https://www.liputan6.com/dashboard/medias/media_picker?type=Image&nofilter=betul&singleSelect=1Liputan6.com, Jakarta Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 adalah salah satu momen penting bagi umat Islam. Setiap tahun, tanggal 12 Rabiul Awal menjadi hari penuh berkah untuk mengenang kelahiran Rasulullah SAW. Kegiatan peringatan Maulid biasanya diisi dengan doa, ceramah agama, shalawat, serta kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.
Agar acara berjalan khidmat dan tertib, susunan acara perlu dibuat secara jelas dari awal hingga akhir. Susunan ini biasanya disesuaikan dengan tempat pelaksanaan, apakah di masjid, sekolah, kantor, pondok pesantren, atau lingkungan masyarakat. Meski berbeda format, inti dari rangkaian acara tetap sama, yaitu menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW.
Selain sebagai bentuk syukur, susunan acara yang baik juga membuat peserta lebih mudah mengikuti jalannya peringatan. Mulai dari pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, sambutan, tausiyah, hingga doa penutup, semua tertata dengan urutan yang rapi. Berikut 8 contoh susunan acara Maulid Nabi 2025 lengkap dari pembukaan hingga penutup, yang bisa dijadikan panduan sesuai kebutuhan masing-masing.
1. Susunan Acara Maulid Nabi di Masjid
Susunan acara di masjid biasanya lebih formal dan melibatkan jamaah yang cukup banyak. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh MC, lalu dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Setelah itu, ada sambutan dari pengurus masjid, tausiyah dari ustaz, pembacaan shalawat, dan ditutup dengan doa.
Acara Maulid di masjid sering kali menjadi ajang memperkuat ukhuwah antarjamaah. Selain itu, masjid juga berfungsi sebagai pusat dakwah sehingga acara biasanya menekankan nilai keilmuan dan keagamaan. Kehadiran ustaz atau ulama memberikan wawasan baru yang bermanfaat bagi jamaah.
Berikut contoh susunan acara yang dapat diterapkan:
19.30 – 19.45 WIB: Pembukaan
- Pembukaan oleh MC.
- Pembacaan basmalah bersama.
- Pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan saritilawah.
19.45 – 20.00 WIB: Sambutan
- Sambutan dari Ketua Takmir Masjid.
- Sambutan Panitia Pelaksana.
20.00 – 20.50 WIB: Tausiyah Agama
- Ceramah oleh ustaz/da’i.
- Materi tentang keteladanan Rasulullah.
20.50 – 21.15 WIB: Shalawat Nabi
- Shalawat bersama jamaah.
- Diiringi hadrah/qasidah.
21.15 – 21.30 WIB: Doa & Penutup
- Doa penutup oleh ustaz.
- MC menutup acara.
2. Susunan Acara Maulid Nabi di Sekolah
Di sekolah, susunan acara biasanya disesuaikan dengan usia peserta didik. Acara bisa dikemas lebih sederhana namun tetap penuh makna. Pembukaan dilakukan oleh guru atau siswa, dilanjutkan dengan pembacaan Al-Qur’an, sambutan kepala sekolah, penampilan shalawat dari siswa, ceramah singkat, dan doa bersama.
Acara Maulid di sekolah berfungsi untuk menanamkan kecintaan kepada Nabi sejak dini. Selain itu, kegiatan ini juga melatih siswa untuk tampil di depan umum melalui pembacaan shalawat, drama religi, atau lomba-lomba Islami. Dengan begitu, nilai spiritual dapat digabungkan dengan nilai edukatif.
Berikut contoh susunan acara yang dapat diterapkan:
07.30 – 07.45 WIB: Pembukaan
- Pembukaan oleh MC.
- Menyanyikan Indonesia Raya & Mars Sekolah (jika ada).
- Pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
07.45 – 08.15 WIB: Sambutan
- Kepala Sekolah.
- Ketua Panitia.
- Perwakilan Komite (opsional).
08.15 – 09.15 WIB: Penampilan Islami
- Shalawat bersama siswa.
- Drama kisah Nabi.
- Lomba Islami (pidato, adzan, kuis).
09.15 – 10.00 WIB: Tausiyah Agama
- Ceramah oleh guru agama/ustaz undangan.
10.00 – 10.30 WIB: Santunan & Doa
- Santunan anak yatim.
- Doa penutup.
3. Susunan Acara Maulid Nabi di Lingkungan RT/RW
Acara di lingkungan RT atau RW biasanya lebih sederhana namun hangat karena melibatkan masyarakat sekitar. Pembukaan dilakukan oleh MC, lalu ada sambutan ketua RT/RW, pembacaan Al-Qur’an, tausiyah singkat dari ustaz setempat, pembacaan shalawat, dan doa bersama.
Kegiatan semacam ini menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antarwarga. Selain pengajian, biasanya juga disertai dengan santunan anak yatim atau makan bersama untuk menambah keberkahan. Suasana kekeluargaan membuat acara lebih hidup dan bermakna.
Berikut contoh susunan acara yang dapat diterapkan:
19.30 – 19.40 WIB: Pembukaan
- Pembukaan MC.
- Pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
19.40 – 19.55 WIB: Sambutan
- Ketua RT/RW.
- Ketua Panitia.
19.55 – 20.40 WIB: Tausiyah Agama
- Ceramah ustaz setempat.
- Materi tentang akhlak Nabi.
20.40 – 21.00 WIB: Shalawat Nabi
- Pembacaan shalawat bersama.
21.00 – 21.15 WIB: Doa Penutup
- Dipimpin ustaz.
- Salam penutup.
4. Susunan Acara Maulid Nabi di Pondok Pesantren
Pondok pesantren memiliki tradisi khas dalam merayakan Maulid Nabi. Biasanya, acara lebih panjang dengan tambahan pembacaan kitab maulid seperti Barzanji atau Simtudduror. Selain itu, ada juga penampilan hadrah, tausiyah, serta doa bersama yang dipimpin kiai.
Acara Maulid di pesantren menjadi momen belajar sekaligus mempererat hubungan santri dengan para kiai. Kegiatan ini juga mendidik santri untuk lebih mengenal sejarah Rasulullah dan meneladani akhlaknya. Nuansa keilmuan sangat kental dalam setiap rangkaiannya.
Berikut contoh susunan acara yang dapat diterapkan:
08.00 – 08.15 WIB: Pembukaan
- Pembukaan MC.
- Pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
08.15 – 08.45 WIB: Pembacaan Kitab Maulid
- Kitab Barzanji atau Simthud Durar.
08.45 – 09.15 WIB: Sambutan
- Pimpinan Pesantren.
- Panitia.
09.15 – 10.15 WIB: Tausiyah & Mauidhoh Hasanah
- Ceramah dari kiai/ustaz.
10.15 – 10.45 WIB: Shalawat & Hadrah
- Penampilan grup hadrah.
10.45 – 11.00 WIB: Doa Penutup
- Doa bersama.
5. Susunan Acara Maulid Nabi di Kantor atau Instansi
Perayaan Maulid di kantor biasanya diadakan secara sederhana dan formal. Acara dibuka oleh MC, dilanjutkan pembacaan Al-Qur’an, sambutan pimpinan instansi, ceramah singkat, pembacaan shalawat, serta doa bersama.
Kegiatan ini berfungsi memperkuat nilai spiritual di lingkungan kerja. Dengan adanya peringatan Maulid, suasana kantor menjadi lebih religius dan penuh kekeluargaan. Selain itu, acara ini juga meningkatkan kebersamaan antarpegawai.
Berikut contoh susunan acara yang dapat diterapkan:
09.00 – 09.15 WIB: Pembukaan
- Pembukaan oleh MC.
- Pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
09.15 – 09.30 WIB: Sambutan
- Pimpinan Instansi.
- Panitia.
09.30 – 10.30 WIB: Tausiyah Agama
- Ceramah dari ustaz.
- Pesan relevan dengan dunia kerja.
10.30 – 10.50 WIB: Shalawat Nabi
- Dilantunkan bersama pegawai.
10.50 – 11.00 WIB: Doa & Penutup
- Doa bersama.
- MC menutup acara.
6. Susunan Acara Maulid Nabi dengan Santunan Anak Yatim
Banyak masyarakat yang merangkaikan Maulid Nabi dengan santunan anak yatim. Acara ini diawali pembukaan, pembacaan Al-Qur’an, sambutan panitia, tausiyah agama, pembacaan shalawat, pemberian santunan, lalu doa bersama.
Santunan anak yatim menjadi bentuk nyata meneladani sifat kasih sayang Rasulullah. Dengan berbagi, kita tidak hanya memperingati kelahiran Nabi, tetapi juga menghidupkan ajaran beliau tentang kepedulian sosial. Acara semacam ini biasanya penuh haru dan membawa kebahagiaan.
Berikut contoh susunan acara yang dapat diterapkan:
19.00 – 19.15 WIB: Pembukaan
- MC membuka acara.
- Pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
19.15 – 19.30 WIB: Sambutan
- Panitia.
- Tokoh masyarakat.
19.30 – 20.15 WIB: Tausiyah Agama
- Ceramah tentang kepedulian sosial.
20.15 – 20.45 WIB: Santunan Yatim
- Pemberian santunan.
- Doa anak yatim.
20.45 – 21.00 WIB: Shalawat & Penutup
- Shalawat Nabi.
- Doa penutup.
7. Susunan Acara Maulid Nabi dengan Lomba Islami
Untuk membuat acara lebih semarak, beberapa tempat menambahkan lomba Islami, seperti lomba shalawat, hafalan doa, atau ceramah singkat. Acara dibuka seperti biasa, lalu setelah tausiyah diadakan lomba, diakhiri dengan doa penutup.
Lomba Islami tidak hanya memeriahkan suasana, tetapi juga menjadi ajang pembelajaran. Peserta, terutama anak-anak dan remaja, terdorong untuk lebih mendalami ajaran Islam. Selain itu, lomba memberi motivasi agar generasi muda semakin mencintai Rasulullah.
Berikut contoh susunan acara yang dapat diterapkan:
08.00 – 08.15 WIB: Pembukaan
- Pembukaan MC.
- Pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
08.15 – 08.30 WIB: Sambutan
- Panitia.
- Tokoh masyarakat.
08.30 – 09.30 WIB: Tausiyah Singkat
- Ceramah singkat tentang Nabi.
09.30 – 11.00 WIB: Lomba Islami
- Lomba adzan.
- Lomba pidato.
- Lomba hafalan doa.
11.00 – 11.15 WIB: Shalawat Nabi
- Bersama seluruh peserta.
11.15 – 11.30 WIB: Doa & Penutup
- Doa bersama.
8. Susunan Acara Maulid Nabi dengan Pengajian Akbar
Pengajian akbar biasanya diadakan di lapangan atau gedung besar dengan menghadirkan ribuan jamaah. Acara dimulai dengan pembukaan, pembacaan Al-Qur’an, sambutan pejabat atau tokoh agama, ceramah utama, pembacaan shalawat bersama, lalu doa penutup.
Acara semacam ini menghadirkan suasana khidmat sekaligus meriah. Kehadiran penceramah kondang membuat jamaah semakin bersemangat. Pengajian akbar juga sering dirangkai dengan bazar, kegiatan sosial, atau shalawat massal.
Berikut contoh susunan acara yang dapat diterapkan:
19.00 – 19.20 WIB: Pembukaan
- MC membuka acara.
- Pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
19.20 – 19.40 WIB: Sambutan
- Tokoh masyarakat/pejabat.
- Panitia.
19.40 – 20.40 WIB: Ceramah Agama Utama
- Ustaz kondang menyampaikan tausiyah.
20.40 – 21.10 WIB: Shalawat Massal
- Bersama seluruh jamaah.
- Dipimpin hadrah/qasidah.
21.10 – 21.30 WIB: Doa Penutup
- Doa bersama.
- Ucapan terima kasih.
FAQ
1. Apakah susunan acara Maulid Nabi harus sama di setiap tempat?
Tidak, susunan acara bisa berbeda tergantung lokasi, tradisi, dan kebutuhan masyarakat.
2. Kapan biasanya acara Maulid Nabi diadakan?
Biasanya pada malam 12 Rabiul Awal, namun bisa juga disesuaikan dengan waktu jemaah.
3. Apa tujuan utama susunan acara Maulid Nabi?
Agar acara berjalan tertib, teratur, dan semua rangkaian bisa terlaksana sesuai rencana.
4. Bolehkah Maulid Nabi dirangkai dengan kegiatan sosial?
Boleh, bahkan dianjurkan, misalnya santunan anak yatim atau pembagian sembako.