Liputan6.com, Jakarta - Hari kiamat adalah kehancuran total bagi alam semesta dan segala isinya. Peristiwa ini digambarkan sebagai momen yang begitu dahsyat, sehingga setiap individu akan menghadapi kesibukan yang luar biasa untuk dirinya sendiri.
Dalam kondisi yang penuh kepanikan tersebut, fenomena yang mengejutkan adalah ketika manusia lari dari keluarganya di hari kiamat. Ikatan darah yang selama ini terjalin erat, seperti antara orang tua dan anak, suami dan istri, atau saudara kandung, seolah sirna begitu saja.
Mengutip dari buku Al-Qur'an dan As-Sunnah Bicara Wanita yang ditulis oleh As-Sayyid Muhammad Shiddiq Khan (2022), dijelaskan bahwa fenomena manusia lari dari keluarganya di hari kiamat terjadi karena setiap orang akan memiliki urusan yang cukup menyibukkan dirinya sendiri.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Sabtu (11/10/2025).
Mengapa Manusia Lari dari Keluarganya di Hari Kiamat?
Fenomena manusia lari dari keluarganya di hari kiamat merupakan salah satu gambaran paling dramatis tentang kedahsyatan hari akhir. Ini bukan karena kebencian atau ketidakpedulian, melainkan karena intensitas kengerian dan kesibukan yang dialami setiap jiwa.
Pada hari itu, setiap individu akan sepenuhnya fokus pada nasibnya sendiri, mencari cara untuk menyelamatkan diri dari azab Allah SWT.
Ayat Al-Qur'an Surah 'Abasa ayat 34-37 secara gamblang menjelaskan kondisi ini. Manusia akan lari dari orang-orang terdekatnya, termasuk saudara, ibu, bapak, istri, dan anak-anak. Ini bukan berarti mereka tidak lagi mencintai keluarganya, tetapi karena setiap orang akan disibukkan oleh urusannya sendiri yang begitu besar dan mendesak.
Kesibukan ini meliputi pertanggungjawaban atas setiap amal perbuatan selama hidup di dunia, yang menuntut perhatian penuh tanpa sedikit pun celah untuk memikirkan orang lain.
Kondisi ini diperkuat oleh tafsir yang menjelaskan bahwa teriakan hari kiamat akan begitu dahsyat, memecahkan telinga dan menggetarkan jiwa, sehingga manusia akan sangat membutuhkan amal perbuatannya terdahulu.
Dalam situasi seperti ini, seseorang akan lari meninggalkan orang yang paling mulia dan disayanginya, karena disibukkan oleh diri sendiri dan upaya membebaskan diri. Tidak ada ruang untuk memikirkan orang lain, bahkan keluarga terdekat sekalipun, karena setiap jiwa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah SWT.
Kedahsyatan Hari Kiamat yang Melumpuhkan Segala Ikatan
Kedahsyatan hari kiamat digambarkan sebagai peristiwa yang melampaui batas imajinasi manusia, mengubah tatanan alam semesta dan melumpuhkan segala bentuk ikatan duniawi. Bumi akan diguncang dengan sangat hebat, gunung-gunung hancur lebur, dan benda-benda langit berjatuhan.
Dalam suasana yang begitu mengerikan ini, naluri bertahan hidup akan mengambil alih, membuat setiap individu hanya memikirkan keselamatan dirinya sendiri.
Dalam buku Kiamat karya Mahir Ahmad Ash-Syufiy (2007), dijelaskan bahwa teriakan keras yang membinasakan akan datang secara tiba-tiba, membuat manusia panik dan mati tanpa sempat kembali kepada keluarganya.
Bahkan, keluarganya pun tidak dapat mengunjungi mereka karena masing-masing sibuk dan bingung dengan situasi yang mencekam. Guncangan hari kiamat sangat kuat dan menakutkan, bumi mengeluarkan isi perutnya seperti gas dan api, gunung beterbangan, dan benda-benda langit berjatuhan.
Gambaran ini menunjukkan bahwa kepanikan yang luar biasa akan membuat seorang ibu melalaikan anak yang sedang disusuinya, dan wanita hamil akan keguguran karena ketakutan.
Manusia akan berlarian tanpa arah, seperti orang mabuk, bukan karena pengaruh minuman, melainkan karena dahsyatnya azab Allah. Dalam kondisi seperti ini, tidak ada lagi ruang untuk memikirkan ikatan keluarga, karena setiap jiwa berjuang untuk bertahan dari kengerian yang tak terbayangkan.
Ini adalah alasan utama mengapa manusia lari dari keluarganya di hari kiamat.
Makna Iman kepada Hari Akhir yang Lebih Luas
Memahami hari kiamat tidak hanya sebatas pada kehancuran dunia, tetapi juga mencakup serangkaian peristiwa yang lebih luas, baik sebelum maupun sesudahnya. Iman kepada hari akhir merupakan salah satu rukun iman dalam Islam, yang menuntut keyakinan akan seluruh tahapan yang akan terjadi.
Dalam buku Fitnah & petaka akhir zaman oleh Abu Fatiah al-Adnani (2007), dijelaskan bahwa iman kepada hari akhir mencakup tiga aspek penting.
- Pertama, iman akan tanda-tanda akhir zaman yang akan terjadi sebelum kiamat.
 - Kedua, iman akan terjadinya peristiwa kiamat itu sendiri, yaitu kehancuran total alam semesta.
 - Ketiga, iman akan apa-apa yang bakal terjadi sesudah kiamat, seperti Yaumul-Ba'ats (hari kebangkitan), Yaumul-Mahsyar (hari penghimpunan), Yaumul-Mizan (hari pengadilan), hingga Al-Akhirah (akhirat) sebagai tempat hidup yang kekal.
 
Pengetahuan tentang tahapan-tahapan ini sangat penting.
Setelah kebangkitan, manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar, kemudian diadili di Yaumul-Mizan. Hasil dari pengadilan ini akan menentukan nasib kekal setiap individu, apakah akan berakhir di surga yang penuh kenikmatan atau neraka yang penuh siksaan.
Pemahaman ini memberikan perspektif yang lebih dalam tentang mengapa manusia lari dari keluarganya di hari kiamat; karena fokus utama adalah pada hasil pengadilan pribadi yang akan menentukan takdir abadi.
FAQ
1. Mengapa manusia lari dari keluarganya di Hari Kiamat?
Karena setiap orang akan sibuk dengan urusannya sendiri, mempertanggungjawabkan amal perbuatannya di hadapan Allah SWT tanpa sempat memikirkan orang lain.
2. Apakah manusia benar-benar melupakan keluarganya di hari itu?
Ya, tetapi bukan karena hilangnya rasa kasih, melainkan karena ketakutan dan kesibukan luar biasa dalam menghadapi hisab dan nasib akhir masing-masing.
3. Ayat apa yang menjelaskan fenomena ini?
Fenomena ini dijelaskan dalam Surah ‘Abasa ayat 34–37, yang menggambarkan manusia lari dari saudara, ibu, bapak, istri, dan anak karena disibukkan oleh urusannya sendiri.
4. Apa makna spiritual dari peristiwa ini?
Peristiwa ini mengingatkan bahwa di akhirat tidak ada yang bisa menolong selain amal sendiri, sehingga kehidupan dunia harus diisi dengan iman dan kebaikan.
5. Apa hikmah memahami manusia lari dari keluarganya di Hari Kiamat?
Hikmahnya adalah menumbuhkan kesadaran untuk memperbanyak amal saleh, memperkuat keimanan, dan tidak bergantung pada hubungan duniawi dalam urusan akhirat.

                        3 weeks ago
                                24
                    :strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4830372/original/038035000_1715592365-quran-being-held-hands-close-up.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4262146/original/085381500_1671090332-pexels-alena-darmel-8164382.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401581/original/012152300_1762216664-ular_oiton.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401601/original/001087400_1762219862-Mengeluarkan_uang_dari_dompet.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313792/original/040263100_1755055409-images__58_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3343034/original/050137400_1610018331-asian-muslim-woman-praying_8595-14770.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1316154/original/029416400_1471011949-IMG_20160812_080042.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939593/original/027085900_1725806729-Imam_an-Nawawi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3433076/original/095580500_1618813744-close-up-islamic-new-year-with-quran-book_23-2148611710__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401335/original/050061800_1762163848-Sholawat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4588921/original/076033400_1695712009-muhammad-7571024_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5003571/original/099304000_1731479241-jin-adalah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2593228/original/008517700_1546693457-20180105-Cicak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3119457/original/075717600_1588607022-shutterstock_650518888.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5095573/original/012538800_1736934827-pexels-helloaesthe-15707485.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393639/original/014086000_1761564726-76bfeb1a-9ad5-49ad-bbf0-2bbfba586a46.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3098127/original/085622900_1586415856-photo-of-a-person-kneeling-in-front-of-book-2608353__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5165346/original/086610700_1742183992-cd9e6f09dddc797bbc48fde0b17ab2f2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5395424/original/066921600_1761708920-doa_nurbuat.jpg)





























