Doa Melontar Jumrah Teks Arab, Latin, dan Arti: Panduan Lengkap

1 month ago 22

Liputan6.com, Jakarta - Ibadah haji memiliki serangkaian ritual penting, salah satunya adalah melontar jumrah. Ritual ini melambangkan perlawanan terhadap godaan setan dan menjadi bagian krusial dari puncak ibadah haji.

Memahami doa melontar jumrah serta tata caranya penting bagi setiap jemaah. Melontar jumrah dilakukan dengan melempar kerikil ke tiga tiang jumrah di Mina.

Setiap lemparan kerikil disertai takbir dan doa melontar jumrah khusus, mengingatkan jemaah pada kisah Nabi Ibrahim AS. Menurut Pimpinan Pusat Muhammadiyah, ritual melempar Jumrah Aqabah pada 10 Zulhijah didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (3/10/2025).

Bacaan Doa Melontar Jumrah (Arab, Latin, dan Artinya)

Saat melaksanakan ritual melontar jumrah, setiap jemaah dianjurkan untuk membaca takbir dan doa. Doa ini merupakan permohonan kepada Allah SWT agar ibadah haji yang dilakukan menjadi haji yang mabrur dan dosa-dosa diampuni.

Setiap kali batu kerikil dilemparkan, jemaah disunahkan mengucapkan takbir “Allahu Akbar” dan diikuti dengan doa. Sumber dari muhammadiyah.or.id menyebutkan doa ini sebagai permohonan haji yang mabrur dan dosa yang terampuni.

Bacaan doa melontar jumrah dalam bahasa Arab adalah:

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا

Dalam transliterasi Latin, doa tersebut berbunyi: Allāhummaj‘alhu ḥajjan mabrūran wa dzanban maghfūran.

Artinya, "Ya Allah, jadikanlah (melempar jumrah ini) sebagai sarana untuk meraih haji mabrur dan dosa yang terampuni."

Doa ini, seperti dikutip dari buku Panduan Pintar Haji & Umrah, juga didasarkan pada hadis riwayat Ahmad.

Hukum dan Waktu Pelaksanaan Melontar Jumrah

Melontar jumrah merupakan bagian integral dari ibadah haji yang memiliki hukum wajib. Pelaksanaannya terikat pada waktu-waktu tertentu sesuai syariat Islam.

Jika seorang jemaah tidak melaksanakan melontar jumrah, ia dikenakan dam atau fidyah. Dam ini berupa seekor kambing, atau jika tidak mampu, dapat diganti dengan berpuasa 10 hari, yaitu 3 hari di tanah suci dan 7 hari setelah kembali ke tanah air, sebagaimana dijelaskan dalam buku Panduan Pintar Haji & Umrah.

Waktu pelaksanaan melontar jumrah dibagi menjadi beberapa periode. Pada 10 Zulhijjah, jemaah hanya melontar Jumrah Aqabah, dimulai dari terbit matahari hingga terbit fajar keesokan harinya.

Kemudian, pada Hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah), jemaah melontar ketiga jumrah secara berurutan: Ula, Wustha, dan Aqabah.

Waktu pelaksanaannya adalah setelah tergelincir matahari (waktu Zuhur) hingga terbit fajar pada hari berikutnya. Jemaah dapat memilih nafar awal (pulang 12 Zulhijjah) atau nafar tsani (pulang 13 Zulhijjah), yang menentukan jumlah hari melontar jumrah.

Tata Cara Melempar Jumrah yang Benar

Pelaksanaan melontar jumrah harus mengikuti tata cara yang telah ditetapkan agar ibadah sah dan diterima Allah SWT. Beberapa ketentuan penting meliputi jenis kerikil dan urutan pelemparan.

Jemaah wajib menggunakan kerikil dengan ukuran sekitar ruas jari kelingking, dan setiap lemparan hanya menggunakan satu kerikil. Apabila tujuh kerikil dilemparkan sekaligus, itu hanya dihitung sebagai satu lemparan, demikian menurut buku Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah.

Mengenai kerikil, mazhab Hambali dan Maliki menganjurkan kerikil baru, sementara mazhab Hanafi dan Syafi'i memperbolehkan kerikil bekas. Pelemparan harus dilakukan dengan tangan, tidak boleh menggunakan alat pelontar, dan setiap lemparan disertai takbir "Allahu Akbar".

Urutan pelemparan juga krusial, dimulai dari Jumrah Ula, lalu Jumrah Wustha, dan diakhiri dengan Jumrah Aqabah. Saat melempar Jumrah Aqabah, disarankan memposisikan Ka’bah di sebelah kiri dan Mina di sebelah kanan, merujuk pada praktik Abdullah RA, seperti yang disebutkan dalam muhammadiyah.or.id.

Tips Aman dan Nyaman Saat Melontar Jumrah

Melontar jumrah seringkali menjadi tantangan karena kepadatan jemaah, yang meningkatkan risiko. Oleh karena itu, penting bagi jemaah untuk menerapkan tips keamanan dan kenyamanan yang telah dianjurkan.

  • Hindari waktu afdhal atau waktu utama yang sangat padat dan berisiko tinggi.

Jemaah disarankan memilih waktu yang lebih aman untuk melontar jumrah, seperti yang dijelaskan dalam buku Panduan Pintar Haji & Umrah.

  • Selalu melontar sesuai waktu yang ditetapkan dan pastikan untuk tetap bersama rombongan.
  • Memilih waktu ikhtiar, seperti sore hingga malam hari, dapat membantu menghindari keramaian puncak dan membuat proses lebih lancar.

Fleksibilitas waktu juga tersedia; jemaah bisa memulai melontar jumrah dari terbit fajar pada hari yang bersangkutan. Hal ini memberikan opsi bagi jemaah untuk melaksanakan ritual dengan lebih tenang dan aman.

Asal Mula dan Makna Melontar Jumrah

Ritual melontar jumrah memiliki sejarah yang dalam, berakar pada peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Ibrahim AS. Kisah ini menjadi landasan spiritual yang kuat bagi pelaksanaan ibadah melontar jumrah.

Asal mula melontar jumrah terkait erat dengan perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Saat Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah ini, iblis datang untuk menggoyahkan keyakinannya, seperti yang diceritakan dalam buku Tiada Nama Tanpa Makna Karakteristik 31: Nama Surat Al-Qur’an.

Iblis berusaha menghalangi Nabi Ibrahim agar tidak menuruti perintah Allah, namun dengan keberanian dan keteguhan iman, Nabi Ibrahim melemparkan batu kerikil untuk mengusirnya. Peristiwa ini menjadi simbol kecerdasan berpikir, kebijaksanaan, keberanian, dan ketegasan Nabi Ibrahim.

Melontar jumrah kini dimaknai sebagai simbol perlawanan jemaah terhadap godaan setan dan hawa nafsu. Ritual ini sekaligus menegaskan ketaatan mutlak kepada perintah Allah SWT, menjadikannya pengingat akan pentingnya keteguhan iman dalam menghadapi cobaan.

FAQ

1. Apa itu melontar jumrah?

Melontar jumrah adalah ritual ibadah haji berupa melempar kerikil ke tiga tiang jumrah di Mina sebagai simbol perlawanan terhadap godaan setan.

2. Kapan waktu pelaksanaan melontar jumrah?

Pada 10 Zulhijah dilakukan melontar Jumrah Aqabah, sedangkan pada 11–13 Zulhijah dilakukan melontar ketiga jumrah: Ula, Wustha, dan Aqabah.

3. Apa doa yang dibaca saat melontar jumrah?

Doanya adalah: Allāhummaj‘alhu ḥajjan mabrūran wa dzanban maghfūran, yang berarti permohonan agar haji diterima dan dosa diampuni.

4. Berapa jumlah kerikil yang dilemparkan?

Setiap jumrah dilempar tujuh kerikil kecil, satu per satu, dengan mengucapkan takbir di setiap lemparan.

5. Apa hukum melontar jumrah dalam ibadah haji?

Hukumnya wajib, dan jika ditinggalkan jemaah wajib membayar dam berupa hewan sembelihan atau berpuasa.

6. Apa makna spiritual dari melontar jumrah?

Ritual ini melambangkan keteguhan iman Nabi Ibrahim AS dalam melawan godaan iblis, sekaligus simbol ketaatan penuh kepada Allah SWT.

7. Bagaimana tips agar aman saat melontar jumrah?

Jemaah disarankan melontar di luar jam padat, tetap bersama rombongan, serta memilih waktu sore atau malam untuk menghindari kerumunan besar.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |