Cara Mensucikan Najis Anjing Sesuai Syariat Islam, Ketahui Hukumnya

6 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta Cara mensucikan najis anjing menjadi pengetahuan penting yang harus dipahami setiap Muslim agar ibadah tetap sah. Najis anjing termasuk dalam kategori najis mughaladhah yang memiliki ketentuan khusus dalam pembersihannya. 

Islam mengajarkan tata cara pembersihan najis dengan detail dan spesifik sesuai jenis najisnya. Setiap Muslim perlu memahami prosedur yang benar agar tidak terjadi kesalahan dalam proses penyucian.

Melansir dari buku Batalkah Shalat Jika Melihat Sarung Imam Bolong? karya Ust. M. Syukron Maksum (2014: 9), terdapat beberapa langkah khusus yang harus dilakukan untuk menghilangkan najis yang disebabkan oleh air liur anjing sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (10/9/2025).

Cara Mensucikan Najis Anjing yang Benar

Menurut Kitab Fiqh Islam Wa Adillatuhu karya Dr. Wahbah al-Zuhaili, najis anjing memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari jenis najis lainnya dalam hal proses pembersihannya. Tingkat kenajisan ini memerlukan prosedur pembersihan yang lebih ketat dibandingkan najis mukhaffafah atau najis mutawassithah.

Cara mensucikan najis anjing memiliki ketentuan khusus yang harus diikuti secara tepat sesuai tuntunan syariat Islam. Prosedur ini berbeda dengan pembersihan najis jenis lainnya karena termasuk kategori najis mughaladhah.

1. Basuh dengan Air Mengalir Sebanyak 7 Kali

Langkah pertama dalam cara mensucikan najis anjing adalah membasuh bagian yang terkena dengan air bersih yang mengalir sebanyak tujuh kali. Air yang digunakan harus benar-benar bersih dan mengalir, bukan air yang tergenang dalam wadah.

2. Salah Satu Basuhan Menggunakan Tanah

Dari tujuh kali basuhan tersebut, salah satunya harus menggunakan tanah yang bersih. Tanah dapat dicampurkan dengan air atau digunakan secara langsung untuk menggosok area yang terkena najis.

3. Pastikan Najis Hilang Sempurna

Setelah membasuh tujuh kali, pastikan tidak ada sisa najis yang tertinggal baik dari segi warna, bau, maupun bentuknya. Jika masih tersisa, proses pembersihan dapat diulang hingga benar-benar bersih.

4. Keringkan Area yang Telah Dibersihkan

Langkah terakhir adalah memastikan area yang telah dibersihkan benar-benar kering untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau jamur yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Dikutip dari Panduan Fiqh Praktis yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, prosedur pembersihan najis anjing ini berdasarkan hadits sahih yang diriwayatkan dari Abu Hurairah tentang perintah Rasulullah SAW mengenai tata cara pembersihan najis anjing.

5. Gunakan Pelindung Diri

Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, disarankan menggunakan sarung tangan atau alat pelindung lainnya saat melakukan proses pembersihan najis anjing.

Hukum Membersihkan Najis Anjing dalam Islam

Membersihkan najis anjing merupakan kewajiban (fardhu) bagi setiap Muslim yang terkena najis tersebut sebelum melaksanakan ibadah. Hukum ini berdasarkan pada dalil-dalil yang jelas dalam Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Jika anjing menjilat bejana salah seorang dari kalian, maka hendaklah ia membasuhnya tujuh kali, yang pertama dengan tanah." Hadits ini menjadi landasan utama kewajiban membersihkan najis anjing dengan prosedur khusus.

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, kewajiban membersihkan najis merupakan bagian dari perintah Allah SWT untuk menjaga kesucian dalam beribadah. Najis anjing yang tidak dibersihkan dengan benar dapat membatalkan shalat dan ibadah lainnya yang mensyaratkan kondisi suci.

Para ulama sepakat bahwa hukum membersihkan najis anjing adalah wajib dan tidak boleh diabaikan. Kelalaian dalam membersihkan najis ini dapat berdampak pada keabsahan ibadah yang dilakukan oleh seorang Muslim. Oleh karena itu, setiap Muslim harus memahami dan menerapkan cara mensucikan najis anjing yang benar sesuai tuntunan syariat.

Perbedaan Najis Anjing dengan Najis Lainnya

Najis anjing memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari jenis najis lainnya dalam Islam. Perbedaan utama terletak pada kategori kenajisan dan prosedur pembersihannya yang lebih ketat dibandingkan najis mukhaffafah dan mutawassithah.

1. Kategori Najis Mughaladhah

Najis anjing termasuk dalam kategori najis mughaladhah (najis berat) bersama dengan najis babi. Kategori ini memerlukan prosedur pembersihan yang lebih kompleks dibandingkan najis ringan atau sedang.

2. Jumlah Basuhan yang Ditetapkan

Berbeda dengan najis lainnya yang cukup dibersihkan hingga hilang bekasnya, najis anjing harus dibasuh tepat tujuh kali meskipun bekasnya sudah hilang pada basuhan pertama atau kedua.

3. Penggunaan Tanah dalam Pembersihan

Keunikan lain dari cara mensucikan najis anjing adalah keharusan menggunakan tanah dalam salah satu dari tujuh kali basuhan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk jenis najis lainnya.

4. Tidak Ada Alternatif Pembersihan

Untuk najis ringan, terkadang dapat dibersihkan dengan cara diseka atau dibersihkan tanpa air. Namun untuk najis anjing, pembersihan dengan air dan tanah merupakan satu-satunya cara yang sah menurut syariat.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Islamic Law and Ethics, perbedaan perlakuan terhadap najis anjing ini menunjukkan perhatian khusus syariat Islam terhadap aspek kesehatan dan kebersihan dalam beribadah.

Langkah Praktis Membersihkan Benda yang Terkena Najis Anjing

Ketika benda-benda seperti pakaian, peralatan, atau permukaan rumah terkena najis anjing, diperlukan langkah-langkah praktis yang sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Cara mensucikan najis anjing pada berbagai jenis benda memiliki prinsip yang sama namun aplikasinya dapat disesuaikan.

Untuk Pakaian dan Kain: Rendam pakaian dalam air bersih, kemudian basuh dengan tangan atau sikat lembut sebanyak tujuh kali. Salah satu dari basuhan tersebut harus menggunakan tanah yang dicampurkan dengan air. Pastikan seluruh area yang terkena najis terbasuh merata.

Untuk Peralatan Makan: Bersihkan peralatan dengan air mengalir sambil digosok menggunakan tangan atau spons. Ulangi proses ini tujuh kali dengan salah satu kali menggunakan tanah sebagai media pembersih. Bilas hingga tidak ada sisa tanah yang menempel.

Untuk Permukaan dan Lantai: Pel atau sikat area yang terkena najis dengan air bersih sebanyak tujuh kali. Pada salah satu proses pembersihan, campurkan tanah bersih ke dalam air pel. Pastikan area benar-benar bersih dan kering setelah proses pembersihan selesai.

Menurut Panduan Praktis Fiqh Thaharah yang diterbitkan oleh Islamic University of Indonesia, prinsip dasar dalam membersihkan najis anjing adalah memastikan tidak ada bekas najis yang tertinggal baik secara fisik maupun bau. Jika setelah tujuh kali basuhan masih ada bekas yang tersisa, proses dapat dilanjutkan hingga benar-benar bersih.

Kesalahan Umum dalam Membersihkan Najis Anjing

Banyak umat Islam yang melakukan kesalahan dalam proses pembersihan najis anjing karena kurangnya pemahaman tentang prosedur yang benar. Kesalahan-kesalahan ini dapat menyebabkan proses penyucian menjadi tidak sah menurut syariat Islam.

Kesalahan Pertama: Tidak Menggunakan Air Mengalir

Sebagian orang masih menggunakan air dalam ember atau wadah untuk membasuh najis anjing. Penggunaan air yang tergenang dapat menyebabkan najis menyebar ke seluruh air dalam wadah tersebut.

Kesalahan Kedua: Mengabaikan Penggunaan Tanah

Banyak yang hanya menggunakan sabun atau deterjen tanpa menggunakan tanah dalam proses pembersihan. Padahal penggunaan tanah merupakan syarat wajib yang tidak dapat digantikan dengan bahan pembersih lainnya.

Kesalahan Ketiga: Tidak Menghitung Jumlah Basuhan

Sebagian orang membersihkan najis anjing hanya sampai terlihat bersih tanpa memperhatikan jumlah basuhan yang diwajibkan syariat. Cara mensucikan najis anjing harus dilakukan tepat tujuh kali meskipun sudah terlihat bersih.

Kesalahan Keempat: Mencampur dengan Najis Lain

Ada yang mencampur pakaian atau benda yang terkena najis anjing dengan najis jenis lain dalam satu proses pencucian. Hal ini dapat menyebabkan proses pembersihan menjadi tidak optimal.

Berdasarkan kajian yang dipublikasikan dalam Research Journal of Islamic Studies, kesalahan-kesalahan tersebut sering terjadi karena kurangnya edukasi tentang fiqh thaharah yang benar. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mempelajari dan memahami cara mensucikan najis anjing yang sesuai dengan tuntunan syariat.

Langkah-Langkah Umum Membersihkan Najis Anjing

Membersihkan najis anjing memerlukan perhatian dan ketelitian agar proses penyuciannya sempurna dan sesuai syariat. Selain metode utama tujuh kali basuhan dengan tanah, ada beberapa langkah umum yang perlu diperhatikan untuk memastikan kebersihan maksimal.

  1. Gunakan Air yang Mengalir: Selalu basuh bagian yang terkena najis anjing dengan air yang mengalir secara langsung. Ini membantu memastikan najis terbuang dan tidak menyebar.
  2. Gunakan Sabun atau Deterjen: Setelah membersihkan dengan air dan tanah, gunakan sabun atau deterjen untuk membersihkan area tersebut. Ini membantu menghilangkan sisa-sisa dan bau yang mungkin masih ada.
  3. Gunakan Tisu Basah atau Kain Bersih (Jika Air Sulit): Jika tidak memungkinkan untuk membersihkan dengan air mengalir secara langsung, gunakan tisu basah atau kain bersih yang telah dibasahi dengan air bersih untuk membersihkan najis anjing. Namun, ini hanya sebagai langkah awal sebelum penyucian syar'i dengan air dan tanah.
  4. Hindari Penggunaan Benda yang Sulit Dibersihkan: Jika najis anjing menempel pada benda seperti karpet atau sofa, hindari menggunakan benda yang sulit dibersihkan seperti sapu atau kain kering yang dapat menyebarkan najis. Sebaiknya gunakan vacuum cleaner atau benda yang dapat dicuci untuk membersihkan najis anjing.
  5. Pastikan Area Bersih dan Kering: Setelah membersihkan najis anjing, pastikan area tersebut bersih dan kering sepenuhnya. Kelembaban dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.
  6. Gunakan Sarung Tangan atau Alat Pelindung: Jika perlu membersihkan najis anjing yang sangat kotor atau berpotensi berbahaya, gunakan sarung tangan atau alat pelindung lainnya untuk mencegah kontaminasi dan melindungi diri dari infeksi.

FAQ

1. Apakah bulu anjing yang kering termasuk najis? Tidak, bulu anjing yang kering tidak termasuk najis selama tidak terkena air liur atau kotoran anjing.

2. Berapa kali harus membasuh najis anjing? Najis anjing harus dibasuh sebanyak tujuh kali dengan air bersih, salah satunya menggunakan tanah.

3. Apakah boleh menggunakan sabun sebagai pengganti tanah? Tidak boleh, tanah merupakan syarat wajib yang tidak dapat digantikan dengan sabun atau deterjen.

4. Apakah perlu mandi wajib setelah terkena najis anjing? Tidak perlu mandi wajib, cukup membasuh bagian yang terkena najis sesuai prosedur syariat.

5. Bagaimana jika najis anjing mengenai pakaian yang tidak bisa dicuci? Pakaian tersebut harus dibersihkan dengan cara diseka menggunakan kain basah sebanyak tujuh kali.

6. Apakah air bekas membasuh najis anjing dapat digunakan untuk bersuci lainnya? Tidak boleh, air bekas membasuh najis anjing sudah menjadi najis dan tidak dapat digunakan untuk bersuci.

7. Bagaimana cara membersihkan najis anjing jika tidak ada tanah? Tetap harus menggunakan tanah, dapat mencari tanah bersih atau menunda pembersihan hingga mendapatkan tanah.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |