Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita sering mendengar ungkapan qodarullah. Bagi yang tak terbiasa dengan ucapan itu, pasti akan bertanya-tanya arti qodarullah.
Ucapan Qodarullah sering juga didengar saat seseorang sedang menyampaikan kabar gembira, terkadang juga menceritakan sesuatu yang buruk. Contohnya bercerita jika anaknya yang 'qadarullah menjadi juara kelas', atau kabar tidak baik, 'qodarullah ada sepeda di situ sehingga tertabrak'.
Apabila melihat frasa di atas, maka qodarullah bagi orang awam seperti kata ganti kebetulan. Benarkah demikian? Berikut ini ulasan mengenai arti qodarullah, hukum dan waktu tepat pengucapannya.
Arti Qodarullah Adalah Takdir Allah
Secara sederhana, arti qodarullah adalah takdir Allah atau ketetapan Allah.
Sementara, dalam perspektif bahasa, qodarullah (قَدَرُ اللَّهِ) terdiri dari dua kata, yakni qodaro (qadara) dan Allah. Sehingga apabila digabungkan maka artinya adalah takdir Allah, yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah ketetapan Allah SWT, atau hukum, perintah, dan kehendak Allah SWT.
Dalam konsep ini, tak ada kata kebetulan. Sebab, semuanya sudah ditentukan atau ditetapkan Allah SWT.
Berdasar Buku 13 Cara Nyata Mengubah Takdir yang ditulis oleh Jamal Ma'mur Asmani, Ade Hidayat, dan Andri A.F, qadar memiliki arti sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah Swt, dari zaman azali atau zaman ketika belum diciptakannya semua ciptaan Allah.
Takdir qadar berbeda dengan takdir qadha. Karena telah ditulis sejak zaman azali, takdir qadar tidak bisa diubah oleh seseorang, sedangkan takdir qadha dapat berubah sesuai dengan upaya yang dilakukan seseorang.
Lafal Lengkap Qodarullah dan Dalilnya
Ungkapan lengkap qodarullah adalah “Qodarullah wa maa-syaa-a fa’ala”
قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
Artinya: “Allah telah menakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat”.
Kalimat ini merupakan penggalan hadis yang maknanya begitu mendalam. Yaitu teguran Rasulullah kepada umatnya yang sering mengungkapkan 'seandainya' atau 'kebetulan'. Sebab, tak ada satupun yang terjadi tanpa ketetapan Allah SWT atau qodarullah.
Kalimat qodarullah wa maa sya'a fa'ala berasal dari sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, yang sekaligus menjadi dalil ucapan qodarullah.
Menurut Kitab Bulughul Maram dan Dalil-Dalil Hukum oleh Ibnu Hajar al-Asqalani, berikut adalah bacaan hadits tersebut:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا . وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Artinya: Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: “Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.” Akan tetapi hendaklah kau katakan: “Ini sudah jadi takdir Allah (Qodarullah wa maa-syaa-a fa’ala). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.” Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaitan.” (HR Muslim).
Hukum Mengucapkan Qodarullah
Percaya pada ketetapan atau takdir Allah SWT juga dikenal sebagai salah satu dari 6 rukun iman. Dalam hal ini, qodarullah tercantum dalam hadits yang diriwayatkan Muslim:
قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيمَانِ . قَالَ " أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Artinya: "Ceritakanlah padaku yang dimaksud iman. Rasulullah SAW kemudian berkata: Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir serta qadha' dan qadar, yang baik maupun yang buruk." (HR Muslim).
Qodarullah ada yang baik dan ada juga yang buruk. Dalam hal ini, sebagai hamba, kita perlu beriman bahwa baik buruknya qadar merupakan kehendak Allah SWT dan manusia harus ridha untuk menerimanya (tidak boleh berburuk sangka).
Dengan itu, maka mengucapkan qodarullah diperbolehkan karena menunjukkan keimanan terhadap qadha dan qadar.
Kata qodarullah termasuk kalimat yang baik atau kalimah thayyibah. Umat Islam dianjurkan mengucapkannya dalam kehidupan sehari-hari saat menghadapi sebuah kenyataan apa pun, pahit ataupun manis, gembira maupun sedih.
Waktu Tepat Mengucapkan Qadarullah
Kata qadarullah bisa diucapkan ketika seorang muslim bahagia maupun sedih. Hal ini bertujuan supaya seorang muslim jauh dari sikap ujub atau sombong, atau sebaliknya bisa bersabar ketika tertimpa hal yang menyedihkan. Bahwa segala sesutau sudah ketetapan Allah SWT.
Berikut ini adalah gambaran mengenai kapan waktu tepat mengucapkan qodarullah:
- Kata qodarullah sering diucapkan seorang muslim ketika terjadi musibah atau hal yang tidak diinginkan, juga ketika ada kejadian menggembirakan yang dianggap kebetulan.
- Qadarullah juga biasanya digunakan ketika ada peristiwa yang di luar kendali manusia, atau terjadi secara mendadak dan tiba-tiba.
- Karena peristiwa atau hal tersebut adalah Qodarullah atau takdir Allah, maka kita sebagai manusia diharapkan untuk tetap bisa husnudhan atau berprasangka baik.
Hikmah di Balik Kata Qodarullah
Dalam e-book betajuk Agama Pelindung Diri (APD) oleh Duski Samad, disebutkan ada beberapa kandungan hikmah dalam kata qodarullah, di antaranya:
- Menghilangkan rasa putus asa sangat tengah menghadapi kegagalan atau halangan.
- Tidak bersikap sombong ketika sedang menikmati keberhasilan atau kenikmatan.Selalu merasa dekat dengan Allah, sehingga menciptakan ketenangan hati.
- Selalu berprasangka baik kepada keputusan dan rencana Allah SWT.
- Sadar bahwa apa yang menurut kita baik, belum tentu baik juga di mata Allah, begitupun sebaliknya.
- Menjadi bukti bahwa kita adalah seorang hamba yang lemah dihadapan allah SWT.
People also Ask:
1. Apa yang dimaksud qadarullah?
berarti takdir atau ketetapan Allah SWT. Istilah ini merujuk pada keyakinan bahwa semua kejadian, baik atau buruk, telah ditentukan oleh Allah sesuai dengan kehendak-Nya. Umat Muslim menggunakan ungkapan ini sebagai bentuk kepasrahan dan penerimaan atas ketentuan Allah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kapan qadarullah diucapkan?
Qadarullah sebaiknya diucapkan ketika seorang muslim menghadapi kejadian atau peristiwa, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, sebagai bentuk pengakuan bahwa semua yang terjadi adalah takdir dari Allah. Pengucapan ini membantu untuk tetap sabar dan berhusnudzon (berprasangka baik) kepada Allah SWT, serta menyadari bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya.
3. Apa arti dari qodarullah wa maa syaa fa'ala?
"Qodarullah wa maa sya'a fa'ala" berarti "Ini adalah takdir Allah, dan apa yang Dia kehendaki, Dia lakukan.". Kalimat ini diucapkan sebagai bentuk keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup adalah atas kehendak Allah SWT dan merupakan takdir-Nya.
4. Qada dan qadar artinya apa?
Qada adalah ketetapan dan keputusan mutlak Allah SWT yang bersifat pasti dan tidak bisa diubah oleh makhluk-Nya, seperti waktu kelahiran dan kematian seseorang, sedangkan Qadar adalah perwujudan atau realisasi dari ketetapan itu, yang bisa dipengaruhi oleh usaha dan doa manusia untuk membentuk kehidupan yang lebih baik, meskipun pada dasarnya tetap dalam kerangka kehendak Allah.
Sumber Referensi:
- Buku 13 Cara Nyata Mengubah Takdir, Jamal Ma'mur Asmani, Ade Hidayat, dan Andri A.F
- Bulughul Maram dan Dalil-Dalil Hukum, Ibnu Hajar al-Asqalani
- HR. Muslim
- E-book Agama Pelindung Diri (APD), Duski Samad