Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, umat muslim diwajibkan untuk mengimani rasul Allah SWT sebagai bentuk dari rukun iman ke-3. Namun, pernahkah Anda berpikir apa tujuan diutusnya rasul? Mengapa rasul merupakan manusia, bukan malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang selalu taat dan beribadah?
Pada dasarnya, kata rasul berasal dari kata arsala yang artinya mengutus atau mengirim. Sedangkan secara istilah, rasul artinya seorang laki-laki saleh yang diutus Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada manusia berdasarkan wahyu Allah yang diterimanya.
Adapun menurut Cyril Glasse dalam buku Ensiklopedi Islam (ringkas) (2002: 297), rasul adalah utusan Tuhan yang mengajarkan agama atau wahyu baru. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Senin (25/8/2025).
Tujuan Utama Diutusnya Rasul ke Bumi
Dikutip dari The Mirror of Mohammed karya Abdul Ghaffar Chodri (2018: 284), rasul adalah sosok utusan Allah SWT untuk menjalankan tugas dan misi tertentu, baik berupa perintah-perintah Allah untuk menyampaikan syariat kepada umat maupun tanggung jawab terhadap hal-hal lainnya.
Terdapat beberapa alasan utama mengapa Allah SWT mengutus rasul-Nya ke bumi yang semuanya bertujuan untuk membimbing manusia menuju kebaikan dan kebenaran. Tujuan-tujuan ini mencakup aspek spiritual, moral, dan sosial dalam kehidupan manusia.
Alasan pertama diutusnya rasul ke bumi adalah untuk mengajarkan manusia hanya menyembah Allah SWT. Rasul diutus untuk menyerukan tauhid, yaitu mengesakan Allah dan menjauhi segala bentuk kemusyrikan atau menyekutukan-Nya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
“وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ” (QS. An-Nahl: 36).
Artinya: “Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menjadi contoh atau suri teladan terbaik bagi umat manusia dalam segala aspek kehidupan. Dengan meneladani akhlak dan perilaku rasul, manusia dapat membentuk karakter yang baik dan sesuai dengan ajaran Allah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
“لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ” (QS. Al-Ahzab: 21).
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah.”
Salah satu tujuan penting diutusnya rasul adalah untuk menyampaikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, serta memberikan peringatan berupa ancaman siksa bagi mereka yang ingkar dan mendustakan ajaran Allah. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah agar manusia memilih jalan yang benar. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
“وَمَا نُرْسِلُ ٱلْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ ۖ فَمَنْ ءَامَنَ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ” (QS. Al-An'am: 48).
Artinya: “Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”
Definisi dan Tugas Mulia Rasul
Rasul adalah manusia pilihan yang mendapat wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada umatnya. Mereka memiliki sifat-sifat mulia seperti shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathonah (cerdas). Sifat-sifat ini menjadikan mereka layak sebagai pembimbing spiritual umat manusia.
Perbedaan mendasar antara rasul dan nabi terletak pada misi yang diemban. Nabi menerima wahyu untuk dirinya dan kaumnya, sedangkan rasul mendapat perintah untuk menyebarkan ajaran kepada umat yang lebih luas. Setiap rasul adalah nabi, tetapi tidak semua nabi adalah rasul.
Mengutip dari buku berjudul Markas Cahaya, Salman Aljugjawy (2016: 105), rasul merupakan manusia-manusia pilihan Allah, kemudian diberi tugas mulia untuk menyampaikan risalah-Nya kepada manusia lainnya.
Tugas-tugas yang diemban oleh para rasul sangatlah berat dan krusial bagi keberlangsungan ajaran tauhid di muka bumi. Tugas-tugas ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penyampaian wahyu hingga pembentukan karakter umat.
- Menyampaikan Risalah dari Allah SWT: Tugas utama rasul adalah menyampaikan wahyu dan risalah yang mereka terima dari Allah SWT kepada umat manusia tanpa ada yang disembunyikan atau diubah.
- Mengajak kepada Tauhid: Rasul bertugas mengajak umatnya untuk mengesakan Allah SWT dan menjauhi segala bentuk perilaku musyrik, yaitu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain.
- Memberi Kabar Gembira dan Peringatan: Rasul bertugas memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang taat dan peringatan bagi orang-orang yang ingkar.
- Menunjukkan Jalan yang Lurus: Rasul membimbing manusia menuju jalan yang lurus (siratal mustaqim), yaitu jalan yang diridai Allah.
- Membersihkan dan Menyucikan Jiwa Manusia: Rasul mengajarkan cara membersihkan dan menyucikan jiwa manusia dari dosa dan akhlak tercela.
- Sebagai Hujjah bagi Manusia: Kehadiran rasul menjadi bukti atau hujjah (argumen) bagi manusia di hadapan Allah.
Tugas dan Tanggung Jawab Rasul
Rasul Allah memiliki beberapa tugas utama yang dibebankan oleh Allah SWT. Tugas-tugas ini mencerminkan apa tujuan diutusnya rasul dalam kehidupan manusia di dunia.
Tugas pertama adalah menyampaikan risalah dari Allah SWT kepada umat manusia tanpa ada yang disembunyikan. Rasul wajib menyampaikan semua perintah dan larangan Allah dengan jelas dan tegas. Kedua, mengajak kepada tauhid yaitu mengesakan Allah dan menjauhi perilaku syirik atau menyekutukan Allah dengan yang lain.
Tugas ketiga adalah memberi kabar gembira kepada orang mukmin tentang balasan surga dan kehidupan bahagia di akhirat. Sebaliknya, rasul juga bertugas memberi peringatan kepada orang kafir tentang azab dan siksa neraka yang menanti mereka. Keempat, menunjukkan jalan yang lurus (shirath al-mustaqim) kepada seluruh umat manusia.
Tugas kelima adalah membersihkan dan menyucikan jiwa manusia dari sifat-sifat tercela serta mengajarkan kitab suci dan hikmah kepada mereka. Terakhir, rasul berfungsi sebagai hujjah atau saksi bagi manusia di hari pembalasan, membuktikan bahwa risalah Allah telah disampaikan dengan sempurna.
Perbedaan Rasul dan Nabi
Meskipun sering digunakan secara bergantian, istilah rasul dan nabi memiliki perbedaan yang signifikan dalam terminologi Islam. Pemahaman tentang perbedaan ini penting untuk memahami apa tujuan diutusnya rasul secara komprehensif.
Nabi berasal dari kata "naba'" yang berarti berita atau kabar. Nabi adalah seseorang yang menerima wahyu dari Allah melalui mimpi benar atau ilham untuk dirinya sendiri dan kaumnya yang terbatas. Mereka tidak wajib menyebarkan wahyu yang diterima kepada seluruh manusia.
Sebaliknya, rasul memiliki kewajiban untuk menyebarkan risalah yang diterimanya kepada seluruh umat manusia. Rasul biasanya membawa syariat baru atau menyempurnakan syariat sebelumnya. Mereka juga dilengkapi dengan mukjizat sebagai bukti kerasulan mereka.
Secara hirarki, derajat rasul lebih tinggi daripada nabi. Setiap rasul pasti seorang nabi, tetapi tidak semua nabi adalah rasul. Rasul memiliki tanggung jawab yang lebih berat karena harus menghadapi penentangan yang lebih keras dari kaumnya.
Dalam Al-Quran disebutkan 25 nama nabi dan rasul, dengan lima di antaranya disebut sebagai ulul azmi (rasul yang memiliki keteguhan luar biasa): Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW. Mereka memiliki peran khusus dalam sejarah dakwah Islam.
Nama-Nama Rasul
Al-Quran menyebutkan 25 nama nabi dan rasul secara eksplisit, meskipun dalam hadis disebutkan bahwa jumlah total nabi dan rasul yang diutus Allah jauh lebih banyak. Pemahaman tentang para rasul ini penting untuk memahami apa tujuan diutusnya rasul sepanjang sejarah.
Rasul-rasul Ulul Azmi: Lima rasul yang mendapat gelar ulul azmi adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW. Mereka disebut demikian karena memiliki keteguhan hati yang luar biasa dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan.
Rasul-rasul Lainnya: Selain ulul azmi, terdapat rasul-rasul lain seperti Adam AS sebagai manusia dan nabi pertama, Idris AS yang diangkat ke langit, Shaleh AS yang diutus untuk kaum Tsamud, dan Syuaib AS yang dijuluki khatib al-anbiya (orator para nabi).
Karakteristik Umum Para Rasul: Semua rasul memiliki karakteristik yang sama, mereka berasal dari kalangan terpilih dalam masyarakat, memiliki akhlak mulia, diberi mukjizat sebagai bukti kerasulan, dan menghadapi penentangan dari sebagian kaumnya.
Pesan Universal Para Rasul: Meskipun diutus pada masa dan tempat yang berbeda, semua rasul membawa pesan universal yang sama, yakni tauhid (mengesakan Allah), akhlak mulia, dan persiapan menuju kehidupan akhirat.
Melansir dari kitab-kitab sejarah Islam klasik, setiap rasul diutus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat pada masanya, namun esensi ajaran mereka tetap sama.
Pentingnya Mengimani Rasul dalam Islam
Mengimani rasul adalah salah satu rukun iman yang wajib bagi setiap muslim, menempati posisi ketiga setelah iman kepada Allah dan malaikat-Nya. Keimanan ini tidak hanya sekadar pengakuan, tetapi juga keyakinan penuh terhadap kebenaran risalah yang mereka bawa.
Pentingnya mengimani rasul terletak pada fakta bahwa mereka adalah satu-satunya saluran yang sah untuk menerima petunjuk dari Allah SWT. Tanpa rasul, manusia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan mereka, cara beribadah yang benar, dan jalan menuju kebahagiaan abadi.
Mengimani rasul berarti membenarkan semua yang mereka sampaikan, menaati perintah mereka, menjauhi larangan mereka, dan meneladani akhlak mereka. Ini adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT, karena rasul adalah utusan-Nya.
Daftar Sumber
- Aljugjawy, Salman (2016). Markas Cahaya. Jakarta: Bentang Pustaka. ISBN: 978-602-291-146-3
- Glasse, Cyril (2002). Ensiklopedi Islam (Ringkas). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
- Chodri, Abdul Ghaffar. The Mirror of Mohammed. Lahore: Islamic Publications, 2018.
- Al-Quran dan Terjemahannya. Departemen Agama Republik Indonesia.
FAQ
1. Apa tujuan utama diutusnya rasul? Tujuan utama diutusnya rasul adalah untuk mengajak manusia menyembah Allah SWT dan menjauhi syirik.
2. Mengapa rasul dipilih dari kalangan manusia, bukan malaikat? Rasul dipilih dari manusia agar dapat menjadi teladan nyata dan memahami kondisi serta kelemahan manusia.
3. Apa perbedaan antara nabi dan rasul? Setiap rasul adalah nabi, tetapi tidak semua nabi adalah rasul; rasul memiliki kewajiban menyebarkan risalah kepada seluruh umat.
4. Berapa jumlah rasul yang disebutkan dalam Al-Quran? Al-Quran menyebutkan 25 nama nabi dan rasul secara eksplisit.
5. Apa itu mukjizat dan fungsinya bagi rasul? Mukjizat adalah peristiwa luar biasa yang diberikan Allah kepada rasul sebagai bukti kebenaran risalahnya.
6. Siapa saja rasul ulul azmi? Rasul ulul azmi adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW.
7. Apakah ajaran rasul masih relevan di zaman modern? Ya, ajaran rasul tetap relevan karena mengandung nilai-nilai universal yang dibutuhkan dalam kehidupan modern.