Liputan6.com, Jakarta Memahami doa niat bayar puasa ini menjadi krusial untuk memastikan setiap ibadah yang dilakukan diterima oleh Allah SWT. Puasa Ramadan merupakan kewajiban utama bagi umat Islam yang telah baligh dan mampu melaksanakannya.
Namun, terdapat situasi tertentu di mana seseorang perlu mengqadha puasa yang tertinggal dengan membaca doa niat bayar puasa yang tepat. Qadha puasa dilakukan oleh mereka yang dalam keadaan sakit, bepergian, atau wanita yang sedang mengalami haid dan nifas.
Ibadah puasa wajib ini dapat ditunda dan diganti di hari lain setelah Ramadan dengan melaksanakan qadha. Setiap Muslim yang memiliki tanggungan puasa wajib memahami tata cara dan doa niat bayar puasa agar ibadahnya diterima. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (11/9/2025).
Doa Niat Bayar Puasa Ramadhan Arab, Latin, dan Terjemah
Dalam pelaksanaan qadha puasa Ramadan, niat yang benar merupakan syarat utama yang harus dipenuhi. Tidak ada doa bayar utang puasa Ramadhan secara khusus yang ditetapkan dalam ajaran Islam, namun niat puasa qadha tetap harus diucapkan dalam hati sebelum waktu fajar.
Berikut adalah lafal niat qadha puasa Ramadan yang harus dibaca:
Niat Puasa Qadha Ramadan (Arab): نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Niat Puasa Qadha Ramadan (Latin): Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'i fardhi syahri Ramadhāna lillāhi ta'ālā.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT.
Selain niat utama tersebut, umat Islam juga dianjurkan untuk membaca doa-doa pendukung agar puasa qadha diterima Allah SWT dan diberikan kekuatan serta keikhlasan dalam menjalankannya.
Doa Memohon Penerimaan Amal Puasa
Setelah berniat untuk melaksanakan qadha puasa, sangat dianjurkan untuk memanjatkan doa agar amal ibadah diterima oleh Allah SWT. Melansir dari berbagai sumber hadits shahih, berikut adalah doa-doa yang dapat diamalkan:
Doa Memohon Penerimaan Amalan
Arab: اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Latin: Allahumma taqabbal minni innaka antas-sami'ul-'alim.
Artinya: Ya Allah, terimalah amalanku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Doa Penerimaan Amal dari Al-Qur'an
Arab: رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Latin: Rabbana taqabbal minna innaka Antas-Sami'ul-'Alim.
Artinya: Ya Rabb kami, terimalah amal kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 127)
Doa ini diambil dari permohonan Nabi Ibrahim AS yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan dapat digunakan untuk memohon penerimaan segala amal ibadah termasuk puasa qadha.
Doa Berbuka Puasa dan Doa Pendukung Lainnya
Ketika melaksanakan qadha puasa, doa berbuka puasa juga memiliki peran penting dalam menyempurnakan ibadah. Rasulullah SAW mengajarkan doa khusus yang dapat dibaca saat berbuka puasa:
Doa Berbuka Puasa (Arab): ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Doa Berbuka Puasa (Latin): Dzahaba azh-zhama'u wabtallati al-'uruqu watsabata al-ajru in sya' Allah.
Artinya: Telah hilang rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan telah tetap pahala, insya Allah. (HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, dan dinilai hasan oleh Al-Albani)
Selain itu, terdapat doa untuk memohon bantuan dalam beribadah yang dapat dibaca selama menjalankan puasa qadha. Dikutip dari hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Al-Albani, doa berikut sangat dianjurkan:
Doa Memohon Bantuan Beribadah (Arab): رَبِّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Doa Memohon Bantuan Beribadah (Latin): Rabbi a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik.
Artinya: Ya Rabbku, bantulah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.
Waktu dan Hukum Membayar Hutang Puasa Ramadhan
Pelaksanaan qadha puasa memiliki ketentuan waktu yang perlu dipahami dengan baik oleh setiap Muslim. Berdasarkan keterangan dari berbagai ulama dan rujukan fiqih, berikut adalah panduan waktu pelaksanaan qadha puasa:
Waktu Pelaksanaan Qadha
Qadha puasa dapat dilaksanakan kapan saja setelah bulan Ramadan berakhir hingga Ramadan berikutnya. Namun, sangat dianjurkan untuk segera melaksanakannya tanpa menunda-nunda.
Hukum Menunda Qadha
Menunda qadha puasa tanpa alasan yang dibenarkan syariat adalah makruh. Jika seseorang meninggal dunia sebelum melaksanakan qadha, ahli warisnya dapat membayar fidyah sebagai gantinya.
Urutan Prioritas Pelaksanaan
Jika seseorang memiliki tanggungan qadha dari beberapa tahun, dianjurkan untuk memulai dari yang paling lama terlebih dahulu.
Puasa Sunnah vs Qadha
Melaksanakan qadha puasa lebih diutamakan daripada puasa sunnah. Seseorang yang masih memiliki tanggungan qadha sebaiknya menyelesaikannya terlebih dahulu.
Melansir dari Kementerian Agama RI, pelaksanaan qadha puasa adalah kewajiban yang tidak dapat diabaikan dan merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT dalam menyempurnakan ibadah yang telah diwajibkan.
Dasar Hukum Qadha Puasa dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an memberikan panduan yang jelas tentang pelaksanaan puasa dan qadha puasa. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 184-185, Allah SWT berfirman tentang keringanan dan kemudahan dalam pelaksanaan puasa Ramadan.
Surah Al-Baqarah Ayat 184: اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ
Artinya: "(yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain."
Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang sakit atau dalam perjalanan diperbolehkan untuk tidak berpuasa dengan syarat mengganti di hari lain. Dikutip dari tafsir Ibnu Katsir, ayat ini memberikan keringanan kepada umat Islam sambil tetap menjaga kewajiban puasa.
Surah Al-Baqarah Ayat 185: فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Artinya: "Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu."
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT menghendaki kemudahan bagi hamba-Nya dalam melaksanakan ibadah puasa.
Syarat dan Rukun Qadha Puasa
Pelaksanaan qadha puasa memiliki syarat dan rukun yang harus dipenuhi agar ibadah tersebut sah dan diterima Allah SWT. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang syarat dan rukun qadha puasa:
Syarat Qadha Puasa:
- Islam: Pelaku qadha puasa harus seorang Muslim yang meyakini kewajiban puasa Ramadan.
- Baligh: Qadha puasa wajib bagi mereka yang telah mencapai usia baligh saat memiliki tanggungan puasa.
- Berakal Sehat: Orang yang melaksanakan qadha harus dalam keadaan sadar dan berakal sehat.
- Mampu: Melaksanakan Pelaksana qadha harus dalam kondisi sehat dan mampu menjalankan puasa.
Rukun Qadha Puasa:
- Niat: Berniat dalam hati untuk melaksanakan qadha puasa sebelum terbit fajar.
- Menahan Diri: Menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Menurut Fiqh As-Sunnah karya Sayyid Sabiq, syarat dan rukun ini merupakan ketentuan dasar yang tidak dapat ditawar dalam pelaksanaan qadha puasa. Pemenuhan syarat dan rukun ini menjadi penentu sahnya ibadah qadha puasa yang dilaksanakan.
Hikmah dan Manfaat Qadha Puasa
Pelaksanaan qadha puasa memiliki hikmah dan manfaat yang mendalam bagi kehidupan spiritual dan karakter seorang Muslim. Memahami hikmah di balik kewajiban ini akan meningkatkan kesadaran dan keikhlasan dalam melaksanakannya.
Qadha puasa mengajarkan tentang tanggung jawab dan komitmen terhadap kewajiban agama. Seseorang yang melaksanakan qadha menunjukkan keseriusannya dalam memenuhi perintah Allah SWT meskipun dalam kondisi yang berbeda dari puasa Ramadan pada umumnya. Hal ini mencerminkan integritas dan konsistensi dalam beribadah.
Dari segi spiritual, qadha puasa memberikan kesempatan untuk merasakan kembali pengalaman spiritual yang mungkin terlewatkan saat Ramadan. Melansir dari Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali, puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sarana untuk membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pelaksanaan qadha juga mengajarkan tentang keadilan dan keseimbangan dalam hidup. Islam memberikan keringanan bagi mereka yang memiliki halangan, namun tetap mewajibkan untuk mengganti di waktu yang tepat. Ini menunjukkan bahwa syariat Islam sangat memperhatikan kondisi dan kemampuan umatnya sambil tetap menjaga prinsip kewajiban yang telah ditetapkan.
FAQ
1. Apakah ada doa khusus untuk niat bayar puasa Ramadhan? Tidak ada doa khusus, namun harus berniat qadha puasa dengan lafal yang benar sebelum fajar.
2. Kapan waktu terbaik untuk melaksanakan qadha puasa? Segera setelah Ramadan berakhir dan tidak menunda-nunda tanpa alasan syar'i.
3. Bolehkah menggabungkan niat qadha dengan puasa sunnah? Tidak boleh, qadha puasa dan puasa sunnah memiliki niat yang berbeda dan tidak dapat digabung.
4. Apa hukumnya jika meninggal sebelum melaksanakan qadha? Ahli waris dapat membayar fidyah sebagai ganti dari qadha yang belum dilaksanakan.
5. Apakah qadha puasa harus berturut-turut? Tidak wajib berturut-turut, boleh dilaksanakan secara terpisah sesuai kemampuan.
6. Bisakah qadha puasa dilakukan saat bulan haram? Boleh, tidak ada larangan melaksanakan qadha puasa pada bulan-bulan haram.
7. Apa yang harus dilakukan jika lupa jumlah hari qadha yang harus dibayar? Hitung berdasarkan perkiraan yang paling mendekati kebenaran dan tambahkan sedikit untuk kehati-hatian.