantunkan syair-syair kesedihan. Banyak juga yang melakukan donasi dan membagikan makanan sebagai amal.

5. Nigeria: Peringatan Damai oleh Komunitas Syiah

Di Nigeria, komunitas Syiah mengadakan peringatan Asyura dengan menggelar prosesi damai, meskipun terkadang menghadapi tantangan politik dan keamanan. Peringatan ini difokuskan pada semangat keadilan dan keteladanan Imam Husain sebagai simbol perjuangan melawan tirani.

6. Irak: Pusat Perayaan di Karbala

Irak, khususnya Kota Karbala, menjadi pusat peringatan Muharam terbesar di dunia. Jutaan peziarah dari seluruh dunia datang ke Makam Imam Husain setiap tahun untuk memperingati Asyura. Prosesi duka, ziarah massal, pembacaan kisah Karbala, dan distribusi makanan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. 40 hari setelah Asyura, mereka juga memperingati Arba'in, dengan tradisi jalan kaki ke Karbala sebagai bentuk pengabdian spiritual.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |