Liputan6.com, Jakarta - Bagi jemaah haji dan umrah, membaca doa masuk Masjidil Haram adalah bagian penting dari rangkaian ibadah yang disunahkan. Doa ini menjadi ungkapan syukur dan permohonan rahmat kepada Allah SWT saat menginjakkan kaki di tanah suci Makkah.
Dengan memahami dan mengamalkan doa masuk Masjidil Haram, jemaah diharapkan dapat merasakan kedekatan spiritual yang lebih dalam.
Menurut Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari karya Dr. Muh. Hambali, M.Ag., setelah memasuki kota Makkah dalam keadaan berihram, jemaah biasanya langsung menuju Masjidil Haram melalui pintu Babussalam, dan pada momen itulah jemaah dianjurkan untuk membaca doa ini.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (9/9/2025).
Bacaan Doa Masuk Masjidil Haram: Arab, Latin, dan Artinya
Jemaah haji dan umrah dianjurkan membaca doa ketika memasuki Masjidil Haram. Doa ini diriwayatkan oleh Al-Azraqi dan diamalkan oleh Umar bin Khattab RA ketika melihat Baitullah, seperti yang disebutkan oleh Tim Redaksi Liputan6.com pada 2025.
Menurut Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-hari karya KH Muhammad Habibillah, berikut adalah bacaan doa masuk Masjidil Haram yang dianjurkan:
Arab: اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ فَحَيْنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ. اَللّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ وَمَغْفِرَتِكَ وَأَدْخِلْنى فِيْهَا بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللهِ
Latin: Allahumma antas salaam wa minkas salaam fahayyinaa rabbana bis salaam wa adkhilnal jannah daaras salaam, tabaarakta wa faʼaalaita yaa dzal jalaali wal ikraam. Allahummaf tah lii abwaaba rahmatik wa maghfiratik wa adkhilnii fiihaa. Bismillaah wal hamdulillah was shalaatu was salaamu 'alaa rasuulillah.
Artinya: "Ya Allah, Engkaulah sumber keselamatan, dari-Mu-lah datangnya keselamatan, dan kepada-Mu kembalinya semua keselamatan. Maka bangkitkanlah kami, wahai Tuhan, dengan selamat sejahtera, dan masukkanlah ke dalam surga, negeri keselamatan serta kebahagiaan. Maha banyak anugerah- Mu dan Maha Tinggi Engkau, wahai Tuhan yang memiliki keagungan dan kehormatan. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu rahmat-Mu. Aku masuk masjid ini dengan nama Allah disertai dengan segala puji bagi Allah serta shalawat dan salam untuk Rasulullah."
Keutamaan Masjidil Haram
Masjidil Haram, yang juga dikenal sebagai Masjid al-Haram, adalah masjid terbesar di dunia yang berlokasi di pusat kota Makkah, Arab Saudi. Masjid ini memegang peranan sentral dalam Islam karena menjadi tempat berdirinya Ka'bah, kiblat umat Muslim di seluruh dunia, dan menjadi tujuan utama ibadah haji dan umrah.
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya rumah pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam." (QS: Ali Imran: 95). Keutamaan Masjidil Haram juga banyak disebutkan dalam hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.
Salah satu keutamaannya adalah anjuran untuk berziarah ke masjid ini. Seperti yang terdapat dalam buku Fikih Sunnah Jilid 3 karya Sayyid Sabiq, disebutkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berziarah ke tiga masjid, termasuk Masjidil Haram.
Berdasarkan riwayat dari Sa'id bin Musayyab dan Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Seseorang tidak boleh melakukan perjalanan kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsha." (HR Bukhari, Muslim, dan Abu Daud).
Selain itu, ibadah salat yang dilakukan di Masjidil Haram memiliki pahala yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda, "Salat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama 1.000 kali lipat daripada salat di tempat lain, kecuali Masjid Al Haram. Karena salat di Masjidil Haram memiliki nilai 100.000 kali lipat lebih tinggi daripada shalat di masjidku ini." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Doa Setelah Memasuki Masjidil Haram dan Melihat Ka'bah
Setelah berhasil memasuki Masjidil Haram dan membaca doa masuk Masjidil Haram, jemaah dianjurkan untuk melanjutkan dengan membaca doa ketika pertama kali melihat Ka'bah. Momen melihat Ka'bah untuk pertama kalinya adalah pengalaman spiritual yang sangat mendalam bagi banyak Muslim.
Doa ini merupakan bentuk penghormatan dan pengagungan terhadap Baitullah, rumah suci Allah SWT. Dianjurkan bacaan ini setelah memasuki Masjidil Haram dan melihat Ka'bah.
Berikut adalah bacaan doa melihat Ka'bah yang dikutip dari Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-hari karya KH Muhammad Habibillah:
Arab: اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا وَمَهَابَةً وَزِدْ مَنْ شَرَفَهُ وَكَرَّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا وَبِرا
Latin: Allahumma zid haadzaal baita tasyriifaa wa ta'dhiimaa wa takriimaa wa mahaabah wa zid man syarafahu wa karramah mimman hajjahu awi'tamarah tasyriifaa wa ta'dhiimaa wa takriimaa wa birran.
Artinya: "Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan wibawa pada Baitullah (Ka'bah) ini. Dan, tambahkan pula pada orang-orang yang memuliakan, mengagungkan, dan menghormatinya di antara mereka yang sedang berhaji atau berumrah dengan kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kebaikan."
Talbiyah Haji dan Umrah
Selain membaca doa masuk Masjidil Haram dan doa melihat Ka'bah, jemaah haji dan umrah juga dianjurkan untuk melantunkan talbiyah. Talbiyah adalah seruan yang diucapkan oleh jemaah saat dalam keadaan ihram, sebagai bentuk pemenuhan panggilan Allah SWT untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah.
Bacaan talbiyah ini mencerminkan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah dan pengakuan atas keesaan-Nya. Selain itu juga menekankan pentingnya melantunkan talbiyah sebagai bentuk kesiapan diri dalam menjalankan ibadah haji.
Dikutip dari buku Panduan Doa Haji dan Umrah terbitan Aslan Grafika Solution, berikut bacaan talbiyah yang dianjurkan:
Arab: لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ
Latin: Labbaika Allahumma labbaika, labbaika laa syariika laka labbaika, innal hamda wan ni‘mata laka wal mulka, laa syariika lak.
Artinya: "Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu."
Sejarah Singkat Masjidil Haram
Masjidil Haram memiliki sejarah yang sangat panjang dan kaya, mencakup berbagai periode penting dalam peradaban Islam. Sejarahnya dapat dibagi menjadi beberapa periode utama, mulai dari masa pra-Islam hingga periode modern.
Beberapa catatan historiografi membagi sejarah Masjidil Haram ke dalam beberapa periode, yaitu:
(1) periode pra Islam,
(2) periode Islam awal,
(3) periode Umayyah,
(4) periode Utsmani, dan
(5) periode Saudi, seperti yang diulas dalam buku The Lost Story of Ka'bah karya Irfan L. Sarhindi.
Pada periode pra-Islam, Masjidil Haram didirikan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, namun kemudian sempat dipenuhi dengan berhala-berhala kaum Pagan. Periode ini berakhir ketika pasukan Muslim Madinah berhasil menaklukkan Mekkah dan membersihkan masjid dari berhala.
Masjidil Haram menyandang status yang semakin penting pada zaman Nabi Muhammad SAW, tepatnya ketika beliau diperintahkan untuk memindahkan kiblat dari Masjidil Aqsa.
Pembangunan Ka'bah menjadi masjid dimulai pada masa Islam, tepatnya pada masa Khalifah Utsman. Sebelum masa kepemimpinan Khalifah Utsman, Ka'bah hanya menjadi bangunan di tengah tanah lapang. Ketika jumlah jemaah semakin bertambah, Khalifah Utsman membeli rumah-rumah di sekitar Ka'bah dan memasukkannya ke dalam masjid, serta membangun gapura-gapura di sekelilingnya.
Pembangunan terpenting yang dilakukan pada periode sebelum Saudi dilakukan pada masa walikota Abdullah bin Zubair (64-65 H). Ia juga membeli rumah-rumah di sekitar masjid untuk perluasan dan membangun Ka'bah dalam bentuk yang sesuai dengan struktur Ka'bah pada zaman Nabi Ibrahim.
Renovasi penting berikutnya dilakukan oleh 'Abd al-Malik b. Marwan yang merenovasi masjid setelah mengalami kerusakan akibat perang melawan Abdullah B. Zubair, meliputi penambahan atap dan dekorasi serta mengembalikan Ka'bah sebagaimana bangunan orang Quraisy. Pembangunan tidak lagi dilakukan hingga pada masa Dinasti Abbasiyah dan Khalifah al-Mansur, yang memberikan sentuhan arsitektur bergaya Syam dan mendirikan sebuah menara di pojok barat masjid.
Pembangunan dan ekspansi penting berikutnya dilakukan pada masa Khalifah al-Mahdi dari Dinasti Umayyah, yang membeli rumah-rumah di atas Masjidil Haram, dekat dengan area sa'i, dan sisi timur masjid serta sisi-sisi lainnya. Proyek pemugaran masjid kembali dilakukan pada 167 H, dan pembangunan pun dilanjutkan oleh anaknya, Khalifah Musa al-Hadi yang menyelesaikan perluasan area masjid pada 170 H.
Pembangunan yang dilakukan al-Mahdi terbilang sangat besar, bahkan bangunannya mampu bertahan hampir 800 tahun dengan hanya mendapat sedikit perbaikan yang tidak signifikan. Pembangunan berikutnya terjadi di Khilafah Utsmaniyyah.
Pada 979 H, Sultan Salim Khan memerintahkan pembangunan besar Masjidil Haram, yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya, Sultan Murad Khan hingga selesai pada 984 H. Arsitektur khas warisan Dinasti Utsmaniyyah yang saat ini masih tersisa adalah atap berbentuk kubah-kubah marmer yang menggantikan atap kayu. Pada 1631 M, Ka'bah dan masjid di sekitarnya dibangun kembali sepenuhnya setelah banjir menghancurkannya di tahun sebelumnya.
FAQ
1. Kapan waktu membaca doa masuk Masjidil Haram?
Saat pertama kali melangkah masuk ke Masjidil Haram, terutama melalui pintu Babussalam.
2. Apa tujuan membaca doa masuk Masjidil Haram?
Untuk memohon rahmat Allah SWT, bersyukur, dan mengungkapkan penghormatan kepada Baitullah.
3. Apakah ada doa khusus setelah melihat Ka'bah?
Ya, dianjurkan membaca doa yang berisi permohonan agar Allah menambah kemuliaan dan keagungan Ka'bah.
4. Bagaimana keutamaan salat di Masjidil Haram?
Pahalanya dilipatgandakan hingga 100.000 kali dibanding salat di masjid lain.
5. Apakah doa masuk Masjidil Haram wajib dibaca?
Tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan (sunnah) karena menjadi amalan yang penuh keberkahan.
6. Apa bacaan lain yang dianjurkan selain doa masuk masjid?
Selain doa masuk, jemaah juga dianjurkan melantunkan talbiyah dan doa melihat Ka'bah.
7. Siapa yang pertama kali mencontohkan doa ini?
Doa ini diamalkan oleh Umar bin Khattab RA saat melihat Baitullah.