7 Bacaan Doa Maulid Nabi Muhammad SAW Arab, Latin, dan Terjemahannya

2 months ago 27

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Membaca bacaan doa Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu amalan utama yang dilakukan dalam peringatan ini.

Melalui peringatan Maulid, umat Islam diajak untuk meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Berbagai bacaan doa Maulid Nabi Muhammad SAW dan shalawat dipanjatkan sebagai bentuk kecintaan dan penghormatan kepada beliau.

Kumpulan doa yang dipanjatkan pada peringatan Maulid Nabi berfungsi untuk memperkuat keimanan dan meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah.

Doa-doa tersebut biasanya meliputi permohonan ampunan, keselamatan, serta keberkahan untuk diri sendiri, keluarga, dan umat Islam secara umum. 

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (26/8/2025).

Bacaan Doa dan Shalawat Utama dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca doa dan shalawat sebagai bentuk kecintaan dan penghormatan kepada Rasulullah SAW. Berbagai bacaan doa Maulid Nabi Muhammad SAW ini dapat diamalkan untuk memohon keberkahan dan syafaat.

Berikut adalah beberapa bacaan doa Maulid Nabi Muhammad SAW dan shalawat yang umum dipanjatkan, melansir dari berbagai sumber termasuk Antaranews.com dan sumber lainnya:

  1. Doa Menyambut Rabiul Awal

    Arab: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي خَاتِمَةِ شَهْرِنَا هذَا ، وَأَقْدِمْ عَلَيْنَا رَبِيع الْأَوَّلِ بِصَلَاحِ الْبِلَادِ وَالْعِبَادِ وَدَفْعِ الْبَلَاءِ وَالْفَسَادِ وَتَفْرِيجِ كَرْبِ أمَّةِ حَبِيبِك مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْخَافِي وَالْبَادِ ، يَاكَرِيمْ يَاجُوَادْ

    Latin: Allaahumma baarik lanaa fi khootimati syahrina Hadza, wa aqdim 'alainaa Robi'uul awwali bisholaahil balaadi wal 'ibaadi wa daf'il balaa-i wal fasaadi watafriiji karbi ummati habibika Muhammad shollallahu 'alaihi wasallama fil kholfii wal baadi Ya Kariim ya Juwaad.

    Arti: "Ya Allah berkahilah kami di penghujung bulan (Safar) ini dan datangkanlah kepada kami bulan Rabiul Awal dengan diberi kebaikan kepada negara dan orang-orang di dalamnya. Diangkatkan bala dan kerusakan dan hilangkanlah kesedihan, kesusahan umat Nabi Muhammad SAW yang tersembunyi atau yang terlihat, wahai yang Maha Mulia dan Maha Dermawan."

  2. Shalawat Ibrahimiyah

    Arab: اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أَٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أَٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعٰلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

    Latin: Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammadin, kamaa shallaita'alaa Ibrahiim wa'alaa aali Ibrahiima, wabaarik'alaa Muhammadin wa'alaa aali Muhammadin, kama baarakta'alaa Ibraahim wa'alaa aali Ibrahiima, fil 'aalamiina innaka hamiidun majiid.

    Arti: "Ya Allah, limpahkan sholawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana yang telah Engkau limpahkan pada Ibrahim dan keluarganya, berkatilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung."

  3. Shalawat Nariyah

    Arab: اللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَــمَّدِ الَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىٰ اٰلِهِ وِصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

    Latin: Allahumma shalli shalatan kamilatan wa sallim salaman tamman `ala sayyidina Muhammadinil-ladzi tanḫallu bihil-`uqadu wa tanfariju bihil-kurabu wa tuqdla bihil-ḫawaju wa tunalu bihir-ragha'ibu wa husnul-khawatimi wa yustasqal-ghamamu biwajhihil-karimi wa `ala alihi wa shahbihi fî kulli lamhatin wa nafasin bi`adadi kulli ma`lumilak(a").

    Arti: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau."

  4. Shalawat Al-Fatih

    Arab: اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الحَقَّ بِالحَقِّ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ

    Latin: Allahumma shalli wa sallim wa barik 'ala sayyidina Muhammadinil Fatihi lima ughliqa, wal khatimi lima sabaqa, wan nashiril haqqa bil haqqi, wal hadi ila shiratin mustaqim. Shallallahu 'alayhi, wa 'ala alihi, wa ashhabihi haqqa qadrihi wa miqdarihil 'azhim.

    Arti: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, pembuka apa yang terkunci, penutup apa yang telah lalu, pembela yang hak dengan yang hak, dan petunjuk kepada jalan yang lurus. Semoga Allah melimpahkan shalawat kepadanya, keluarga dan para sahabatnya dengan hak derajat dan kedudukannya yang agung."

  5. Shalawat Ummi

    Arab: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

    Latin: Allāhumma shalli 'ala Muhammad 'abdika wa rasulika an-nabiyyil ummiyyi wa 'ala alihi wa shahbihi wa sallim.

    Arti: "Ya Allah, limpahkanlah sholawat-Mu kepada Muhammad, hamba, Nabi dan Rasul-Mu, seorang Nabi yang ummi."

  6. Shalawat Bani Hasyim

    Arab: اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى النَّبِيِّ الْهَـاشِمِيِّ مُحَمَّدٍ وَّعَلَى الِه وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا

    Latin: Allahumma shalli 'alán-nabiyil hasyimiyyi Muhammadin wa'ala alihi wa sallim tasliman.

    Arti: "Ya Allah, berikanlah rahmat serta salam kepada seorang nabi keturunan Bangsawan Hasyim, yakni Muhammad beserta keluarganya, semogalah tetap selamat dan sejahtera."

  7. Shalawat Imam Syafi'i

    Arab: صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُوْنَ

    Latin: Shallahu 'alâ nabiyyinâ muḫammadin kullamâ dzakarahudz dzâkirûna wa ghafala 'an dzikrihil ghâfilûn(a).

    Arti: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas nabi kami, Nabi Muhammad, selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai lupa untuk menyebut-Mu."

Membaca bacaan doa Maulid Nabi Muhammad SAW dan berbagai shalawat ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan umat terhadap Nabi serta menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Makna Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi, atau dalam bahasa Arab disebut Mawlid an-Nabī, adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriah. Kata "maulid" atau "milad" sendiri memiliki arti "hari lahir". Peringatan ini telah menjadi tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Secara substansi, peringatan Maulid Nabi merupakan ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Momen ini menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk mengenang sejarah dan perjuangan beliau dalam menyebarkan ajaran Islam, serta meneladani akhlak mulianya.

Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang memiliki sifat-sifat luhur seperti sabar, jujur, amanah, rendah hati, dan penuh kasih sayang, yang menjadi teladan bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Peringatan Maulid Nabi juga mendorong umat Islam untuk senantiasa menghadirkan dan memperbanyak shalawat untuk Rasulullah SAW.

Hal ini merupakan salah satu bentuk syukur umat Muslim karena Rasulullah telah memberikan teladan yang baik dan membawa ajaran Islam sebagai petunjuk hidup. Maulid Nabi juga menjadi momentum untuk meneguhkan kembali rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dengan mengikuti ajarannya.

Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momen penting yang dirayakan secara meriah dengan berbagai tradisi dan kegiatan keagamaan di berbagai daerah. Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum perayaannya, semangat untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW tetap menjadi hal utama.

Sejarah dan Perkembangan Tradisi Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW telah dikenal oleh masyarakat Muslim Arab setidaknya sejak tahun kedua Hijriah, meskipun ada beragam versi mengenai awal mulanya. Beberapa pendapat menyebutkan bahwa peringatan ini pertama kali dilakukan pada masa Dinasti Fatimiyah yang berkuasa di Mesir pada abad ke-4 Hijriah (sekitar abad ke-10 Masehi).

  • Dinasti Fatimiyah, yang beraliran Syiah Ismailiyah, mengadakan berbagai perayaan maulid, tidak hanya Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi juga maulid Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan, dan Husain.
  • Namun, ada juga pandangan yang menyatakan bahwa peringatan Maulid pertama kali diselenggarakan oleh Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri, gubernur Irbil di Irak, yang hidup pada tahun 549-630 H (sekitar abad ke-12 Masehi).

Sultan ini dikenal sebagai raja yang mulia, agung, dan dermawan, yang mengundang para ulama, ahli tasawuf, ilmuwan, dan seluruh rakyatnya untuk menjamu tamu, berbagi hadiah, dan bersedekah kepada fakir miskin saat Maulid.

  • Pendapat lain menyebutkan bahwa peringatan Maulid pertama kali diselenggarakan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi (567-622 H, sekitar abad ke-12 Masehi), penguasa Dinasti Ayyub.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan semangat jihad umat Islam pada saat Perang Salib dan merebut Yerusalem dari kerajaan Salibis. Shalahuddin Al-Ayyubi mengimbau umat Islam di seluruh dunia untuk merayakan hari lahir Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal secara massal, dengan tujuan membangkitkan semangat juang.

Terlepas dari perbedaan sejarah awal mulanya, tradisi Maulid Nabi terus berkembang dan menjadi bagian penting dalam kehidupan umat Islam di seluruh dunia. Kini, baik Sunni maupun Syiah di berbagai negara merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, meskipun dengan tanggal yang sedikit berbeda (Sunni pada 12 Rabiul Awal dan Syiah pada 17 Rabiul Awal). 

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Peringatan Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW mengandung berbagai nilai dan makna yang mendalam bagi umat Islam. Nilai-nilai ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga bertujuan untuk memperkuat keimanan dan karakter religius individu, seperti yang diungkapkan dalam jurnal IJoCE: Indonesian Journal of Counseling and Education.

  1. Nilai Spiritual

    Peringatan Maulid mampu menumbuhkan dan menambah rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Luapan kegembiraan atas kelahiran Nabi SAW merupakan cerminan rasa cinta dan penghormatan umat terhadap beliau sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Dengan memperingati Maulid, umat Islam diingatkan untuk senantiasa bershalawat kepada Nabi SAW, sebagaimana Allah SWT dan para malaikat juga bershalawat kepada beliau.

  2. Nilai Moral

    Melalui peringatan Maulid, umat Islam dapat meneladani akhlak terpuji dan nasab mulia Nabi Muhammad SAW. Mempraktikkan sifat-sifat mulia yang bersumber dari Nabi SAW, seperti jujur, amanah, sabar, dan kasih sayang, adalah salah satu tujuan utama dari diutusnya Nabi SAW. Peringatan ini juga menjadi sarana untuk mendapatkan nasihat dan pengarahan dari ulama agar selalu berada dalam tuntunan agama.

  3. Nilai Sosial

    Memuliakan dan memberikan jamuan makanan kepada tamu, terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majelis Maulid, merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Kegiatan ini sangat dianjurkan dalam agama karena memiliki nilai sosial yang tinggi. Selain itu, acara Maulid dapat menjadi wadah untuk bersedekah di antara sesama, di mana masyarakat secara swadaya menyumbangkan sebagian harta untuk hidangan yang akan dinikmati bersama.

  4. Nilai Persatuan

    Berkumpul bersama dalam rangka bermaulid, bershalawat, dan berdzikir secara tidak langsung dapat menumbuhkan rasa solidaritas sosial yang tinggi. Hal ini mampu mempererat dan mengokohkan ukhuwah, baik ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim), basyariyah (persaudaraan sesama manusia), maupun wathoniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air).

Ragam Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Indonesia

Indonesia, dengan populasi Muslim mayoritas, memiliki beragam tradisi unik dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai daerah. Tradisi-tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya lokal yang berpadu dengan nilai-nilai keagamaan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist.

  1. Endhog-endhogan (Banyuwangi)

    Tradisi ini melibatkan pengarakan ribuan telur itik yang ditancapkan pada pelepah pohon pisang. Telur melambangkan tiga lapisan: kulit telur sebagai identitas keislaman, putih telur sebagai keimanan, dan kuning telur sebagai keihsanan. Tradisi ini sudah ada sejak sekitar tahun 1926 dan terus dilestarikan sebagai bentuk syukur dan pengingat ajaran Nabi.

  2. Ancak Agung (Situbondo)

    Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, terdapat tradisi "Ancak Agung" berupa kirab budaya dengan menggiring ancak (wadah dari bambu atau lidi) yang berisi berbagai buah-buahan, sayuran, camilan, hingga pakaian dan uang. Setelah diarak, ancak ini akan diperebutkan oleh masyarakat, yang meyakini bahwa makanan yang diperoleh akan membawa keberkahan.

  3. Bungo Lado (Padang Pariaman)

    Tradisi khas masyarakat Padang Pariaman, Sumatera Barat ini dikenal sebagai "pohon uang". Warga membuat pohon buatan yang dihiasi dengan uang kertas asli dari pecahan terkecil hingga terbesar. Selain itu, warga juga membawa makanan dan minuman untuk disantap bersama.

  4. Maudu Lampoa (Sulawesi Selatan)

    Perayaan Maulid di Takalar, Sulawesi Selatan, dilakukan di atas perahu yang dihiasi selendang warna-warni dan telur hias. Perahu dihiasi dengan ribuan telur serta bahan makanan tradisional yang disusun seperti gunungan, kemudian diperebutkan oleh warga setelah pembacaan kitab Barzanji. Tradisi ini melambangkan sejarah masuknya Islam di wilayah selatan Sulawesi.

  5. Keresan (Mojokerto)

    Tradisi ini diselenggarakan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dengan menggantung sejumlah hasil bumi seperti nanas, kelapa muda, terong, jagung, dan nangka di pohon kersen atau talok. Selain hasil bumi, kebutuhan pokok lainnya seperti pakaian dan sandal juga digantung. Setelah doa bersama, barang-barang tersebut diperebutkan oleh warga.

  6. Grebeg Maulud (Yogyakarta dan Solo)

    Acara budaya rutin Keraton Kasultanan Yogyakarta ini melibatkan pengarakan tujuh gunungan besar yang terdiri dari buah-buahan dan hasil panen lainnya. Gunungan ini melambangkan rasa syukur kepada Tuhan atas kelimpahan hasil bumi dan bentuk sedekah raja kepada rakyatnya. Setelah upacara dan doa, gunungan akan diserbu warga yang meyakini akan membawa keberkahan.

  7. Nasi Kebuli (DKI Jakarta dan Jawa Timur)

    Nasi Kebuli adalah hidangan populer dalam perayaan Maulid Nabi, terutama di kalangan masyarakat Betawi Jakarta dan Arab di Indonesia. Nasi ini dihidangkan dalam nampan besar dan disantap bersama-sama. Menurut KHR. Muhammad Kholil As'ad, nama "kebuli" berasal dari bahasa Arab "qabul" yang berarti "diterima", menunjukkan bahwa hidangan Maulid Nabi pasti diterima.

Daftar Sumber

  • antaranews.com 
  • IJoCE: Indonesian Journal of Counseling and Education | Kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Sarana Penguatan Karakter Religius Remaja Di Desa Gadung Kecamatan Toboali | Uswatun Hasanah, Sopa Anriani, Suci Budianti, Winda Yolanda, Nurul Faqih Isro’i | 2020
  • Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist | MAULID NABI, ANTARA ISLAM DAN TRADISI | Nahdiyah & Saiffuddin | Juni 2021

FAQ

1. Apa itu Maulid Nabi Muhammad SAW?

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Kata "maulid" sendiri berarti "hari lahir", dan perayaan ini merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam sebagai bentuk penghormatan dan pengingat akan keteladanan Nabi.

2. Mengapa umat Islam memperingati Maulid Nabi?

Umat Islam memperingati Maulid Nabi sebagai bentuk kecintaan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, mengenang sejarah perjuangan beliau dalam menyebarkan Islam, serta meneladani akhlak mulianya. Peringatan ini juga menjadi momen untuk memperkuat keimanan dan memperbanyak shalawat kepada Rasulullah.

3. Apa saja amalan yang dianjurkan saat Maulid Nabi?

Amalan yang dianjurkan saat Maulid Nabi meliputi membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, membaca bacaan doa Maulid Nabi Muhammad SAW, mendengarkan kajian Islam tentang sirah Nabi, serta melakukan kegiatan sosial seperti berbagi makanan atau membantu sesama.

4. Apakah ada bacaan doa khusus untuk Maulid Nabi?

Ya, ada beberapa bacaan doa dan shalawat yang umum dipanjatkan saat Maulid Nabi, seperti Shalawat Ibrahimiyah, Shalawat Nariyah, Shalawat Al-Fatih, Shalawat Ummi, dan doa menyambut bulan Rabiul Awal. Bacaan-bacaan ini biasanya berisi pujian dan permohonan kepada Allah SWT melalui perantara Nabi Muhammad SAW.

5. Bagaimana sejarah awal mula perayaan Maulid Nabi?

Sejarah awal mula perayaan Maulid Nabi memiliki beberapa versi, di antaranya ada yang menyebutkan dimulai pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-4 Hijriah, dan ada pula yang mengaitkannya dengan Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri di Irak atau Shalahuddin Al-Ayyubi pada abad ke-6 Hijriah. Tujuannya bervariasi, mulai dari ekspresi kegembiraan hingga membangkitkan semangat jihad.

6. Apa makna shalawat yang dibaca saat Maulid Nabi?

Shalawat yang dibaca saat Maulid Nabi memiliki makna pujian, penghormatan, dan permohonan rahmat serta keberkahan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan bershalawat, umat Islam berharap mendapatkan syafaat dari Nabi di akhirat kelak dan meneladani sifat-sifat mulia beliau.

7. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam peringatan Maulid Nabi?

Peringatan Maulid Nabi mengandung nilai spiritual yang meningkatkan cinta Nabi, nilai moral untuk meneladani akhlak beliau, nilai sosial melalui sedekah dan jamuan, serta nilai persatuan yang mempererat ukhuwah antarumat Muslim.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |