Doa Agar Cuaca Cerah Teks Arab, Latin, dan Terjemahnya

1 week ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca adalah salah satu fenomena alam yang sangat memengaruhi kehidupan manusia sehari-hari. Kondisi cuaca yang tidak menentu, seperti hujan berkepanjangan, dapat menimbulkan kekhawatiran dan menghambat berbagai aktivitas.

Dalam menghadapi situasi ini, umat Islam diajarkan untuk senantiasa memanjatkan doa agar cuaca cerah, sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah An-Nur Ayat 43, "Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya..."

Ayat ini menunjukkan betapa Allah SWT memiliki kendali penuh atas fenomena cuaca, termasuk hujan, awan, dan petir. Oleh karena itu, memanjatkan doa agar cuaca cerah adalah salah satu cara untuk mengharapkan perlindungan dan kebaikan dari-Nya.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (4/8/2025).

Bacaan Doa Agar Cuaca Cerah

Dalam Islam, terdapat beberapa doa yang dapat dipanjatkan untuk memohon agar cuaca menjadi cerah atau hujan berhenti, terutama jika hujan tersebut membawa dampak yang merugikan. Doa-doa ini bersumber dari ajaran Rasulullah SAW dan telah diriwayatkan dalam berbagai kitab hadis.

Salah satu doa yang paling sering diamalkan ketika hujan turun terlalu deras atau berkepanjangan dan dikhawatirkan menimbulkan bahaya adalah doa yang diriwayatkan oleh HR. Bukhari. Doa ini memohon agar hujan dialihkan ke tempat yang lebih membutuhkan dan tidak merusak.

Menurut buku Paket Buku Doa Lengkap untuk Anak Muslim karya Ariyani dkk. (2024), serta Doa dan Dzikir Sepanjang Tahun oleh Hamdan Hamedan, doa ini berbunyi:

Doa Agar Hujan Berhenti dan Cuaca Cerah (HR. Bukhari)

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَ

Arab latin: Allahumma haawalaina wa laa 'alaina. Allahumma 'alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.

Artinya: "Ya Allah, turunkan lah hujan di sekitar kami, bukan yang untuk merusak kami. Ya Allah, turunkan lah hujan ke dataran tinggi, sebagian anak bukit, perut lembah, dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan."

Selain itu, terdapat doa perlindungan umum yang dapat dibaca sebagai bentuk ikhtiar dari segala sesuatu yang membahayakan, termasuk dampak buruk dari cuaca ekstrem. Doa ini diriwayatkan dalam Hadits Abu Daud dan Tirmidzi, yang juga relevan untuk memohon cuaca cerah dengan perlindungan dari bahaya.

Doa Perlindungan dari Bahaya (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab latin: Bismillahilladzi la yadhurru ma'asmihi syaiun fillardhi wala fissamai wahuwassami'ul 'alim.

Artinya: 'Dengan menyebut nama Allah yang dengan sebab nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan (mendatangkan mudharat), dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'

Cuaca Cerah dalam Konteks Ilmiah dan Agama

Pemahaman mengenai cuaca cerah dapat dilihat dari dua perspektif utama, yaitu ilmiah dan agama. Kedua sudut pandang ini memberikan wawasan yang berbeda namun saling melengkapi tentang fenomena alam.

Secara ilmiah, cuaca cerah didefinisikan sebagai kondisi atmosfer di mana langit terang dengan sinar matahari memancar jelas, serta jumlah awan yang menutupi langit kurang dari separuh hingga separuh bagian langit, tanpa terjadi hujan.

Kondisi cuaca ini dipengaruhi oleh berbagai unsur atmosfer seperti suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, dan angin. Penelitian ilmiah modern, seperti yang dijelaskan dalam jurnal POSITRON oleh Retnawati, Ihwan, dan Jumarang (2013), menunjukkan bahwa cuaca terbentuk dari gabungan unsur-unsur tersebut. Lebih lanjut, Jurnal Riset Rumpun Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (Dewi dkk., 2025) menegaskan bahwa cuaca cerah sangat terkait dengan langit tanpa awan.

Dari perspektif agama, khususnya Islam, cuaca cerah maupun fenomena cuaca lainnya adalah tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Umat Islam meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, termasuk perubahan cuaca, berada dalam kendali mutlak Allah. Fenomena hujan, mendung, petir, dan guruh disebutkan dalam sejumlah ayat Al-Qur'an, menegaskan bahwa ini adalah bagian dari ciptaan dan pengaturan-Nya.

Oleh karena itu, ketika memohon doa agar cuaca cerah, seorang Muslim tidak hanya berharap pada perubahan fisik cuaca, tetapi juga menunjukkan kepasrahan dan keyakinan bahwa hanya Allah yang mampu mengubah kondisi tersebut. Ini adalah bentuk tawakal yang mendalam, mengakui bahwa di balik setiap fenomena alam ada kehendak Ilahi yang bekerja.

Pentingnya Berdoa dalam Menghadapi Fenomena Alam

Berdoa merupakan inti dari ibadah dalam Islam, dan memanjatkan doa agar cuaca cerah saat menghadapi fenomena alam adalah manifestasi dari keyakinan tersebut. Pentingnya berdoa dalam menghadapi fenomena alam dapat dilihat dari beberapa aspek mendasar.

  • Pertama, doa adalah bentuk pengakuan atas kelemahan manusia dan kekuasaan mutlak Allah SWT, karena manusia tidak memiliki kendali penuh atas alam.
  • Kedua, berdoa memberikan ketenangan batin dan harapan, terutama ketika dihadapkan pada cuaca ekstrem yang berpotensi merugikan.

Seperti yang disebutkan dalam buku Paket Buku Doa Lengkap untuk Anak Muslim (Ariyani dkk., 2024), saat hujan menimbulkan rasa cemas dan kekhawatiran, umat Muslim dapat mengucapkan doa agar hujan berhenti dan cuaca kembali cerah. Ini menjadi sarana untuk mengurangi kecemasan dan menumbuhkan optimisme bahwa Allah akan memberikan yang terbaik.

  • Ketiga, doa adalah bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap ajaran agama.

Rasulullah SAW sendiri mengajarkan berbagai doa untuk berbagai kondisi cuaca, menunjukkan bahwa berdoa adalah bagian integral dari kehidupan seorang Muslim. Dengan berdoa, seorang Muslim menunjukkan bahwa ia senantiasa mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik suka maupun duka, serta menunjukkan kepasrahan total kepada-Nya.

Aspek ini juga mencerminkan bahwa doa bukan hanya permohonan, melainkan juga sebuah ibadah yang menghubungkan hamba dengan Penciptanya. Ketika kita memanjatkan doa agar cuaca cerah, kita sedang menjalankan perintah agama dan menunjukkan ketergantungan kita sepenuhnya kepada Allah yang Maha Mengatur segala sesuatu.

Waktu Mustajab untuk Berdoa

Dalam ajaran Islam, terdapat beberapa waktu yang dianggap mustajab atau sangat dianjurkan untuk berdoa, karena pada waktu-waktu tersebut doa memiliki kemungkinan besar untuk dikabulkan oleh Allah SWT. Salah satu waktu mustajab yang relevan dengan topik doa agar cuaca cerah adalah saat hujan turun.

Menukil buku Catat, Ini Waktu Mustajab Berdoa: Memaksimalkan Waktu dalam Berdoa karya Lingga Permesti, turunnya hujan sama dengan turunnya berkah dan manfaat dari Allah SWT untuk makhluk-Nya.

Oleh karena itu, sangat disayangkan apabila hujan sedang turun, namun umat Muslim tidak berdoa. Kesempatan ini sangat berharga bagi umat Muslim untuk memanjatkan doa-doa terbaik mereka, termasuk doa agar cuaca cerah jika hujan yang turun dirasa berlebihan atau membawa dampak negatif.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Al-Hakim yang dikutip oleh NU Online Jatim, "Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun" (HR. Al Hakim, 2534). Ini menunjukkan betapa istimewanya waktu hujan sebagai momen untuk memanjatkan permohonan, termasuk doa agar cuaca cerah setelah hujan yang berlebihan.

Memanfaatkan waktu-waktu mustajab ini untuk berdoa dapat meningkatkan kekhusyukan dan harapan akan terkabulnya permohonan. Selain saat hujan, waktu mustajab lainnya termasuk:

  • antara azan dan ikamah,
  • saat sujud dalam salat,
  • pada sepertiga malam terakhir, dan
  • pada hari Jumat.

Keterkaitan Doa dengan Fenomena Cuaca Menurut Sains

Fenomena cuaca, termasuk perubahan dari hujan menjadi cerah, dapat dijelaskan secara ilmiah melalui ilmu meteorologi. Ilmu ini mempelajari atmosfer dan proses-proses fisik yang terjadi di dalamnya, seperti pembentukan awan, presipitasi (hujan), suhu, kelembaban, dan tekanan udara.

Cuaca dan tutupan awan merupakan dua elemen fundamental atmosfer yang saling berkaitan erat dan memainkan peran penting dalam memahami, mengklasifikasikan, dan memprediksi kondisi atmosfer, sebagaimana dijelaskan dalam Jurnal Riset Rumpun Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (Dewi dkk., 2025).

Para ilmuwan menggunakan model matematika dan data observasi untuk memprediksi cuaca, termasuk kapan hujan akan berhenti dan cuaca akan kembali cerah. Klasifikasi kondisi cuaca yang akurat sangat penting tidak hanya untuk studi meteorologi tetapi juga untuk aplikasi praktis di berbagai bidang.

Penelitian seperti yang dipublikasikan dalam jurnal POSITRON (Retnawati, Ihwan, Jumarang, 2013) juga menunjukkan bagaimana teknologi, seperti Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Algoritma Hopfield, dapat digunakan untuk estimasi keadaan cuaca berdasarkan parameter seperti suhu, kelembaban, tekanan, dan arah angin.

Dari sudut pandang ilmiah, doa tidak secara langsung mengubah parameter fisik atmosfer. Namun, dalam keimanan, doa adalah bentuk komunikasi spiritual antara hamba dan Tuhannya.

Keterkaitan antara doa dan fenomena cuaca dalam perspektif ini terletak pada keyakinan bahwa Allah SWT, sebagai pencipta dan pengatur alam semesta, memiliki kuasa untuk mengubah kondisi cuaca sesuai kehendak-Nya, baik melalui proses alamiah yang telah ditetapkan-Nya maupun melalui intervensi langsung.

Doa Lain Terkait Cuaca

Selain doa agar cuaca cerah atau menghentikan hujan yang merugikan, terdapat beberapa doa lain yang diajarkan dalam Islam terkait fenomena cuaca. Doa-doa ini melengkapi permohonan umat Muslim agar selalu diberikan kebaikan dan perlindungan dari setiap kondisi alam yang terjadi.

Salah satunya adalah doa setelah hujan berhenti, yang diucapkan sebagai bentuk syukur atas rahmat hujan yang telah turun. Doa ini diriwayatkan oleh HR. Bukhari dari Zaid bin Khalid, berbunyi: "Muthirnaa bi fadh-lillaahi wa rahmatih" yang berarti "Dicurahkannya hujan ini kepada kami atas karunia dan rahmat Allah." Ini menunjukkan pentingnya bersyukur atas setiap karunia, termasuk hujan yang membawa manfaat.

Ada pula doa memohon hujan yang bermanfaat, sebagaimana tercantum dalam kitab Maslakul Akhyar dan dikutip oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI. Doa ini berbunyi: "Allâhumma shayyiban haniyyâ wa sayyiban nâfi'â" yang artinya "Wahai Tuhanku, jadikan ini hujan terpuji kesudahannya dan menjadi aliran air yang bermanfaat." 

Terakhir, terdapat doa yang dapat dibaca saat angin terlalu kencang. Angin kencang seringkali menyertai hujan deras dan berpotensi menimbulkan bahaya. Doa ini memohon agar angin tersebut menjadi rahmat dan bukan azab, serta menjadi angin yang membawa kebajikan. Dengan memanjatkan doa-doa ini, seorang Muslim menunjukkan kepasrahan dan harapan kepada Allah dalam setiap kondisi cuaca.

Daftar Sumber

  • Al-Qur'an, Surah An-Nur Ayat 43.
  • Ariyani dkk. (2024). Paket Buku Doa Lengkap untuk Anak Muslim.
  • Hamdan Hamedan. Doa dan Dzikir Sepanjang Tahun.
  • Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Kitab Maslakul Akhyar.
  • Lingga Permesti. Catat, Ini Waktu Mustajab Berdoa: Memaksimalkan Waktu dalam Berdoa.
  • Ni Komang Ayu Karisma Dewi, Ni Nyoman Swastika Sukma Suryani, Dewa Ayu Made Sri Wijayati Utami, Made Ayu Dwi Octavanny. (Agustus 2025). "Pemetaan Cuaca Berdasarkan Penyebaran Awan Menggunakan Analisis Korespondensi". Jurnal Riset Rumpun Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 4(2), 271-282.
  • Retnawati, Andi Ihwan, Muh. Ishak Jumarang. (2013). "Estimasi Keadaan Cuaca di Kota Pontianak Menggunakan Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Algoritma Hopfield". POSITRON, III(2), 43-46.
  • Sayyid Sabiq. Fikih Sunnah.

FAQ

1. Mengapa umat Islam berdoa agar cuaca cerah?

Karena doa adalah bentuk tawakal kepada Allah SWT yang Maha Mengatur cuaca dan segala fenomena alam.

2. Apa doa yang diajarkan Rasulullah SAW ketika hujan terlalu deras?

Doa dalam HR. Bukhari: “Allahumma hawalaina walaa ‘alaina...” memohon agar hujan dialihkan ke tempat yang bermanfaat.

3. Apakah ada doa perlindungan dari bahaya cuaca ekstrem?

Ada, salah satunya doa dalam HR. Abu Daud dan Tirmidzi: “Bismillahilladzi la yadhurru ma’asmihi syai’un...”

4. Bagaimana pandangan Islam tentang cuaca cerah?

Cuaca cerah maupun hujan adalah tanda kebesaran Allah SWT dan semua berada dalam kendali-Nya.

5. Kapan waktu mustajab berdoa agar cuaca cerah?

Salah satunya saat hujan turun, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Al-Hakim.

Secara ilmiah cuaca diatur oleh proses atmosfer, namun doa dipahami sebagai sarana spiritual karena Allah berkuasa atas segalanya.

7. Adakah doa lain terkait cuaca selain agar cerah?

Ada, seperti doa syukur setelah hujan berhenti, doa memohon hujan bermanfaat, dan doa ketika angin kencang.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |