Doa Khutbah Idul Fitri: Teks Arab, Latin, dan Terjemahannya Lengkap

2 months ago 26

Liputan6.com, Jakarta - Doa khutbah Idul Fitri merupakan salah satu bagian penting dalam rangkaian ibadah sholat Ied yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Syawal. Bacaan doa ini biasanya dibacakan oleh khatib setelah menyampaikan khutbah.

Tradisi membaca doa khutbah Idul Fitri telah dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW dan terus dilestarikan hingga saat ini. Doa tersebut mengandung permohonan kepada Allah SWT agar umat Islam senantiasa mendapat keberkahan dan ampunan setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Melansir dari Kementerian Agama Republik Indonesia, khutbah Idul Fitri memiliki rukun dan sunnah yang harus dipenuhi, termasuk di dalamnya bacaan doa penutup yang menjadi bagian integral dari khutbah tersebut. 

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (28/8/2025).

Doa Khutbah Idul Fitri Arab, Latin, dan Artinya

Doa penutup khutbah Idul Fitri memiliki bacaan yang telah baku dan digunakan secara luas oleh umat Islam di berbagai belahan dunia. Bacaan ini mencerminkan nilai-nilai spiritual dan permohonan yang sesuai dengan momen kemenangan setelah berpuasa selama sebulan penuh.

Menurut buku Di Balik 7 Hari Besar Islam: Sejarah, Makna dan Amaliah (2012), Idul Fitri berasal dari kata 'ied yang sering diartikan setara dengan kata 'adda-ya'uddu yang berarti "membilang", "menghitung" atau "bilangan" dan "hitungan" atau juga yang "berulang-ulang", "siklus" atau "putaran".

Teks Arab:

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر. الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. لا إله إلا الله والله أكبر. الله أكبر ولله الحمد.

الحمدلله الواحد الوهدة ولا حول ولا قوة إلا بالله. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. واتقوا الله لعلكم تفلحون. إن الله وملائكته يصلون على النبي.

يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات.

إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقاضي الحاجات ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. والحمد لله رب العالمين. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

Teks Latin:

Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar. Allaahu Akbar kabiiran walhamdu lillaahi katsiiran wasubhaanallaahi bukratan wa ashiilaa. Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar. Allaahu Akbar walillaahil hamd.

Alhamdulillaahil waahidil wahdahu wa laa haula walaa quwwata illaa billaah. Allaahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaa Sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi washahbihi ajma'iin. Wattaqullaaha la'allakum tuflihuun. Innallaaha wa malaaikatahu yushalluuna 'alannabii.

Yaa ayyuhalladziina aamanuu shallu 'alaihi wasallimuu tasliimaa. Allaahummaghfir lil mukminiina wal mukminaat wal muslimiina wal muslimaat al ahyaai minhum wal amwaat.

Innaka samii'un qariibun mujiibud da'awaat waqaadhiyal haajaat Robbanaa aatinaa fiddun hasanah wafil aakhirati hasanah waqinaa 'adzaaban naar. Walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Artinya: "Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dengan kebesaran yang sangat agung, segala puji yang banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji bagi-Nya.

Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa lagi Maha Tunggal, tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah. Ya Allah, berikan rahmat, keselamatan dan keberkahan kepada Nabi Muhammad dan juga kepada keluarga dan para sahabatnya. Bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung. Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.

Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkan salam dengan penuh penghormatan. Ya Allah, ampuni seluruh kaum muslimin dan muslimat, kaum mu'minin dan mu'minat, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Sesungguhnya Engkau adalah Dzat Maha Mendengar, Maha Dekat, Dzat yang mengabulkan doa dan yang memenuhi segala hajat. Ya Allah, berikan kepada kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungi kami dari siksa neraka. Segala puji bagi Allah Penguasa alam semesta. Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh."

Adab dan Tata Cara Membaca Doa Khutbah Idul Fitri

Membaca doa khutbah Idul Fitri memiliki adab dan tata cara yang perlu diperhatikan agar pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan syariat. Khatib yang menyampaikan khutbah harus memahami berbagai aspek penting dalam penyampaian doa tersebut. Adab ini meliputi persiapan spiritual, teknis penyampaian, hingga interaksi dengan jamaah.

Persiapan Khatib

Khatib hendaknya dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil, mengenakan pakaian yang bersih dan rapi, serta mempersiapkan mental dan spiritual sebelum naik mimbar.

Posisi dan Sikap

Khatib berdiri menghadap jamaah dengan sikap tenang dan khusyuk, suara jelas dan dapat didengar oleh seluruh jamaah yang hadir.

Urutan Pembacaan

Doa dibacakan setelah khutbah kedua selesai disampaikan, dengan memulai takbir terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan bacaan doa.

Partisipasi Jamaah

Jamaah dianjurkan untuk mengaminkan doa yang dibacakan khatib dengan khusyuk dan penuh penghayatan.

Durasi yang Proporsional

Pembacaan doa tidak terlalu panjang namun mencakup esensi permohonan yang dibutuhkan umat Islam.

Menurut kitab Bidayatul Mujtahid karya Ibn Rusyd, tata cara pembacaan doa khutbah harus memperhatikan kondisi jamaah dan situasi setempat, namun tetap menjaga keaslian dan kemurnian bacaan yang telah ditetapkan.

Doa Khutbah Idul Fitri dalam Perspektif Fiqh

Dari sudut pandang fiqh Islam, doa khutbah Idul Fitri memiliki kedudukan hukum yang jelas dalam struktur ibadah sholat Ied. Para ulama fiqh dari berbagai mazhab telah memberikan pandangan yang komprehensif mengenai aspek-aspek hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan doa dalam khutbah Idul Fitri.

Pembahasan fiqh ini mencakup rukun, sunnah, makruh, dan hal-hal yang diperbolehkan dalam konteks doa khutbah.

Menurut mazhab Hanafi, doa khutbah Idul Fitri termasuk dalam kategori sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Mazhab Maliki menekankan pentingnya menjaga kesederhanaan dalam doa tanpa berlebihan dalam durasi.

Mazhab Syafi'i memberikan pedoman detail tentang tata cara pembacaan yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Mazhab Hanbali menekankan aspek khusyuk dan kehadiran hati dalam membaca dan mengaminkan doa.

Para ulama kontemporer seperti Yusuf al-Qaradawi dalam karyanya Fiqh al-Eid menyatakan bahwa doa khutbah Idul Fitri merupakan sarana untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan mengingatkan umat akan tanggung jawab sosial mereka. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang tidak memisahkan aspek ritual dengan aspek sosial kemasyarakatan.

Daftar Sumber

  • Di Balik 7 Hari Besar Islam: Sejarah, Makna dan Amaliah. (2012). Jakarta: Kementerian Agama RI.
  • Khutbah Idul Fitri Bahasa Indonesia Tersedih oleh Muh. Andra Al Jauziyyah. (2022). Surabaya: Pustaka Islamika.
  • Kementerian Agama Republik Indonesia.
  • Sabiq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah. Kairo: Dar al-Fatah.
  • Ibn Rusyd. Bidayatul Mujtahid. Beirut: Dar al-Ma'rifah.
  • Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur dan Khazanah Keagamaan Kementerian Agama RI. Variasi Islam Nusantara.
  • Al-Qaradawi, Yusuf. Fiqh al-Eid. Kairo: Maktabah Wahbah.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah wajib membaca doa penutup dalam khutbah Idul Fitri?

Doa penutup khutbah Idul Fitri termasuk dalam kategori sunnah muakkadah, bukan wajib. Namun, pelaksanaannya sangat dianjurkan karena telah menjadi tradisi yang dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW dan membawa berkah bagi jamaah yang hadir.

2. Bolehkah jamaah tidak mengaminkan doa khutbah Idul Fitri?

Jamaah sangat dianjurkan untuk mengaminkan doa yang dibacakan khatib sebagai bentuk partisipasi aktif dalam ibadah. Mengaminkan doa khutbah merupakan adab yang baik dan menunjukkan kesatuan spiritual antara khatib dan jamaah dalam berdo'a kepada Allah SWT.

3. Apakah doa khutbah Idul Fitri harus dibaca dalam bahasa Arab?

Idealnya doa khutbah dibaca dalam bahasa Arab sesuai dengan teks yang telah baku, namun para ulama memperbolehkan penambahan doa dalam bahasa lokal untuk memudahkan pemahaman jamaah, asalkan tidak mengubah esensi dan makna doa tersebut.

4. Bagaimana jika khatib lupa sebagian bacaan doa khutbah?

Jika khatib lupa sebagian bacaan, dianjurkan untuk melanjutkan dengan bagian yang diingat dan tidak perlu mengulangi dari awal. Yang terpenting adalah esensi doa tersampaikan dengan baik dan jamaah dapat mengambil manfaat spiritual dari doa tersebut.

5. Apakah ada perbedaan doa khutbah antara Idul Fitri dan Idul Adha?

Secara struktur dasar, doa khutbah Idul Fitri dan Idul Adha memiliki kesamaan, namun biasanya terdapat penekanan yang berbeda sesuai dengan makna masing-masing hari raya. Pada Idul Fitri lebih menekankan rasa syukur setelah puasa, sedangkan Idul Adha lebih menekankan semangat berkorban.

6. Bolehkah perempuan menjadi khatib dan membaca doa khutbah Idul Fitri?

Menurut mayoritas ulama, khatib dalam sholat Ied sebaiknya laki-laki. Namun dalam kondisi tertentu dimana tidak ada khatib laki-laki yang kompeten, beberapa ulama kontemporer memperbolehkan perempuan menjadi khatib untuk jamaah perempuan saja.

7. Apakah doa khutbah Idul Fitri bisa dibaca secara individual?

Doa-doa yang terdapat dalam khutbah Idul Fitri pada dasarnya adalah doa-doa baik yang bisa dibaca kapan saja secara individual. Namun, konteks khusus doa khutbah adalah ketika dibaca oleh khatib dan diaminkan oleh jamaah secara berjamaah dalam sholat Ied, sehingga memiliki dimensi spiritual yang lebih kuat.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |