Liputan6.com, Jakarta Dua lafal istighfar yang paling umum dikenal adalah astagfirullah dan astagfirullahaladzim. Istighfar sendiri merupakan salah satu bentuk zikir yang sangat dianjurkan dalam Islam, di mana umat Muslim memohon ampunan kepada Allah SWT.
Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memohon ampunan, terdapat perbedaan dalam lafal dan kedalaman maknanya. Secara substansi, astagfirullah dan astagfirullahaladzim sama-sama merupakan bentuk permohonan ampun kepada Allah.
Keduanya dapat diucapkan kapan saja tanpa memandang waktu, dan secara umum memiliki arti yang sama. Namun, apa perbedaannya? Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (28/8/2025).
Perbedaan Astagfirullah dan Astagfirullahaladzim
Meskipun astagfirullah dan astagfirullahaladzim sama-sama merupakan kalimat istighfar, terdapat perbedaan mendasar yang terletak pada makna dan dalil hadis yang menyertainya. Perbedaan ini penting untuk dipahami agar umat Muslim dapat memilih lafal yang sesuai dengan konteks dan penghayatan mereka.
Perbedaan utama terletak pada penambahan kata "Al-Adzim" pada lafal astagfirullahaladzim. Kata "Al-Adzim" merupakan salah satu sifat Allah SWT yang berarti "Yang Maha Agung". Oleh karena itu, astagfirullah berarti "Aku mohon ampun kepada Allah", sedangkan astagfirullahaladzim berarti "Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung". Penambahan ini memberikan penekanan pada keagungan dan kebesaran Allah saat memohon ampunan.
Lafal astagfirullah disebutkan dalam hadis riwayat Muslim, di mana Rasulullah SAW beristighfar tiga kali setelah shalat dengan mengucapkan "Astaghfirullah, astaghfirullah". Hadis ini menunjukkan kesederhanaan namun kekuatan lafal tersebut dalam praktik harian.
Sementara itu, lafal astagfirullahaladzim dengan tambahan "alladzi la ilaha illah huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih" disebutkan dalam hadis riwayat Tirmidzi. Hadis ini menjanjikan pengampunan bagi yang mengucapkannya bahkan jika ia lari dari medan perang, menunjukkan keutamaan khusus dari lafal yang lebih panjang tersebut.
Pengertian Istighfar dalam Al-Qur'an
Istighfar memiliki makna yang luas dalam Al-Qur'an, tidak hanya sekadar memohon ampunan atas dosa. Mengutip buku Nikmatnya Istighfar, Satu Obat untuk Sejuta Kesulitan karya Mahmud Asy-Syafrowi, istighfar dapat diartikan dalam beberapa konteks yang berbed. Ini menunjukkan kedalaman dan pentingnya praktik ini dalam kehidupan seorang Muslim.
Istighfar Sebagai Al-Islam
Salah satu pengertian istighfar adalah sebagai "Al-Islam". Para ahli tafsir seperti Mujahid dan 'Akhramah mengartikannya demikian berdasarkan Surah Al-Anfal ayat 33. Ayat tersebut menyatakan bahwa Allah tidak akan mengazab suatu kaum selama Nabi Muhammad berada di antara mereka dan selama mereka memohon ampunan, menunjukkan bahwa istighfar adalah bagian integral dari keislaman dan perlindungan dari azab.
Istighfar Sebagai Doa
Selain itu, istighfar juga diartikan sebagai "Doa". Setiap doa yang berisikan permohonan ampunan disebut istighfar. Meskipun doa dan istighfar memiliki kekhususan dan keumuman, istighfar menjadi spesifik jika dilakukan dengan perbuatan, sebagaimana doa menjadi spesifik jika isinya bukan permohonan ampunan. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surah Hud ayat 3 yang memerintahkan untuk memohon ampunan dan bertobat.
Istighfar Sebagai Tobat
Terakhir, istighfar juga memiliki kaitan erat dengan "Tobat". Istighfar berarti meminta ampun kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang telah dilakukan, sedangkan tobat adalah kembali kepada Allah agar dijauhi dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang akan datang. Keduanya saling melengkapi dalam proses penyucian diri dan kembali kepada jalan yang benar.
Hukum Beristighfar
Hukum beristighfar dalam Islam bervariasi tergantung pada konteks dan niat pelaksanaannya. Masih menukil buku yang sama, dalam Al-Qur'an atau hadits banyak bertebaran perintah agar beristighfar. Al-Qur'an menyampaikan kepada kita bahwa Rasulullah SAW diutus agar umatnya beristighfar baik secara sendiri maupun bersama.
Hukum beristighfar dapat dibagi menjadi empat kategori utama. Pertama sunnah, yang berarti seseorang beristighfar tidak hanya karena melakukan maksiat, tetapi juga untuk dirinya sendiri, orang tua, anak-anak, atau sesama umat Muslim baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Ini menunjukkan bahwa istighfar adalah praktik kebaikan yang dianjurkan secara umum.
Kedua, wajib, yaitu ketika istighfar dilakukan setelah seseorang melakukan dosa. Istighfar dalam konteks ini memiliki arti yang sama dengan bertobat. Ketiga, makruh, yang berarti lebih baik untuk meninggalkan istighfar dalam situasi tertentu, seperti beristighfar di belakang jenazah karena tidak ada sanad (dasar) yang jelas dari Nabi SAW untuk praktik tersebut.
Terakhir, haram, yaitu beristighfar untuk orang kafir. Hal ini dilarang dalam Islam karena permohonan ampunan hanya berlaku bagi mereka yang beriman dan mengakui keesaan Allah. Pemahaman tentang hukum-hukum ini membantu umat Muslim dalam mengamalkan istighfar dengan benar dan sesuai syariat.
Keutamaan Beristighfar
Beristighfar memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi seorang Muslim, baik di dunia maupun di akhirat. Nabi Muhammad SAW sendiri, meskipun beliau adalah manusia pilihan yang terjaga dari dosa, senantiasa beristighfar setiap hari.
Dalam sebuah hadis disebutkan, "Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali," (HR Bukhari). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya istighfar dalam kehidupan seorang Muslim, bahkan bagi yang paling mulia sekalipun.
Keutamaan istighfar tidak hanya terbatas pada pengampunan dosa, tetapi juga mencakup peningkatan rezeki, kemudahan dalam urusan, dan ketenangan hati. Dengan memperbanyak istighfar, seorang Muslim menunjukkan kerendahan hati dan ketergantungan penuh kepada Allah SWT.
Praktik ini juga mendatangkan rahmat dan keberkahan dari-Nya. Ini memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, membawa kedamaian dalam jiwa.
Macam-macam Kalimat Istighfar
Selain astagfirullah dan astagfirullahaladzim, terdapat berbagai macam lafal istighfar yang dapat diucapkan oleh seorang Muslim. Variasi ini memberikan pilihan bagi umat Muslim untuk mengamalkan istighfar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi hati mereka.
Diambil dari buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa oleh Ali Amrin al-Qurawy (2018:231), berikut beberapa macam kalimat istighfar yang umum diajarkan:
- Astaghfirullah: "Aku memohon ampun kepada Allah."
- Astaghfirullahalazhim: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
- Astaghfirullahalazhim wa atuubu ilaih: "Saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung dan bertobat kepada-Nya."
- Astaghfirullahalazhim minkulli dzanbin wa atuubu ilaih: "Saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung dari segala dosa dan bertobat kepada-Nya."
- Astaghfirullahalazhim alladzii laa ilaaha illa huwal hayyuul qayyuum wa atuubu ilaih: "Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri dan aku bertobat kepada-Nya."
- Allahumma maghfiratuka awsa'u min dzunuubi wa rahmatuka arjuu min 'amalii: "Wahai Tuhanku, ampunan-Mu sesungguhnya lebih luas dari dosa-dosaku, dan rahmat-Mu lebih kuharapkan dari amalku sendiri."
- Rabbighfirlii wa tub 'alayya innaka antat tawwaabur rahiim: "Wahai Tuhanku, ampunilah kiranya aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah Tuhan Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Pengasih."
Setiap lafal memiliki makna dan kedalaman tersendiri, memungkinkan umat Muslim untuk memilih yang paling sesuai dengan kondisi spiritual mereka dan tujuan permohonan ampunan.
Pentingnya Istighfar dalam Kehidupan Sehari-hari
Istighfar bukan hanya sekadar ucapan lisan, melainkan sebuah pengakuan akan kelemahan diri di hadapan Allah SWT dan keinginan tulus untuk kembali kepada-Nya. Ini adalah praktik yang mendalam dan bermakna bagi setiap Muslim.
Mengamalkan istighfar secara rutin dapat membersihkan hati dari noda dosa, menenangkan jiwa, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Ini adalah praktik spiritual yang sangat dianjurkan untuk kedamaian batin.
Melalui istighfar, seorang Muslim bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa mendatang. Ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk berubah menjadi lebih baik dan meninggalkan perbuatan dosa.
Istighfar merupakan bagian tak terpisahkan dari berbagai ibadah dalam Islam. Setelah shalat, misalnya, dianjurkan untuk beristighfar sebagai bentuk permohonan ampun atas kekurangan dalam pelaksanaan ibadah.
Sebagai bagian dari dzikir, istighfar membantu seorang Muslim untuk senantiasa mengingat Allah dan menjaga hati tetap bersih. Dzikir dengan istighfar secara teratur dapat menciptakan suasana spiritual yang positif.
Daftar Sumber
- Syafrowi, Mahmud Asy (2012). Nikmatnya Istighfar, Satu Obat untuk Sejuta Kesulitan. Penerbit: MedPress Digital. ISBN: 9798780698
- Al-Qurawy, Ali Imran (2018). Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa. Penerbit: LAKSANA. ISBN: 9786024074357
- HR. Bukhari
FAQ
- Apa arti dari "Astagfirullah"? Astagfirullah berarti "Aku memohon ampun kepada Allah".
- Apa bedanya "Astagfirullah" dan "Astagfirullahaladzim"? "Astagfirullah" lebih singkat, sedangkan "Astagfirullahaladzim" menambahkan pujian kepada Allah Yang Agung.
- Mana yang lebih sering digunakan dalam Al-Qur’an? Lafaz "Astagfirullah" lebih umum dijumpai dalam Al-Qur’an.
- Apakah salah jika hanya mengucapkan "Astagfirullah" saja? Tidak, karena keduanya sah dan memiliki makna permohonan ampun.
- Kapan waktu yang tepat membaca "Astagfirullahaladzim"? Bisa dibaca setelah melakukan kesalahan atau saat berzikir.
- Apakah ada keutamaan khusus dari membaca "Astagfirullahaladzim"? Ya, salah satunya adalah dibukakan pintu rezeki dan diampuni dosa.
- Mengapa umat Islam dianjurkan memperbanyak istighfar? Karena istighfar membuka pintu rahmat dan mendekatkan diri kepada Allah.