Liputan6.com, Jakarta - Kehilangan barang berharga tentu menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan bagi siapa pun. Memanjatkan doa kehilangan barang adalah wujud kepasrahan dan harapan kepada Allah SWT.
Doa bukan hanya sekadar permohonan, melainkan juga sarana untuk menenangkan hati dan pikiran di tengah kegelisahan. Penting untuk diingat bahwa doa adalah jembatan komunikasi antara hamba dan Penciptanya.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Sabtu (11/10/2025).
Doa Kehilangan Barang: Teks Arab, Latin, dan Artinya
Ketika seseorang mengalami musibah kehilangan barang, salah satu bentuk ikhtiar spiritual yang dianjurkan adalah memanjatkan doa kepada Allah SWT. Doa ini merupakan permohonan agar barang yang hilang dapat ditemukan kembali atau agar diberikan ketabahan dalam menghadapinya.
Salah satu doa yang populer untuk mengembalikan barang yang hilang adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ يَا رَبُّ الضَّالَّةِ وَيَا هَادِيًا مِنَ الضَّلَالَةِ رُدَّ ضَالَّتِي.
Allaahumma yaa rabbadh dhaallati wa yaa haadiyam minadh dhalaalati rudda dhaallatii.
Doa ini memiliki arti: "Ya Allah, wahai Tuhan dari sesuatu yang hilang, Tuhan yang menunjukkan dari kesesatan, kembalikanlah barangku yang hilang."
Bacaan doa ini dijelaskan dalam buku Pasti Terkabul Koleksi Doa untuk Berbagai Kesulitan karya Thoriq Anqar.
Dalam doa kehilangan barang ini, ungkapan "Tuhan yang menunjukkan dari kesesatan" tidak hanya merujuk pada petunjuk untuk menemukan barang, tetapi juga bisa diartikan sebagai permohonan agar orang yang mungkin mengambil barang tersebut diberikan kesadaran.
Doa ini mencerminkan harapan agar Allah SWT berkenan menunjukkan kebaikan dan menurunkan rahmat-Nya, termasuk petunjuk mengenai keberadaan barang yang hilang, terutama jika kehilangan tersebut disebabkan oleh keteledoran diri sendiri.
Langkah-Langkah Menghadapi Barang Hilang
Menghadapi kehilangan barang berharga memerlukan kombinasi antara ikhtiar fisik dan spiritual. Selain memanjatkan doa kehilangan barang, ada beberapa langkah praktis dan reflektif yang dapat dilakukan untuk mengatasi situasi ini.
Langkah-langkah ini membantu seseorang untuk tetap tenang dan berpikir jernih.
Mengingat Kronologi Kejadian:
Langkah pertama yang sangat penting adalah mencoba mengingat kembali secara detail kronologi hilangnya barang tersebut. Apakah barang itu hilang karena dicuri atau karena keteledoran pribadi?
Terkadang, seseorang terlalu terburu-buru beranggapan bahwa barangnya hilang karena dicuri, padahal disebabkan oleh keteledorannya sendiri. Penting untuk menghindari prasangka negatif tanpa bukti jelas, karena hal itu dapat berujung pada fitnah.
Introspeksi Diri:
Setelah mengingat kronologi, langkah selanjutnya adalah melakukan introspeksi diri. Meskipun terdengar tidak biasa, introspeksi diri saat kehilangan barang adalah hal yang relevan.
Barang yang hilang bisa jadi wujud teguran Allah SWT kepada orang tersebut karena selama diamanahi harta tidak bisa menggunakannya secara adil, seperti dijelaskan dalam buku Pasti Terkabul Koleksi Doa untuk Berbagai Kesulitan.
Ini bisa menjadi kesempatan untuk menelaah kembali sikap terhadap harta benda, apakah sudah digunakan secara adil, apakah pernah sombong, atau membelanjakannya untuk hal-hal yang tidak baik.
Memohon Pertolongan Allah (Berdoa):
Setelah melakukan ikhtiar fisik dan introspeksi, memohon pertolongan kepada Allah SWT melalui doa adalah keniscayaan bagi seorang Muslim. Doa kehilangan barang bukan berarti mendikte Allah untuk mengembalikan barang yang hilang, melainkan meminta keputusan terbaik dari-Nya.
Apabila seseorang telah menunaikan hak hartanya di jalan Allah SWT, tetapi tetap tertimpa kehilangan, bisa jadi Allah SWT ingin menghapus dosa orang tersebut. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari, bahwa setiap musibah yang menimpa seorang Muslim dapat menjadi sebab pengampunan dosa-dosanya.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya."
Makna Doa dalam Islam
Doa dalam Islam memiliki makna yang sangat luas dan mendalam, jauh melampaui sekadar permohonan. Doa adalah inti ibadah, sebuah bentuk komunikasi langsung antara hamba dan Tuhannya.
Menurut buku Kumpulan Doa Khusus Wanita karya Arina Milatal Haq, doa bermakna memohon, meminta tolong, memanggil, mengundang, dan meminta. Ini menunjukkan bahwa doa adalah ekspresi kerendahan hati dan pengakuan akan kekuasaan Allah atas segala sesuatu.
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nurudh Dholam menjelaskan tiga tingkatan ikhlas dalam beribadah, yang juga relevan dengan makna doa.
Tingkatan tertinggi adalah ikhlas karena Allah semata, tanpa mengharapkan balasan duniawi atau ukhrawi. Tingkatan menengah adalah ikhlas karena mengharapkan pahala surga dan takut siksa neraka. Sedangkan tingkatan terendah adalah ikhlas karena mengharapkan balasan di dunia, seperti kekayaan.
Meskipun doa kehilangan barang mungkin tampak seperti permohonan duniawi, niat di baliknya dapat mengangkatnya ke tingkatan ikhlas yang lebih tinggi jika disertai dengan kepasrahan dan keyakinan penuh kepada kehendak Allah.
Selain doa spesifik, dalam menghadapi kehilangan, umat Muslim juga dianjurkan untuk membaca kalimat istirja', yaitu "Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un" (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).
Dalam buku Dahsyatnya Doa Para Nabi karya Syamsuddin Noor, S.Ag, dijelaskan bahwa segala sesuatu yang hilang adalah kehendak Allah, sehingga dianjurkan membaca kalimat istirja'.
Kalimat ini tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 156:
"اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ ١٥٦" yang artinya: "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn" (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali)."
Membaca istirja' adalah pengingat bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya, menumbuhkan sikap sabar dan tawakal dalam menghadapi setiap musibah, termasuk kehilangan barang.
FAQ
1. Apa itu doa kehilangan barang?
Doa kehilangan barang adalah permohonan khusus yang dipanjatkan kepada Allah SWT ketika seseorang kehilangan harta benda atau barang berharga. Tujuannya adalah untuk memohon petunjuk agar barang tersebut dapat ditemukan kembali, atau untuk diberikan kesabaran dan keikhlasan dalam menerima takdir jika barang tersebut tidak kembali.
2. Kapan waktu terbaik untuk memanjatkan doa kehilangan barang?
Doa kehilangan barang dapat dipanjatkan kapan saja setelah menyadari kehilangan. Namun, waktu-waktu mustajab untuk berdoa, seperti sepertiga malam terakhir, antara azan dan iqamah, atau setelah salat fardu, bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk meningkatkan kemungkinan dikabulkannya doa.
3. Apakah doa kehilangan barang menjamin barang akan kembali?
Doa adalah bentuk permohonan dan kepasrahan kepada Allah SWT, bukan jaminan mutlak bahwa barang akan kembali. Hasil dari doa sepenuhnya berada dalam kehendak Allah. Tujuan utama doa adalah untuk menenangkan hati, menguatkan iman, dan menerima takdir dengan ikhlas, sambil tetap berusaha mencari.
4. Selain berdoa, apa saja yang harus dilakukan saat kehilangan barang?
Selain memanjatkan doa kehilangan barang, langkah-langkah praktis yang perlu dilakukan meliputi mengingat kronologi hilangnya barang secara detail, mencari di tempat-tempat yang mungkin, dan memberitahu pihak berwenang jika diperlukan. Introspeksi diri juga penting untuk merenungkan hikmah di balik musibah tersebut.
5. Bagaimana jika barang yang hilang tidak ditemukan setelah berdoa?
Jika barang yang hilang tidak ditemukan meskipun sudah berdoa dan berusaha, seorang Muslim diajarkan untuk bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT. Kehilangan bisa jadi merupakan ujian, penghapus dosa, atau bahkan diganti dengan sesuatu yang lebih baik di kemudian hari. Penting untuk tetap berprasangka baik kepada Allah dan tidak putus asa.
6. Apakah ada doa lain yang bisa dibaca selain doa khusus kehilangan barang?
Ya, selain doa khusus kehilangan barang, membaca kalimat istirja' ("Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un") sangat dianjurkan. Kalimat ini merupakan pengingat bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya, yang dapat menumbuhkan kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi musibah.
7. Mengapa introspeksi diri penting saat kehilangan barang?
Introspeksi diri penting karena kehilangan barang bisa menjadi teguran dari Allah SWT atas cara kita mengelola harta atau sebagai sarana penghapus dosa.

3 weeks ago
27
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4830372/original/038035000_1715592365-quran-being-held-hands-close-up.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4262146/original/085381500_1671090332-pexels-alena-darmel-8164382.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401581/original/012152300_1762216664-ular_oiton.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401601/original/001087400_1762219862-Mengeluarkan_uang_dari_dompet.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313792/original/040263100_1755055409-images__58_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3343034/original/050137400_1610018331-asian-muslim-woman-praying_8595-14770.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1316154/original/029416400_1471011949-IMG_20160812_080042.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939593/original/027085900_1725806729-Imam_an-Nawawi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3433076/original/095580500_1618813744-close-up-islamic-new-year-with-quran-book_23-2148611710__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401335/original/050061800_1762163848-Sholawat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4588921/original/076033400_1695712009-muhammad-7571024_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5003571/original/099304000_1731479241-jin-adalah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2593228/original/008517700_1546693457-20180105-Cicak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3119457/original/075717600_1588607022-shutterstock_650518888.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5095573/original/012538800_1736934827-pexels-helloaesthe-15707485.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393639/original/014086000_1761564726-76bfeb1a-9ad5-49ad-bbf0-2bbfba586a46.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3098127/original/085622900_1586415856-photo-of-a-person-kneeling-in-front-of-book-2608353__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5165346/original/086610700_1742183992-cd9e6f09dddc797bbc48fde0b17ab2f2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5395424/original/066921600_1761708920-doa_nurbuat.jpg)





























