Doa Nabi Zakaria AS Minta Keturunan, Bukti Kuasa Allah SWT Mengabulkan yang Tak Mungkin

1 week ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Doa Nabi Zakaria meminta keturunan menjadi salah satu kisah paling inspiratif dalam Al-Qur'an. Meski telah lanjut usia dan memiliki istri yang mandul, Nabi Zakaria tetap memanjatkan doa dengan keyakinan penuh kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak yang saleh.

Doa Nabi Zakaria meminta keturunan ini diabadikan dalam Surah Ali Imran ayat 38, yang berbunyi: رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ “Robbi hab-lii milladunka dzurriyyatan thayyibah, innaka samii’ud-du’a” (Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa).

Nabi Zakaria adalah seorang nabi dari kalangan Bani Israil yang hidup dengan penuh keimanan dan ketekunan dalam berdakwah. Namun, ia dan istrinya belum juga dikaruniai keturunan di usia yang sudah sangat tua.

Di tengah kondisi tersebut, beliau tidak menyerah, tetapi justru semakin berserah diri kepada Allah. Dengan penuh ketawadhuan, ia berdoa agar Allah memberinya seorang anak yang bisa meneruskan perjuangan dan dakwahnya.

Doa Ditengah Ketidakmungkinan

Doa Nabi Zakaria kepada Allah bukan hanya bentuk harapan, tapi juga simbol keyakinan yang kuat terhadap kuasa-Nya. Dalam Surah Maryam ayat 4-6, disebutkan bagaimana ia menggambarkan tubuhnya yang lemah dan rambutnya yang memutih, namun tetap berharap pada keajaiban.

Allah SWT pun mengabulkan permintaan tersebut. Dalam Surah Al-Anbiya ayat 90 disebutkan bahwa Allah memperkenankan doanya dan menganugerahkannya seorang anak bernama Yahya, serta menjadikan istrinya dapat mengandung.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa tidak ada kondisi yang mustahil bagi Allah. Walau secara medis dan logika sulit, doa yang tulus dan disertai keyakinan tetap mampu mengetuk pintu langit.

Buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir menjelaskan bagaimana permohonan Nabi Zakaria bukan karena keinginan pribadi semata, tetapi demi menjaga kesinambungan dakwah di kalangan Bani Israil.

Ini Tiga Ikhtiar Nabi Zakaria

Selain berdoa, Nabi Zakaria juga melakukan tiga bentuk ikhtiar yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Dalam Surah Al-Anbiya ayat 90, Allah menggambarkan bahwa mereka adalah orang-orang yang cepat dalam berbuat baik, berdoa dengan harap dan takut, dan selalu khusyuk.

Pertama, beliau memiliki keyakinan total kepada kekuasaan Allah. Meskipun secara logika permintaannya nyaris mustahil, ia tetap yakin bahwa Allah bisa mewujudkannya.

Kedua, Nabi Zakaria tidak hanya memohon dengan lisan, tapi juga dengan hati yang khusyuk dan penuh pengharapan. Doanya diiringi dengan rasa takut dan harap, ciri khas dari hamba yang benar-benar tunduk kepada Tuhannya.

Ketiga, ia dan istrinya memperbanyak amal kebaikan. Mereka tidak hanya menunggu jawaban doa, tapi juga aktif dalam kebajikan yang menjadi bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kabar Membahagiakan, Lahirnya Nabi Yahya AS

Sebagai jawaban atas doanya, Allah mengutus malaikat kepada Nabi Zakaria untuk menyampaikan kabar gembira bahwa ia akan memiliki seorang anak bernama Yahya. Bahkan, nama tersebut langsung diberikan oleh Allah dan belum pernah diberikan kepada siapa pun sebelumnya.

Nabi Zakaria sempat terkejut dan bertanya, “Bagaimana aku akan mempunyai anak padahal aku sudah sangat tua dan istriku mandul?” Allah menegaskan bahwa hal itu mudah bagi-Nya.

Untuk menguatkan hatinya, Allah memberikan tanda: Nabi Zakaria tidak bisa berbicara selama tiga hari kecuali dengan isyarat. Selama itu, beliau diperintahkan untuk memperbanyak dzikir dan tasbih.

Akhirnya, Nabi Yahya lahir. Ia tumbuh menjadi anak yang saleh, lembut, dan bijak sejak kecil, bahkan diangkat sebagai nabi oleh Allah SWT. Semua ini menunjukkan bahwa keturunan bukan sekadar urusan biologis, tetapi juga anugerah ilahi.

Pelajaran dari Kisah Nabi Zakaria

Kisah Nabi Zakaria memberi banyak pelajaran berharga. Ia tidak hanya berdoa, tetapi juga memperbaiki amal dan memperkuat keyakinan. Ini menandakan bahwa doa tidak cukup hanya dilafalkan, tetapi perlu dikuatkan dengan usaha dan iman.

Pelajaran lain adalah pentingnya tidak berputus asa dari rahmat Allah. Sekalipun semua kemungkinan logis tertutup, tidak ada yang mustahil jika Allah berkehendak. Hal ini menjadi penguat bagi pasangan yang sedang menanti buah hati.

Bahkan, doa Nabi Zakaria juga menjadi contoh dari bagaimana meminta sesuatu kepada Allah dengan sopan, terstruktur, dan penuh penghormatan. Ia memulai dengan memuji Allah, lalu menyampaikan permintaannya, dan menutupnya dengan pengakuan bahwa Allah Maha Mendengar.

Banyak ulama tafsir, termasuk dalam Tafsir Al-Muyassar dan Tafsir Al-Jalalayn, menyebutkan bahwa doa ini sangat dianjurkan bagi siapa pun yang mendambakan keturunan.

Yakinlah, Ada Keajaiban dibalik Keputusasaan

Secara medis, pasangan lansia dan mandul hampir mustahil memiliki keturunan. Namun, kisah ini membuktikan bahwa jika Allah berkehendak, maka segalanya mungkin. Allah menciptakan manusia dari ketiadaan, dan tentu saja mampu menciptakan kehidupan dari rahim yang telah mandul.

Jurnal ilmiah yang dimuat di ResearchGate bahkan menyoroti kisah Nabi Zakaria dan Maryam sebagai bentuk spiritualitas optimis dalam menghadapi tantangan biologis yang berat.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak pasangan yang mungkin mengalami hal serupa. Namun, kisah ini memberi harapan bahwa tidak ada doa yang sia-sia selama disampaikan dengan hati yang ikhlas dan yakin.

Penting untuk tetap sabar, menjaga amal baik, dan terus berharap kepada Allah. Seperti Nabi Zakaria, kita diajarkan untuk tetap istiqamah dalam doa, bahkan ketika semua kemungkinan terlihat tertutup.

Doa Nabi Zakaria meminta keturunan bukan sekadar kisah sejarah, tetapi juga pedoman spiritual bagi siapa pun yang tengah berada di titik terendah dan membutuhkan keajaiban dari Allah.

Daftar Sumber:

Al-Qur’an: Surah Ali Imran ayat 38, Surah Maryam ayat 2–6, Surah Al-Anbiya ayat 89–90

Tafsir Al-Muyassar, Tafsir Al-Jalalayn, Tafsir Ibnu Katsir

Buku: Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir

Jurnal: Studi tentang doa Nabi Zakaria dan Maryam – ResearchGate

People Also Talk

1. Apa doa Nabi Zakaria saat meminta keturunan?Doanya adalah: “Robbi hab-lii milladunka dzurriyyatan thayyibah, innaka samii’ud-du’a” (Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa).

2. Apa alasan Nabi Zakaria meminta keturunan?Ia menginginkan keturunan untuk mewarisi dakwah dan ilmu kenabian, meskipun sudah tua dan istrinya mandul.

3. Siapa anak dari Nabi Zakaria?Anaknya adalah Nabi Yahya AS, yang juga diangkat menjadi nabi dan dikenal karena ketaatannya kepada Allah.

4. Bagaimana Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria?Allah mengutus malaikat untuk menyampaikan kabar gembira, lalu menjadikan istrinya bisa mengandung, dan lahirlah Nabi Yahya.

5. Apa pelajaran dari kisah Nabi Zakaria?Bahwa doa harus disertai keyakinan, usaha, dan amal saleh. Tidak ada yang mustahil bagi Allah jika kita yakin dan bersabar.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |