Liputan6.com, Jakarta Doa Nabi Ayub ketika sakit Arab dan artinya menjadi amalan yang banyak dipanjatkan umat Islam saat menghadapi musibah penyakit. Bacaan doa ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 83, menunjukkan ketundukan seorang nabi kepada Allah SWT.
Kisah perjuangan Nabi Ayub dalam menghadapi cobaan penyakit kulit yang mengeluarkan nanah selama 18 tahun memberikan teladan kesabaran bagi umat Islam. Meski ditinggalkan keluarga dan kerabat, beliau tetap istiqamah berdoa memohon kesembuhan kepada Allah SWT.
Doa Nabi Ayub ketika sakit tidak hanya sekedar bacaan, namun juga mengandung makna mendalam tentang keyakinan bahwa hanya Allah yang dapat menyembuhkan segala penyakit. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (12/9/2025).
Doa Nabi Ayub Ketika Sakit: Arab, Latin, dan Artinya
Doa yang dipanjatkan Nabi Ayub saat menderita penyakit kulit merupakan permohonan kesembuhan yang sangat sederhana namun sarat makna. Bacaan doa ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 83 sebagai bukti bahwa Allah SWT mengabadikan doa hambanya yang tulus.
Berikut adalah doa Nabi Ayub ketika sakit arab dan artinya:
رَبِّ إِنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Latin: Robbi innii massaniyadh-dhurru wa anta arhamur-raahimiin
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (QS. Al-Anbiya: 83)
Doa ini mengandung pengakuan seorang hamba terhadap kekuasaan Allah SWT dalam menyembuhkan penyakit. Nabi Ayub tidak meminta dengan cara yang berlebihan, melainkan hanya menyampaikan kondisinya dan mengakui bahwa Allah adalah Maha Penyayang.
Keutamaan dan Hikmah Doa Nabi Ayub
Doa Nabi Ayub memiliki beberapa keutamaan dan hikmah yang dapat dipetik oleh umat Islam. Bacaan ini tidak hanya berfungsi sebagai permohonan kesembuhan, tetapi juga mengandung pelajaran spiritual yang mendalam.
1. Mengajarkan Kesabaran dalam Cobaan
Doa ini dipanjatkan Nabi Ayub selama 18 tahun menghadapi penyakit. Hal ini menunjukkan bahwa kesabaran adalah kunci utama dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.
2. Menunjukkan Sikap Tawakkal yang Sempurna
Nabi Ayub tidak meminta cara penyembuhan yang spesifik, melainkan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Sikap ini mencerminkan ketundukan seorang hamba yang sejati.
3. Mengakui Kebesaran Allah sebagai Ar-Rahman
Dalam doa ini, Nabi Ayub menyebut Allah sebagai "arhamur-raahimiin" (Maha Penyayang di antara yang penyayang), menunjukkan keyakinan bahwa rahmat Allah melebihi rahmat makhluk manapun.
4. Menjadi Teladan Doa yang Mustajab
Allah SWT mengabulkan doa Nabi Ayub sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Anbiya ayat 84, membuktikan bahwa doa yang dipanjatkan dengan keikhlasan akan dikabulkan.
5. Mengajarkan Etika Berdoa yang Benar
Doa Nabi Ayub menunjukkan cara berdoa yang tidak berlebihan, tidak mengeluh, dan tetap mengakui kebesaran Allah SWT meski dalam kondisi sulit.
Melansir dari buku Kisah Teladan Nabi dan RasuI yang diterbitkan cendikia.kemenag.go.id, doa ini menjadi contoh sempurna bagaimana seorang muslim seharusnya menghadapi cobaan dengan tetap berpegang teguh kepada Allah SWT.
Kisah Lengkap Nabi Ayub dan Cobaan yang Dialaminya
Kisah Nabi Ayub merupakan salah satu kisah yang paling mengharukan dalam Al-Quran dan menjadi pelajaran berharga tentang kesabaran dan keteguhan iman. Nabi Ayub awalnya adalah seorang yang sangat kaya raya dan dermawan yang tinggal di daerah Hauran dan Tih.
Allah SWT memberikan tugas kepada Nabi Ayub untuk mengajak penduduk di wilayahnya melaksanakan syariat, membangun masjid, dan beribadah kepada Allah SWT. Sebagai seorang nabi, beliau menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi dan ketaatan.
Namun, Allah SWT menguji Nabi Ayub dengan berbagai cobaan yang sangat berat. Pertama, beliau difitnah tidak ikhlas dalam beribadah dan tidak mengeluarkan zakat. Kemudian, harta kekayaannya perlahan habis, dan satu per satu anak-anaknya meninggal dunia.
Cobaan terberat datang ketika Nabi Ayub menderita penyakit kulit yang mengeluarkan nanah dan membuat rambutnya rontok. Penyakit ini berlangsung selama 18 tahun, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Anas ibn Malik: "Sesungguhnya Nabiyullah Ayub AS berada dalam ujiannya selama delapan belas tahun. Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya."
Menurut artikel ilmiah dari IAIN Salatiga, penyakit yang diderita Nabi Ayub membuat semua orang menjauhinya karena takut tertular. Bahkan istri Nabi Ayub juga meninggalkannya, yang membuat beliau bernazar akan mencambuk istrinya sebanyak 100 kali jika sudah sembuh nanti.
Pelajaran dan Hikmah dari Kisah Nabi Ayub
Kisah Nabi Ayub memberikan banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh umat Islam dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Setiap aspek dari kisah ini mengandung wisdom yang mendalam tentang bagaimana seharusnya seorang muslim berperilaku saat diuji oleh Allah SWT.
- Bersabar Ketika Menghadapi Ujian Allah SWT
Ujian yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Ayub mengajarkan agar umat Islam tetap sabar dalam menghadapi cobaan. Nabi Ayub selalu berprasangka baik pada Allah SWT dan percaya bahwa Allah akan memberikannya yang terbaik.
- Selalu Berdoa kepada Allah SWT
Saat Nabi Ayub sakit dan semua nikmatnya dicabut, ia hanya berserah diri dan berdoa kepada Allah SWT. Doa yang tak pernah putus akhirnya dikabulkan Allah dengan cara yang ajaib melalui mata air yang menyembuhkan penyakit kulitnya.
- Ikhlas dan Tidak Menggerutu
Selain kesabaran, kisah Nabi Ayub mengajarkan pentingnya ikhlas dalam segala cobaan, termasuk saat diberi penyakit parah dan kehilangan segala sesuatu yang berharga. Sebab, semua yang ada di dunia ini hanyalah titipan dari Allah SWT.
- Tetap Berpegang pada Iman Meski Ditinggalkan
Meski ditinggalkan keluarga dan kerabat, Nabi Ayub tetap teguh dalam imannya. Hal ini mengajarkan bahwa keimanan sejati tidak bergantung pada dukungan orang lain, melainkan pada hubungan langsung dengan Allah SWT.
- Berprasangka Baik kepada Allah
Dalam setiap doanya, Nabi Ayub tidak pernah mengeluh atau mempertanyakan hikmat di balik cobaan yang diterimanya. Beliau selalu berprasangka baik dan yakin bahwa Allah memiliki rencana terbaik untuknya.
Menurut buku Kisah Teladan Nabi dan Rasul yang diterbitkan cendikia.kemenag.go.id, kisah Nabi Ayub menjadi reminder bahwa setiap cobaan yang diberikan Allah SWT memiliki hikmah yang mendalam dan akan berakhir dengan kebaikan bagi hamba yang sabar.
Doa-Doa Lain untuk Meminta Kesembuhan
Selain doa Nabi Ayub ketika sakit arab dan artinya, terdapat beberapa doa lain yang dapat dipanjatkan ketika seseorang sedang sakit atau ketika menjenguk orang sakit. Doa-doa ini berdasarkan hadis sahih dan telah diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Doa Meminta Kesembuhan (7 kali)
أَسْأَلُ اللهَ العَظِيْمَ رَبَ العَرْشِ العَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
Asalulallahu 'azhiim robbul 'arsyil 'azhiim ayyasyfiyak
Artinya: "Aku memohon kepada Allah, Dzat yang Maha Besar, Tuhan yang Mempunyai Arasy, yang Maha Besar, semoga Dia berkenan memberi kesembuhan padamu." (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Doa Saat Menjenguk Orang Sakit
لَا بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ
Laa ba'sa thahuurun insyaa'allaahu
Artinya: "(Semoga) tidak apa-apa (sakit), semoga suci dengan kehendak Allah."
Doa Penghilang Penyakit
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Allahumma rabban naas mudzhibal ba'si isyfi antasy-syaafii laa syafiya illaa anta syifaa an laa yughaadiru saqoman
Artinya: "Ya Allah Ya Tuhanku, Tuhan seluruh manusia. Hilangkanlah penyakit. Berilah kesembuhan sebab Engkau adalah penyembuh. Tak ada yang mampu menyembuhkan penyakit kecuali Engkau dengan kesembuhan tanpa menyisakan rasa sakit." (HR Bukhari dan Muslim)
Doa untuk Kesehatan Jasmani dan Rohani
شَفَى اللهُ سَقَمَكَ، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَعَافَاكَ فِي دِيْنِكَ وَجِسْمِكَ إِلَى مُدَّةِ أَجَلِكَ
Syafaakallaahu saqamaka, wa ghafara dzanbaka, wa 'aafaaka fīi diinika wa jismika ilaa muddati ajalika
Artinya: "Semoga Allah menyembuhkanmu, mengampuni dosamu, dan mengafiatkanmu dalam hal agama serta fisikmu sepanjang usia."
Menurut buku Doa & Zikir Mustajab untuk Ibu Hamil dan Menyusui oleh Ummu Azzam dan 101 Doa Anak Saleh oleh Tim Darul Ilmi, doa-doa ini telah terbukti mustajab ketika dibaca dengan penuh keyakinan dan keikhlasan.
FAQ
1. Apa bunyi doa Nabi Ayub ketika sakit dalam bahasa Arab? Doa Nabi Ayub ketika sakit berbunyi: "Robbi innii massaniyadh-dhurru wa anta arhamur-raahimiin" yang tercantum dalam QS. Al-Anbiya ayat 83.
2. Apa arti dari doa Nabi Ayub ketika sakit? Arti doa tersebut adalah "Ya Allah, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
3. Berapa lama Nabi Ayub menderita sakit? Menurut hadis yang diriwayatkan Anas ibn Malik, Nabi Ayub menderita sakit selama 18 tahun.
4. Kapan waktu yang baik untuk membaca doa Nabi Ayub? Doa ini dapat dibaca kapan saja, terutama ketika sedang sakit atau menghadapi cobaan, dan lebih afdhol di waktu-waktu mustajab.
5. Apakah doa Nabi Ayub hanya untuk orang sakit saja? Tidak, doa ini dapat dibaca oleh siapa saja yang sedang menghadapi kesulitan atau cobaan dalam hidup.
6. Apa hikmah dari kisah Nabi Ayub? Kisah Nabi Ayub mengajarkan kesabaran, ketawakalan, keikhlasan, dan pentingnya tetap berpegang teguh kepada Allah SWT dalam segala kondisi.
7. Bagaimana cara Allah SWT menyembuhkan Nabi Ayub? Allah SWT menyembuhkan Nabi Ayub melalui mata air yang muncul ketika beliau menghentakkan kakinya ke tanah atas perintah Allah.

1 month ago
27
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1610100/original/023138600_1496212189-Ramadan-20174.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4975686/original/001020200_1729565914-nama-sahabat-nabi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/741885/original/078093900_1411557971-Ziarah-Gunung-Uhud.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3120399/original/060326300_1588698008-syed-muizur-MrRUgFfSjBA-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401985/original/063466500_1762233670-ilustrasi_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403562/original/069333200_1762330737-doa_penenang_hati.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403290/original/022871300_1762323039-Anjing.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403399/original/043952100_1762326172-membaca_doa_setelah_belajar.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403225/original/009668300_1762321820-Hajar_Aswad.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403116/original/098441200_1762317300-Kakbah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402980/original/045616400_1762313330-Grup_musik_Timur_Tengah__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402969/original/091132600_1762312803-cincin_emas.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5086670/original/010622200_1736404465-1736397368003_perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1474232/original/040480600_1484617421-Wisata-Laut-Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)






















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)





:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5161848/original/042811500_1741848433-hq720__11_.jpg)