Liputan6.com, Jakarta - Memohon petunjuk kepada Sang Pencipta adalah salah satu cara terbaik untuk menemukan arah yang benar, menjadikan praktik doa meminta petunjuk kebenaran sangat penting.
Kebutuhan akan bimbingan ilahi ini tidak hanya terbatas pada keputusan-keputusan besar, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Memanjatkan doa meminta petunjuk kebenaran, seorang hamba menunjukkan ketergantungannya kepada Allah.
Salah satu doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW untuk memohon petunjuk dan kebenaran adalah "Allahumma inni as-alukal huda was sadaad". Doa ini merupakan permohonan yang singkat namun penuh makna, sebagaimana disebutkan dalam Riyadhus Sholihin – An Nawawi, pada Bab Ad Da’awaat (Doa-doa).
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (16/9/2025).
Bacaan Doa Meminta Petunjuk Kebenaran (Allahumma Inni As-alukal Huda Was Sadaad)
Salah satu doa meminta petunjuk kebenaran yang sangat dianjurkan adalah doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Doa ini merupakan permohonan yang ringkas namun memiliki makna yang mendalam, mencakup aspek bimbingan dan ketepatan dalam setiap tindakan dan keyakinan seorang Muslim.
Berikut adalah bacaan Arab, Latin, dan arti dari doa tersebut:
Bacaan Arab: اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ
Arab Latin: "Allahumma inni as-alukal huda was sadaad"
Artinya: "Ya Allah, aku meminta kepada-Mu petunjuk dan kebenaran."
Doa ini merupakan potongan hadis yang diceritakan oleh Asim bin Kulaib. Hadis lengkapnya diriwayatkan oleh Imam Muslim, di mana Ali bin Abi Thalib RA mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Katakan, Ya Allah aku mohon padaMu petunjuk dan kebenaran." (Shahih Muslim no. 2725).
Ketika meminta petunjuk, pikirkan petunjuk saat melakukan perjalanan, dan saat meminta kebenaran, pikirkan saat mengarahkan panah. Doa ini juga disebutkan dalam buku Doa Kesukaan Nabi Muhammad yang disusun oleh Imam Nawawi.
Faedah dari hadis ini meliputi pentingnya meminta hidayah berupa ilmu (penjelasan) dan tawfiq (petunjuk untuk beramal). Selain itu, penting juga meminta as sadaad, yaitu mencocoki kebenaran dalam ucapan, perbuatan, maupun keyakinan. Hendaklah setiap hamba banyak meminta tolong pada Allah dalam setiap urusannya.
Tidak ada aturan khusus mengenai waktu yang tepat untuk membaca doa meminta petunjuk kebenaran ini. Seorang Muslim dapat melakukannya kapan saja, baik dalam kondisi lapang maupun sempit, dengan adab yang diperlukan seperti diawali dengan sholawat dan tidak terburu-buru.
Hidayah dan Petunjuk Kebenaran dalam Islam
Hidayah merupakan konsep sentral dalam Islam yang merujuk pada petunjuk atau bimbingan dari Tuhan. Secara etimologis, kata hidayah berasal dari bahasa Arab yang berarti "petunjuk" atau "bimbingan", dan dalam Al-Qur'an tidak ditemukan dalam bentuk kata الهداية (al-hidayah) secara eksplisit, melainkan dalam bentuk kata yang memiliki akar kata yang sama sebanyak 293 kata dengan seluruh derivasinya. Hal ini diungkapkan dalam Jurnal Fikratuna, Volume 9, Nomor 1 2018.
Secara terminologi, hidayah berarti penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan seseorang kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah SWT.
Kata hadi (هاَدِي) terambil dari kata hada (هَدَى) yang berarti "memberi petunjuk informasi secara lemah lembut menuju apa yang diharapkan". M. Quraish Shihab dalam Tafsir al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol.11 menjelaskan, jika seseorang tersesat di jalan, seorang petunjuk jalan akan memberikan informasi arah yang harus dituju.
Hidayah juga mencakup bimbingan, keterangan, dan kebenaran, sering disinonimkan dengan kata dalalah (petunjuk) dan irsyad (bimbingan). Ini menunjukkan bahwa hidayah adalah petunjuk yang bersifat halus atau non-materi, yang diperoleh dan dirasakan oleh seseorang dalam dirinya, menuntun ke arah dan jalan yang benar serta menjauhkannya dari kesesatan, seperti dijelaskan dalam Jurnal Fikratuna.
Doa-Doa Lain Memohon Petunjuk dan Kekayaan Jiwa
Selain doa utama di atas, terdapat beberapa doa lain yang dapat dipanjatkan untuk memohon petunjuk, kekayaan jiwa, dan solusi atas permasalahan hidup. Doa-doa ini menunjukkan keluasan rahmat Allah SWT dan pentingnya berserah diri kepada-Nya dalam setiap keadaan, termasuk saat memanjatkan doa meminta petunjuk kebenaran.
-
Doa Memohon Petunjuk dan Kekayaan Jiwa
Doa ini memohon kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk, ketakwaan, dan kekayaan jiwa, yang berarti hati yang merasa cukup dan tidak bergantung pada hal-hal duniawi. Doa ini dikutip dalam buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki oleh KH. Sulaeman Bin Muhammad Bahri.
- Bacaan Arab: اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
- Arab Latin: "Allahumma inni as alukal hudaa wat tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa."
- Artinya: "Ya Allah, aku memohon kepada Engkau petunjuk, ketakwaan, dan kaya jiwa."
-
Doa Memohon Petunjuk atas Permasalahan
Doa ini sangat relevan ketika seseorang dihadapkan pada informasi atau persoalan yang samar-samar, memohon agar Allah SWT menunjukkan kebenaran dan membantu menjauhi kebatilan. Doa ini dirangkum dari buku Taqdir, Cinta Dan Kekuasaan oleh M. Yazid Mar’i dan juga dikutip dari buku Doa & Zikir Muslimah oleh Tim Redaksi Qultummedia.
- Bacaan Arab: اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، وَلَا تَجْعَلْهُ مُلْتَبِسًا عَلَيْنَا فَنَضِلَّ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
- Arab Latin: "Allohumma arinal haqqo haqqon war zuqnat tibaa'ahu, wa arinal bathila bathilan warzuqnj tinaabahu. Wa laa taj'alhu multabisan 'alayna fanadlilla, waj'al a lilmuttaqiina imaama."
- Artinya: "Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar adalah benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah menjadikannya samar di hadapan kami sehingga membuat kami tersesat. Jadikan kami pemimpin bagi orang yang bertakwa."
-
Doa Memohon Rahmat dan Petunjuk (QS Al Kahfi: 10)
Doa ini merupakan bagian dari ayat Al-Qur'an yang dipanjatkan oleh Ashabul Kahfi, memohon rahmat dan petunjuk yang lurus dalam urusan mereka.
- Bacaan Arab: رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
- Arab Latin: "Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan, wa hayyi’ lana min amrinaa rosyadaan."
- Artinya: "Ya Allah, berikan kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini."
Klasifikasi dan Jenis-jenis Hidayah Menurut Ulama
Hidayah, sebagai petunjuk dari Allah SWT, memiliki berbagai klasifikasi dan tingkatan yang dijelaskan oleh para ulama. Pemahaman ini membantu kita menyadari luasnya cakupan hidayah dalam kehidupan manusia, yang juga menjadi dasar mengapa doa meminta petunjuk kebenaran sangat dianjurkan.
-
Klasifikasi Hidayah dalam Al-Qur'an - Menurut Jurnal Fikratuna, Volume 9, Nomor 1 2018, hidayah dalam Al-Qur'an secara umum terbagi menjadi empat bagian utama:
- Hidayah I’tiqadiyah: Petunjuk terkait keyakinan hidup, seperti firman Allah dalam QS. al-Nahl (16): 37 dan QS. al-Mu’min (40): 28.
- Hidayah Tariqiyah: Petunjuk terkait jalan hidup, yakni Islam yang didasari Al-Qur'an dan Sunnah Rasul SAW, seperti firman Allah dalam QS. al-Hajj (22): 67 dan QS. al-Najm (53): 23.
- Hidayah ‘Amaliyah: Petunjuk terkait aktivitas hidup, seperti firman Allah dalam QS. Al-Ankabut (29): 69.
- Hidayah Fitriyah (Fitrah): Terkait dengan kecenderungan alami yang Allah tanamkan dalam diri manusia untuk meyakini Tuhan Pencipta, mentauhidkan-Nya, dan melakukan hal-hal yang bermanfaat, sebagaimana dialami oleh Nabi Ibrahim AS dalam QS. al-An’am (6): 77.
-
Tingkatan Hidayah Menurut Al-Ragib al-Isfahani - Al-Ragib al-Isfahani dalam Mufradat Alfaz al-Qur’an menyebutkan empat tingkatan hidayah:
- Hidayah umum, berupa kecerdasan akal dan pengetahuan pokok yang diberikan kepada setiap mukallaf.
- Hidayah berupa seruan Allah SWT melalui Rasul-Nya.
- Taufik, yaitu hidayah yang membawa ke kebahagiaan dan kemampuan untuk meraihnya.
- Hidayah di akhirat yang membawa hamba-Nya mencapai surga.
-
Bentuk Hidayah Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah - Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Miftah Dar al-Sa’adah, Juz I membagi hidayah menjadi empat bentuk:
- Hidayah umum yang diberikan kepada seluruh makhluk untuk maslahat tertentu, seperti dalam QS. Al-A’la (87): 1-3.
- Hidayah dalam bentuk dilalah (petunjuk), bayan (penjelasan), dan ta’rif (pemberian pengertian).
- Taufik, yaitu kecenderungan hati terhadap sesuatu yang berharga disertai kemampuan fisik untuk meraihnya.
- Petunjuk yang diberikan Allah SWT di akhirat kepada orang-orang yang taat.
-
Pembagian Hidayah Menurut Muhammad Mustafa al-Maraghi - Muhammad Mustafa al-Maraghi dalam Tafsir al-Maragi, Juz I membagi hidayah menjadi dua bentuk utama:
- Al-Hidayah al-`Ammah (Hidayah Umum): Diberikan kepada segenap manusia sebagai petunjuk hidup, terdiri dari hidayah al-ilham (insting), hidayah al-hawasy (alat indera), hidayah al-‘aql (akal), dan hidayah al-din (agama/wahyu).
- Al-Hidayah al-Khashsh (Hidayah Khusus): Hanya dianugerahkan kepada sebagian manusia saja, yang akan membuat keimanan dan ketakwaan lebih mantap, berwujud taufik atau ma`unah (pertolongan Allah).
-
Hidayah Irsyad dan Hidayah Taufik Menurut M. Quraish Shihab - M. Quraish Shihab dalam Tafsir al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol.11 membagi hidayah keagamaan menjadi dua:
- Hidayah Irsyad: Petunjuk dalam arti menyampaikan ajaran agama atau memberi contoh penerapannya, bisa dilakukan oleh Allah dan manusia.
- Hidayah Taufik: Petunjuk keagamaan serta pemberian kemampuan untuk melaksanakan isi petunjuk itu, yang hanya dapat dilakukan oleh Allah SWT, seperti dalam QS. al-Qashash (28): 56.
-
Pembagian Hidayah Menurut Yunahar Ilyas - Yunahar Ilyas dalam Hidayah Allah swt. juga membagi hidayah menjadi dua macam:
- Al-Dilalah wa al-Irsyad: Menunjuki dan membimbing, seperti dalam QS Fushshilat: 17.
- Idkhal al-Iman ila al-Qalb: Memasukkan iman ke dalam hati atau menjadikan seseorang beriman, yang mutlak milik Allah SWT, seperti dalam QS. Al-Qashash (28): 56.
Cara Memperoleh Hidayah dari Allah SWT
Meskipun hidayah adalah karunia dari Allah SWT, manusia tetap diwajibkan untuk berusaha dan berikhtiar untuk mendapatkannya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan seorang Muslim untuk memohon dan memperoleh hidayah, termasuk melalui doa meminta petunjuk kebenaran. Langkah-langkah ini penting untuk dilakukan secara konsisten.
- Bertauhid - Seseorang yang menginginkan hidayah Allah harus terhindar dari kesyirikan, karena Allah tidak akan memberi hidayah kepada orang yang berbuat syirik, sebagaimana firman-Nya dalam QS. al-An’am (6): 82. Ini dijelaskan dalam Jurnal Fikratuna, Volume 9, Nomor 1 2018.
- Taubat kepada Allah - Allah tidak akan memberi hidayah kepada orang yang tidak bertaubat dari kemaksiatan. Oleh karena itu, bertaubat adalah langkah penting untuk membuka pintu hidayah, seperti yang diuraikan dalam Jurnal Fikratuna.
- Belajar Agama - Tanpa ilmu agama, seseorang tidak mungkin akan mendapatkan hidayah Allah. Hadis Nabi SAW menyatakan, "Jika Allah menginginkan kebaikan (petunjuk) kepada seorang hamba, maka Allah akan memberinya pemahaman yang mendalam tentang agama" (HR. Bukhari), yang juga terdapat dalam Sunan al-Tirmizī, Juz V.
- Mengerjakan Apa yang Diperintahkan dan Menjauhi Hal yang Dilarang - Kemaksiatan adalah sebab seseorang dijauhkan dari hidayah. Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah akan menguatkan iman dan membawa kepada jalan yang lurus, seperti dijelaskan dalam QS. al-Nisa (4): 66-68 dan Jurnal Fikratuna.
- Membaca Al-Qur'an, Memahaminya, dan Mengamalkannya - Al-Qur'an adalah sumber petunjuk utama bagi umat Islam. Membaca, memahami, dan mengamalkan isinya akan membimbing kepada jalan yang lebih lurus, sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Isra (17): 9. Penelitian dalam Ikhlas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Volume. 2, Nomor. 1 Tahun 2025 menunjukkan bahwa Al-Qur'an memberikan pedoman komprehensif dalam berbagai aspek kehidupan.
- Berpegang Teguh kepada Agama Allah - Barang siapa yang berpegang teguh kepada agama Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus, seperti disebutkan dalam QS. Ali Imran (3): 101, menurut Jurnal Fikratuna.
- Mengerjakan Shalat - Menjaga shalat adalah salah satu penyebab terbesar seseorang mendapatkan hidayah Allah, karena shalat adalah tiang agama dan merupakan ciri orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Baqarah (2): 1-3, juga dibahas dalam Jurnal Fikratuna.
- Berkumpul dengan Orang-Orang Saleh - Memiliki teman atau sahabat yang mengajak kepada jalan yang lurus adalah tanda seseorang memperoleh hidayah, karena pergaulan yang baik dapat menjadi sarana bimbingan, seperti firman Allah dalam QS. al-An’am (6): 71, yang diulas dalam Jurnal Fikratuna.
Sebab-Sebab Seseorang Tidak Mendapatkan Hidayah
Meskipun Allah SWT Maha Pemberi Petunjuk, ada beberapa perbuatan dan sikap yang dapat menghalangi seseorang dari menerima hidayah. Pemahaman tentang hal ini penting agar kita dapat menghindarinya dan senantiasa memohon doa meminta petunjuk kebenaran.
Berikut adalah beberapa sebab utama yang menghalangi hidayah menurut Jurnal Fikratuna:
- Melakukan Aniaya (Berbuat Zalim) - Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim, yaitu mereka yang melakukan tindakan aniaya kepada orang lain atau kezaliman, sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Baqarah (2): 258.
- Berpaling (Durhaka) dari Jalan Allah - Hidayah tidak diberikan kepada orang-orang kafir, yaitu orang yang membangkang dan tidak beriman kepada Allah, seperti ditegaskan dalam QS. al-Baqarah (2): 264.
- Melakukan Kefasikan dan Keburukan - Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik, yaitu mereka yang tidak mau mentaati Allah dan melakukan keburukan, sebagaimana firman-Nya dalam QS. al-Ma’idah (5): 108.
- Berkhianat atas Janji-Janji yang Diucapkannya - Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang berkhianat, dan mereka tidak akan memperoleh hidayah, seperti yang diisyaratkan dalam QS. Yusuf (12): 52.
- Berbohong (Ingkar) Demi Kebaikan Diri Sendiri Maupun Kelompok - Orang-orang yang termasuk pendusta dan pembangkang tidak akan memperoleh hidayah, sebagaimana ditegaskan Allah dalam QS. al-Zumar (39): 3.
FAQ
1. Apa arti hidayah dalam Islam?
Hidayah adalah petunjuk dari Allah SWT yang menuntun manusia menuju kebenaran dan keselamatan.
2. Mengapa doa meminta petunjuk kebenaran penting?
Karena menunjukkan ketergantungan seorang hamba kepada Allah dan keyakinan bahwa hanya Dia yang Maha Mengetahui arah terbaik.
3. Apa bacaan doa yang diajarkan Nabi untuk memohon petunjuk dan kebenaran?
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ “Allahumma inni as-alukal huda was sadaad.”
4. Kapan doa ini sebaiknya dibaca?
Bisa dibaca kapan saja, baik saat lapang maupun sempit, tanpa waktu khusus.
5. Apa faedah dari doa meminta hidayah dan as-sadaad?
Memohon agar Allah memberi ilmu, taufik, serta kemampuan mencocokkan kebenaran dalam ucapan, perbuatan, dan keyakinan.
6. Apa saja cara memperoleh hidayah dari Allah?
Dengan bertauhid, bertaubat, belajar agama, membaca dan mengamalkan Al-Qur’an, menjaga shalat, serta bergaul dengan orang saleh.
7. Apa penyebab seseorang tidak mendapatkan hidayah?
Antara lain karena berbuat zalim, durhaka, fasik, berkhianat, dan berpaling dari jalan Allah.