Apakah Boleh Mengganti Puasa Ramadhan di Bulan Suro? Simak Penjelasannya

11 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Apakah boleh mengganti puasa Ramadhan di Bulan Suro? Pertanyaan ini sering muncul karena bulan Suro, sering dikaitkan dengan berbagai tradisi dan kepercayaan budaya Jawa. Sebagian orang menganggap bulan ini penuh pantangan atau "angker", sehingga merasa ragu untuk melakukan ibadah seperti puasa qadha.

Dalam Islam, ibadah termasuk mengganti puasa Ramadhan tidak dibatasi oleh mitos atau waktu tertentu yang dianggap kurang baik. Bahkan, bulan Muharram merupakan salah satu bulan mulia yang dianjurkan untuk memperbanyak amal, termasuk berpuasa. Oleh karena itu, mengganti puasa Ramadhan di bulan Suro tidak hanya diperbolehkan, tetapi juga bisa menjadi kesempatan untuk meraih keutamaan. Berikut penjelasan selengkapnya apakah boleh mengganti puasa Ramadhan di Bulan Suro.

Apakah Boleh Mengganti Puasa Ramadhan di Bulan Suro? Ini Hukumnya

Apakah boleh mengganti puasa Ramadhan di Bulan Suro? Bulan Suro atau Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Banyak umat muslim yang bertanya-tanya apakah diperbolehkan mengganti (qadha) puasa Ramadhan di bulan ini. Pertanyaan ini muncul karena masih ada anggapan keliru di sebagian masyarakat bahwa bulan Suro tidak baik untuk beribadah, termasuk puasa, karena dikaitkan dengan mitos dan kepercayaan adat tertentu.

Secara hukum syariat, tidak ada larangan untuk mengganti puasa Ramadhan di bulan Suro. Bahkan, para ulama sepakat bahwa qadha puasa dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, selama belum masuk bulan Ramadhan berikutnya. Dalam hal ini, tidak ada dalil yang melarang qadha di bulan Suro (Muharram).

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ أَفْطَرَ فِي رَمَضَانَ لِمَرَضٍ أَوْ سَفَرٍ فَعَلَيْهِ عِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

"Barang siapa berbuka di bulan Ramadhan karena sakit atau safar, maka ia wajib menggantinya di hari lain." (QS. Al-Baqarah: 184)

Dalam kitab Fathul Qarib, disebutkan bahwa mengganti puasa Ramadhan boleh dilakukan kapan saja, tanpa ketentuan waktu khusus, selama belum terlambat hingga masuk Ramadhan berikutnya. Oleh karena itu, mengganti puasa di bulan Suro tidak hanya diperbolehkan, tetapi juga dianjurkan karena bertepatan dengan bulan yang memiliki banyak keutamaan. 

Pendapat Ulama tentang Qadha di Bulan Suro 

Apakah boleh mengganti puasa Ramadhan di Bulan Suro?  Para ulama dari berbagai mazhab sepakat bahwa tidak ada larangan mengganti puasa Ramadhan di bulan Suro atau Muharram. Bahkan, sebagian ulama justru menganjurkan memperbanyak puasa di bulan ini karena Muharram adalah salah satu bulan yang dimuliakan (asyhurul hurum). Dalam pandangan fiqih, waktu qadha puasa sangat fleksibel selama dilakukan sebelum masuk Ramadhan berikutnya.

Dalam kitab Fathul Qarib karya Abu Syuja’, dijelaskan bahwa qadha puasa Ramadhan boleh dilakukan kapan saja sepanjang tahun kecuali pada hari-hari yang memang diharamkan berpuasa, seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Tidak disebutkan adanya larangan berpuasa qadha pada bulan-bulan tertentu, termasuk bulan Suro. Hal ini memperkuat argumen bahwa mengganti puasa di bulan Muharram adalah sah secara hukum Islam.

Sementara itu, dalam Tafsir al-Mazhari, Qadhi Tsanaullah al-Utsmani menegaskan bahwa qadha tidak memiliki waktu baku yang dibatasi oleh syariat. Justru ia menyarankan agar qadha dilakukan secepatnya agar tidak melalaikan kewajiban. Bulan Muharram sebagai bulan yang penuh keutamaan bisa menjadi waktu yang sangat tepat untuk melunasi utang puasa Ramadhan.

Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara bulan Suro dan bulan lainnya dalam konteks qadha. Justru berpuasa di bulan Suro bisa bernilai lebih karena bersamaan dengan waktu-waktu yang penuh pahala. Maka, meninggalkan kewajiban qadha dengan alasan bulan Suro adalah bulan "pamali" atau terlarang, tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam.

Apakah Ada Larangan Puasa di Bulan Suro?

Setelah mengetahui, Apakah boleh mengganti puasa Ramadhan di Bulan Suro. Pertanyaan lainnya, apakah ada larangan puasa di Bulan Suro?

Tak bisa dipungkiri, sebagian masyarakat Jawa meyakini bahwa bulan Suro (Muharram) adalah bulan yang penuh musibah. Sehingga tidak baik untuk melakukan aktivitas penting, termasuk beribadah seperti menikah atau berpuasa. Kepercayaan ini lebih bersumber dari adat dan mitos lokal, bukan dari ajaran Islam. Oleh karena itu, penting untuk meluruskan bahwa tidak ada larangan syar’i yang menyatakan puasa—baik sunnah maupun qadha—tidak boleh dilakukan di bulan Suro.

Sebaliknya, justru bulan Muharram adalah salah satu bulan paling utama dalam Islam untuk melakukan ibadah puasa. Rasulullah ﷺ bersabda:

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم

Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram. (HR. Muslim No. 1163)

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa di bulan Muharram sangat dianjurkan, bukan malah dilarang. Bahkan, dalam Tafsir al-Muyassar dan penjelasan para mufassir lainnya, bulan-bulan haram seperti Muharram adalah momentum untuk memperbanyak amal ibadah, termasuk puasa sunnah dan qadha. Tidak ada satu pun dalil dari Al-Qur’an maupun hadits yang membatasi atau melarang puasa di bulan ini.

Dengan demikian, anggapan bahwa bulan Suro adalah waktu pantangan untuk berpuasa adalah keliru. Islam memandang bulan Muharram sebagai bulan penuh keberkahan. Justru akan lebih baik jika umat muslim menggunakan momentum ini untuk melunasi utang puasa Ramadhan atau menambah pahala dengan puasa sunnah seperti Tasu’a dan Asyura.

Pertanyaan Umum Seputar Topik

1. Apakah boleh mengganti puasa Ramadhan di bulan Suro?

Boleh, tidak ada larangan dalam syariat Islam untuk mengganti puasa Ramadhan di bulan Suro.

2. Apakah bulan Suro dianggap bulan sial dalam Islam?

Tidak, Islam tidak mengenal bulan sial. Bulan Muharram justru termasuk bulan mulia yang dianjurkan untuk memperbanyak ibadah.

3. Apakah puasa qadha lebih utama dilakukan segera setelah Ramadhan?

Ya, semakin cepat qadha dilakukan semakin baik, namun tidak ada ketentuan harus diselesaikan langsung setelah Ramadhan, asalkan sebelum Ramadhan berikutnya.

4. Apa saja puasa sunnah yang dianjurkan di bulan Suro?

Salah satunya adalah puasa Tasu’a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram) yang memiliki keutamaan besar dalam Islam.

5. Bolehkah menggabungkan niat puasa qadha dengan puasa Asyura?

Menurut sebagian ulama, boleh menggabungkan niat, namun pahalanya mengikuti yang wajib (qadha) dan tidak sebesar menjalankan keduanya secara terpisah.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |