Doa Niat Mandi Wajib Pria Setelah Keluar Mani Arab dan Arti: Lengkap Panduannya

6 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Doa niat mandi wajib pria setelah keluar mani merupakan bagian dari bersuci menurut syariat Islam. Setiap muslim laki-laki wajib memahami bacaan dan tata cara yang benar untuk menghilangkan hadas besar akibat janabah.

Keluar air mani adalah salah satu penyebab yang mengharuskan mandi wajib sesuai tuntunan syariat. Pemahaman yang benar tentang doa niat mandi wajib pria setelah keluar mani sangat penting untuk menjaga kesucian diri dalam beribadah.

Melansir dari Kementerian Agama Republik Indonesia, mandi wajib atau ghusl janabah adalah salah satu kewajiban yang tidak dapat diwakilkan kepada orang lain dan harus dilakukan secara personal untuk menghilangkan status junub.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Senin (25/8/2025).

Bacaan Doa Niat Mandi Wajib Pria Setelah Keluar Mani

Niat merupakan rukun pertama dalam mandi wajib yang menentukan sah tidaknya ritual bersuci ini. Pelafalan niat harus dilakukan dengan penuh kesungguhan dalam hati, bersamaan dengan memulai proses mandi ketika air pertama kali menyentuh tubuh.

Lafaz Arab: نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ الْجَنَابَةِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

Lafaz Latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari minal janabati fardhan lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala"

Mengutip dari "Buku Tuntunan Bersuci Dan Sholat: Madzhab Imam Asy Syafi'i" karya Humaidi Al Faruq (2023), niat ini harus dilafazkan atau diniatkan dalam hati dengan sungguh-sungguh sebelum memulai proses mandi wajib. Dalam madzhab Syafi'i, timing niat sangat krusial karena harus bersamaan dengan saat air pertama kali mengenai tubuh.

Para ulama sepakat bahwa niat merupakan pembeda antara ritual ibadah dengan aktivitas membersihkan diri biasa. Tanpa niat yang benar, mandi wajib tidak akan sah meskipun telah membasahi seluruh tubuh dengan sempurna.

Tata Cara Mandi Wajib Setelah Keluar Air Mani

Prosedur mandi wajib telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW melalui berbagai riwayat hadits yang sahih. Implementasi yang benar dari tata cara ini memastikan ritual bersuci dilakukan sesuai dengan syariat Islam yang telah ditetapkan.

Langkah-langkah lengkap mandi wajib:

  1. Membaca Bismillah dan Berniat - Memulai dengan membaca bismillah dan berniat dalam hati untuk menghilangkan hadas besar karena janabah.
  2. Mencuci Kedua Telapak Tangan - Membasuh kedua tangan sebanyak tiga kali hingga bersih sebelum menyentuh bagian tubuh lainnya.
  3. Membersihkan Kemaluan dengan Tangan Kiri - Menggunakan tangan kiri untuk membersihkan alat kelamin dan bagian tubuh yang terkena najis, kemudian mencuci tangan hingga bersih.
  4. Melakukan Wudhu Lengkap - Berwudhu seperti hendak melaksanakan salat, mencakup membasuh wajah, tangan, mengusap kepala, dan membasuh kaki.
  5. Membasuh Kepala dan Rambut - Menyiramkan air ke seluruh kepala sambil menyela-nyela rambut dengan jari-jari hingga air mencapai kulit kepala.
  6. Membasuh Tubuh Bagian Kanan - Memulai dari tubuh bagian kanan, memastikan air mengalir ke seluruh permukaan kulit.
  7. Membasuh Tubuh Bagian Kiri - Melanjutkan dengan membasuh seluruh tubuh bagian kiri hingga tidak ada bagian yang terlewat.
  8. Membasuh Kaki - Mengakhiri dengan membasuh kedua kaki, dimulai dari kaki kanan kemudian kaki kiri.

Melansir dari website resmi Kementerian Agama RI, Rasulullah SAW menggunakan sekitar satu sha' air (kurang lebih 3 liter) untuk mandi wajib, menunjukkan prinsip tidak berlebihan dalam penggunaan air.

Dasar Hukum Mandi Wajib

Mandi wajib dalam terminologi fiqih disebut sebagai ghusl janabah, yaitu menggunakan air yang suci pada seluruh tubuh dengan tata cara yang khusus beserta syarat dan rukunnya. Secara bahasa, janabah berarti jauh, menggambarkan kondisi seseorang yang terhalang untuk melakukan sebagian ibadah seperti salat, membaca Al-Quran, atau memasuki masjid.

Kewajiban mandi wajib setelah keluarnya air mani berlaku untuk semua muslim, baik laki-laki maupun perempuan, tanpa terkecuali. Air mani adalah cairan yang keluar dari kemaluan akibat rangsangan seksual atau mimpi basah, yang menjadi tanda seseorang dalam keadaan junub dan harus bersuci sebelum melaksanakan ibadah.

Dasar hukum mandi wajib termaktub dalam Al-Quran surah Al-Maidah ayat 6 yang menyatakan: "Dan jika kamu junub, maka mandilah." Ayat ini dengan jelas memerintahkan umat Islam untuk melakukan mandi wajib ketika berada dalam keadaan junub.

Mengutip dari buku "Fiqh as-Sunnah" karya Sayyid Sabiq, Rasulullah SAW bersabda: "Mandi (wajib) dilakukan karena mani" (HR Muslim). Hadits ini menegaskan bahwa keluarnya air mani mengharuskan seseorang untuk melakukan mandi wajib guna menghilangkan hadas besar yang menghalangi pelaksanaan ibadah-ibadah tertentu.

Kondisi-Kondisi Keluarnya Air Mani yang Mewajibkan Mandi

Tidak semua kondisi keluarnya cairan dari alat kelamin mengharuskan mandi wajib dalam Islam. Para ulama telah menetapkan kriteria khusus yang membedakan kapan seseorang wajib mandi dan kapan tidak, berdasarkan dalil-dalil syariat yang kuat.

Pemahaman kondisi-kondisi ini sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam praktik ibadah sehari-hari:

  1. Keluarnya Air Mani Karena Syahwat - Jika air mani keluar karena rangsangan syahwat, baik melalui mimpi basah, hubungan suami istri, atau aktivitas seksual lainnya, maka mandi wajib harus dilakukan tanpa pengecualian.
  2. Keluarnya Air Mani Bukan Karena Syahwat - Jika air mani keluar bukan karena rangsangan syahwat, seperti karena sakit, kedinginan, atau sebab medis lainnya, maka mandi besar tidak diwajibkan menurut pendapat mayoritas ulama.
  3. Mimpi Basah Tanpa Bukti Fisik - Ketika seseorang bermimpi basah namun tidak menemukan air mani di tubuh atau pakaiannya, maka tidak diwajibkan untuk mandi wajib karena tidak ada bukti fisik keluarnya mani.
  4. Menemukan Cairan Tanpa Ingat Bermimpi - Apabila seseorang terbangun dan menemukan cairan namun tidak ingat bermimpi, terdapat dua kemungkinan: jika yakin itu mani, maka wajib mandi; jika ragu, tetap dianjurkan mandi untuk kehati-hatian.
  5. Menahan Air Mani - Jika seseorang berhasil menahan air mani hingga tidak keluar dari alat kelamin, maka mandi wajib tidak diperlukan. Namun, jika mani keluar setelah beberapa saat seperti saat berjalan atau bergerak, mandi wajib tetap diwajibkan.

Melansir dari kitab "Fiqh as-Sunnah", para ulama menyepakati bahwa yang menjadi patokan kewajiban mandi adalah keluarnya mani akibat syahwat, bukan sekedar keluarnya cairan dari alat kelamin.

Rukun dan Syarat Sah Mandi Wajib

Mandi wajib memiliki rukun-rukun yang harus dipenuhi agar pelaksanaannya dianggap sah menurut syariat Islam. Kekurangan dalam salah satu rukun dapat menyebabkan mandi wajib tidak sah dan status junub masih berlangsung pada diri seseorang.

Rukun Mandi Wajib:

  • Niat - Niat menghilangkan hadas besar yang dilakukan dalam hati bersamaan dengan memulai mandi, khususnya saat air pertama kali menyentuh tubuh.
  • Meratakan Air ke Seluruh Tubuh - Air harus mencapai seluruh permukaan tubuh dari ujung rambut hingga ujung jari kaki tanpa terkecuali, termasuk bagian-bagian yang tersembunyi.

Syarat-Syarat Mandi Wajib:

  • Air Suci dan Menyucikan - Menggunakan air yang suci dan menyucikan (tidak najis atau tidak makruh) untuk memastikan kesucian yang hakiki.
  • Menghilangkan Najis - Membersihkan najis yang menempel pada tubuh sebelum atau selama proses mandi wajib berlangsung.
  • Air Menyentuh Kulit - Memastikan air menyentuh seluruh permukaan kulit termasuk lipatan-lipatan tubuh dan sela-sela rambut dengan sempurna.
  • Tidak Ada Penghalang - Memastikan tidak ada halangan yang menghalangi sampainya air ke kulit seperti cat kuku tebal, kotoran yang mengeras, atau zat lain yang menghalangi.

Mengutip dari buku "Sudah Mandi Wajib Haruskah Wudhu Lagi?" karya M. Saiyid Mahadhir (2018), rukun yang paling fundamental adalah niat dan meratakan air ke seluruh tubuh, sementara hal-hal lain termasuk dalam kategori sunnah atau syarat kesempurnaan mandi wajib.

Sunnah-Sunnah dalam Mandi Wajib

Selain rukun yang wajib dipenuhi, terdapat berbagai sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan guna menyempurnakan mandi wajib. Pelaksanaan sunnah-sunnah ini berdasarkan contoh langsung dari Rasulullah SAW dan para sahabat yang tercatat dalam hadits-hadits shahih.

Para ulama menekankan bahwa meskipun sunnah-sunnah ini tidak menyebabkan batalnya mandi jika ditinggalkan, pelaksanaannya akan menyempurnakan pahala dan mengikuti jejak Rasulullah SAW dengan lebih sempurna:

  1. Membaca Bismillah - Memulai mandi dengan membaca bismillah untuk memulai dengan menyebut nama Allah SWT.
  2. Mencuci Tangan Tiga Kali - Membasuh kedua tangan sebanyak tiga kali sebelum menyentuh bagian tubuh lainnya sebagai tanda kebersihan.
  3. Membersihkan Najis Terlebih Dahulu - Membersihkan najis yang menempel pada tubuh sebelum memulai proses mandi yang sesungguhnya.
  4. Berwudhu Seperti Akan Salat - Melakukan wudhu lengkap seperti wudhu untuk salat sebelum menyiram seluruh tubuh.
  5. Menyela-nyela Rambut - Menggunakan jari-jari untuk menyela-nyela rambut guna memastikan air mencapai kulit kepala dengan sempurna.
  6. Menggosok Tubuh - Menggosok tubuh dengan tangan untuk membantu pembersihan yang lebih optimal dan menyeluruh.
  7. Mendahulukan Kanan - Mendahulukan bagian kanan sebelum bagian kiri sesuai dengan adab Islam dalam berbagai aktivitas.
  8. Tidak Berlebihan dalam Air - Menggunakan air secukupnya tanpa berlebihan sebagaimana contoh Rasulullah SAW yang menggunakan sekitar 3 liter air.

Mengutip dari repositori UIN Suska Riau, implementasi sunnah-sunnah ini tidak hanya menyempurnakan aspek ritual, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kebersihan dan efisiensi dalam beribadah.

Daftar Sumber

  • Kementerian Agama Republik Indonesia (kemenag.go.id)
  • Al Faruq, Humaidi. (2023). Buku Tuntunan Bersuci Dan Sholat: Madzhab Imam Asy Syafi'i
  • Sabiq, Sayyid. Fiqh as-Sunnah
  • Mahadhir, M. Saiyid. (2018). Sudah Mandi Wajib Haruskah Wudhu Lagi?
  • Hasmand, Fedrian dkk (penerjemah). Tafsir Imam Syafi'i
  • Rachman, Zakaria R. Buku Tuntunan Lengkap Salat Wajib, Sunah, Doa, dan Zikir
  • Nugruho, Risky Aviv. Kitab Tuntunan Lengkap Tata Cara Salat Wajib dan Sunnah
  • Ansory, Isnan. Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab
  • Hasbiyallah. Fikih
  • Repositori UIN Suska Riau

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah doa niat mandi wajib pria setelah keluar mani harus diucapkan dengan suara keras?

Doa niat mandi wajib tidak harus diucapkan dengan suara keras, cukup dibaca dalam hati dengan penuh kesungguhan. Yang terpenting adalah niat dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali mengenai tubuh, sebagaimana yang diajarkan dalam madzhab Syafi'i dan ulama lainnya.

2. Bagaimana jika lupa membaca niat saat memulai mandi wajib?

Jika lupa membaca niat di awal mandi, maka mandi tersebut tidak sah dan harus diulang kembali dengan niat yang benar. Niat merupakan salah satu rukun mandi wajib yang tidak boleh ditinggalkan, sehingga mandi tanpa niat dianggap sebagai aktivitas membersihkan diri biasa, bukan ritual ibadah.

3. Apakah boleh mandi wajib sambil mandi biasa untuk menghemat waktu?

Boleh melakukan mandi wajib bersamaan dengan mandi biasa, asalkan tetap memenuhi rukun dan syarat mandi wajib. Yang penting adalah adanya niat menghilangkan hadas besar di awal mandi dan memastikan air mengalir ke seluruh permukaan tubuh tanpa terkecuali.

4. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan mandi wajib yang benar?

Tidak ada ketentuan waktu khusus untuk mandi wajib, yang penting adalah memastikan seluruh rukun dan syarat terpenuhi. Rasulullah SAW mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam penggunaan air, sehingga mandi wajib bisa dilakukan dengan efisien namun tetap sempurna dalam pelaksanaannya.

5. Apakah harus berwudhu lagi setelah melakukan mandi wajib?

Menurut madzhab Syafi'i, perlu berwudhu kembali setelah mandi wajib untuk melaksanakan ibadah seperti salat. Namun menurut madzhab lain seperti Hanafi dan Hanbali, mandi wajib yang sempurna sudah mencakup wudhu sehingga tidak perlu berwudhu lagi kecuali jika menyentuh kemaluan saat mandi.

6. Bagaimana cara memastikan air sudah sampai ke seluruh bagian tubuh saat mandi wajib?

Untuk memastikan air sampai ke seluruh tubuh, lakukan penyiraman secara bertahap mulai dari kepala, tubuh bagian kanan, kemudian kiri sambil menggosok dengan tangan. Khusus untuk bagian berambut, sela-nyela dengan jari agar air mencapai kulit. Pastikan tidak ada bagian yang terlewat termasuk lipatan-lipatan tubuh.

7. Apakah mandi wajib setelah keluar mani bisa dilakukan dengan air hangat atau dingin?

Mandi wajib boleh dilakukan dengan air hangat maupun dingin, asalkan airnya suci dan menyucikan. Yang terpenting adalah air tersebut bersih, tidak najis, dan dapat mengalir ke seluruh permukaan tubuh. Suhu air tidak mempengaruhi kesahihan mandi wajib selama memenuhi syarat dan rukun yang telah ditetapkan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |