Liputan6.com, Jakarta Puasa Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M merujuk pada puasa sunnah yang dapat dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal, khususnya puasa ayyamul bidh. Melansir dari Fiqih Puasa karya M. Hasyim Ritonga (2024), puasa ayyamul bidh adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 13-15 setiap bulannya dalam kalender Hijriah.
Puasa ini memiliki keutamaan besar dan merupakan salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan untuk mengisi bulan yang penuh berkah ini. Sementara itu, bulan Rabiul Awal atau bulan Maulid sendiri merupakan momen istimewa bagi umat Islam karena menjadi bulan kelahiran Rasulullah.
Berdasarkan kalender Hijriah versi Kementerian Agama RI, bulan Rabiul Awal 1447 H dimulai pada 25 Agustus 2025, dengan tanggal 12 Rabiul Awal jatuh pada 5 September 2025. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (5/9/2025).
Jenis-Jenis Puasa Sunnah di Bulan Maulid 1447 H/2025 M
Pada bulan Maulid 1447 H/2025 M, terdapat beberapa jenis puasa sunnah yang dapat dilaksanakan oleh umat Islam untuk mendapatkan pahala berlipat.
1. Puasa Ayyamul Bidh
Puasa ayyamul bidh merupakan puasa sunnah utama yang dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah, termasuk bulan Rabiul Awal. Puasa ini sangat dianjurkan karena memiliki keutamaan seperti berpuasa setahun penuh.
2. Puasa Senin Kamis
Umat Islam juga dapat melaksanakan puasa Senin Kamis yang jatuh pada bulan Maulid 1447 H. Puasa ini merupakan sunnah yang rutin dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW setiap minggu.
3. Puasa Daud
Puasa Daud yang dilaksanakan dengan pola sehari puasa sehari berbuka juga dapat diterapkan pada bulan Maulid. Pola puasa ini dianggap sebagai puasa sunnah terbaik menurut hadits Rasulullah SAW.
4. Puasa 6 Hari di Awal Bulan
Beberapa ulama menganjurkan untuk berpuasa 6 hari di awal bulan Rabiul Awal sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
5. Puasa Tanggal 12 Rabiul Awal
Sebagian umat Islam juga melaksanakan puasa pada tanggal 12 Rabiul Awal sebagai bentuk peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, meskipun hal ini masih menjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Melansir dari Al-Mausu'ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, puasa sunnah pada bulan-bulan mulia seperti Rabiul Awal memiliki keutamaan khusus dan dianjurkan untuk diamalkan oleh seluruh umat Islam yang mampu melaksanakannya.
Waktu Pelaksanaan Puasa Ayyamul Bidh Bulan Maulid 1447 H/2025 M
Waktu pelaksanaan puasa ayyamul bidh pada bulan Maulid 1447 H/2025 M telah ditetapkan berdasarkan kalender Hijriah resmi Kementerian Agama Republik Indonesia. Puasa ini dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut pada pertengahan bulan Rabiul Awal.
Hari Pertama: Sabtu, 6 September 2025 Puasa ayyamul bidh hari pertama jatuh pada tanggal 13 Rabiul Awal 1447 H atau Sabtu, 6 September 2025. Umat Islam dapat memulai puasa dengan niat sejak sebelum fajar dan berbuka pada waktu maghrib sesuai jadwal di daerah masing-masing.
Hari Kedua: Minggu, 7 September 2025 Hari kedua puasa ayyamul bidh dilaksanakan pada tanggal 14 Rabiul Awal 1447 H atau Minggu, 7 September 2025. Pelaksanaan puasa ini sama dengan hari pertama, dimulai dari fajar hingga maghrib.
Hari Ketiga: Senin, 8 September 2025 Puasa ayyamul bidh ditutup pada hari ketiga yang jatuh pada tanggal 15 Rabiul Awal 1447 H atau Senin, 8 September 2025. Setelah hari ketiga ini, umat Islam telah menyelesaikan rangkaian puasa ayyamul bidh bulan Maulid.
Mengutip dari laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, perhitungan tanggal Hijriah menggunakan metode hisab dan rukyat yang telah ditetapkan secara resmi oleh pemerintah Indonesia untuk memastikan keseragaman pelaksanaan ibadah di seluruh nusantara.
Keutamaan Puasa Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M
Pelaksanaan puasa pada bulan Maulid memiliki berbagai keutamaan yang sangat besar bagi umat Islam yang menjalankannya. Keutamaan ini tidak hanya berkaitan dengan pahala yang diperoleh, tetapi juga dampak spiritual yang dapat dirasakan.
1. Pahala Seperti Puasa Setahun
Keutamaan utama puasa ayyamul bidh adalah mendapatkan pahala seperti berpuasa setahun penuh. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An-Nasa'i, yang menyatakan bahwa puasa pada ketiga hari tersebut seperti puasa setahun.
2. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW
Puasa ayyamul bidh merupakan ibadah yang dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan hadits riwayat Bukhari dari Abu Darda, Rasulullah SAW berwasiat untuk melaksanakan tiga amalan, salah satunya adalah berpuasa tiga hari dalam setiap bulan.
3. Pembersihan Jiwa dan Hati
Puasa pada bulan Maulid dapat menjadi sarana pembersihan jiwa dan hati dari berbagai dosa dan kesalahan. Pelaksanaan puasa sunnah ini membantu umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
4. Peningkatan Ketakwaan
Melalui puasa sunnah di bulan Maulid, umat Islam dapat meningkatkan level ketakwaan dan kesabaran dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Puasa mengajarkan pengendalian diri dan kedisiplinan spiritual.
5. Memperingati Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Puasa pada bulan Maulid juga menjadi bentuk penghormatan dan peringatan terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW. Melalui puasa, umat Islam menunjukkan kecintaan dan penghormatan terhadap Rasulullah SAW.
Melansir dari Riyadh as-Shalihin karya Imam An-Nawawi, puasa sunnah memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT dan menjadi sebab terbukanya pintu-pintu rahmat bagi hamba-Nya yang melaksanakannya dengan ikhlas.
Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ayyamul Bidh
Pelaksanaan puasa ayyamul bidh pada bulan Maulid 1447 H/2025 M memiliki tata cara yang sama dengan puasa sunnah lainnya, namun ada beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan.
- Niat Puasa Ayyamul Bidh
Niat puasa ayyamul bidh dapat dilakukan sejak malam hari sebelum subuh atau pada saat sahur. Niat ini cukup dilakukan dalam hati dengan kesungguhan untuk berpuasa karena Allah SWT. Lafal niat dapat diucapkan: "Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnati ayyamil bidhi lillahi ta'ala" (Saya niat puasa besok untuk menunaikan sunnah ayyamul bidh karena Allah Ta'ala).
- Waktu Sahur dan Berbuka
Waktu sahur dimulai dari tengah malam hingga sebelum adzan subuh, dengan waktu yang paling dianjurkan adalah pada sepertiga malam terakhir. Berbuka puasa dilakukan tepat pada waktu maghrib sesuai jadwal di daerah masing-masing. Disunnahkan untuk menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
- Amalan Tambahan Saat Puasa
Selama berpuasa ayyamul bidh, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan berdoa. Khusus pada bulan Maulid, dapat ditambahkan dengan membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW dan mempelajari sirah nabawiyah.
- Menjaga Adab Puasa
Pelaksanaan puasa harus disertai dengan menjaga adab-adab puasa seperti menahan diri dari perkataan buruk, menjaga pandangan, dan berperilaku baik kepada sesama. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala perbuatan yang dapat mengurangi nilai ibadah.
Mengutip dari Fiqh us-Sunnah karya Sayyid Sabiq, pelaksanaan puasa sunnah yang sempurna adalah yang disertai dengan menjaga seluruh anggota tubuh dari perbuatan maksiat dan memperbanyak amal kebaikan selama berpuasa.
Dalil dan Landasan Puasa Sunnah Bulan Maulid
Pelaksanaan puasa sunnah pada bulan Maulid memiliki landasan yang kuat dalam Al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW yang menjadi pedoman umat Islam.
Landasan Al-Qur'an
Dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman tentang keutamaan puasa secara umum. Meskipun ayat tersebut secara khusus berbicara tentang puasa Ramadan, namun para ulama menafsirkan bahwa keutamaan puasa juga berlaku untuk puasa sunnah yang dilaksanakan dengan niat yang ikhlas.
Hadits tentang Puasa Ayyamul Bidh
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa'i: "Puasa tiga hari dalam setiap bulan adalah seperti puasa sepanjang masa." Hadits ini menunjukkan keutamaan besar puasa ayyamul bidh yang dapat dilaksanakan pada setiap bulan, termasuk bulan Maulid.
Hadits tentang Puasa Senin Kamis
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: "Hari itu adalah hari kelahiranku dan hari turunnya wahyu kepadaku." Hal ini menunjukkan bahwa puasa Senin memiliki kedudukan khusus karena berkaitan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Pendapat Para Ulama
Para ulama sepakat bahwa puasa sunnah pada bulan-bulan mulia seperti Rabiul Awal memiliki keutamaan khusus. Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu' menyatakan bahwa puasa sunnah pada bulan Maulid dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sambil mengenang sosok Rasulullah SAW.
Mengutip dari Tafsir Ibn Katsir, pelaksanaan puasa sunnah merupakan bentuk kecintaan seorang hamba kepada Allah SWT dan keinginan untuk mendapatkan ridha-Nya melalui amalan-amalan yang disukai oleh Allah dan Rasul-Nya.
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan Puasa Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M? Puasa Maulid adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal, khususnya puasa ayyamul bidh tanggal 13-15.
2. Kapan waktu pelaksanaan puasa ayyamul bidh di bulan Maulid 2025? Puasa ayyamul bidh dilaksanakan pada tanggal 6-8 September 2025 (13-15 Rabiul Awal 1447 H).
3. Apakah puasa di bulan Maulid hukumnya wajib? Tidak, puasa di bulan Maulid hukumnya sunnah dan tidak wajib seperti puasa Ramadan.
4. Apa keutamaan puasa ayyamul bidh di bulan Maulid? Keutamaannya adalah mendapatkan pahala seperti berpuasa setahun penuh sesuai hadits Rasulullah SAW.
5. Bolehkah hanya puasa satu atau dua hari saja dari tiga hari ayyamul bidh? Boleh, namun lebih utama jika dilaksanakan lengkap tiga hari berturut-turut.
6. Apa saja jenis puasa sunnah lain yang bisa dilakukan di bulan Maulid? Puasa Senin Kamis, puasa Daud, dan puasa enam hari di awal bulan Rabiul Awal.
7. Bagaimana niat puasa ayyamul bidh yang benar? Niat cukup dalam hati dengan tekad berpuasa sunnah ayyamul bidh karena Allah SWT sejak malam atau saat sahur.