Liputan6.com, Jakarta Mengetahui doa puasa dan artinya dengan baik dan benar menjadi hal dasar yang penting diketahui umat Islam. Sebab, bulan suci Ramadhan merupakan momen yang sangat dinanti-nantikan oleh seluruh umat muslim di dunia.
Membaca niat atau doa puasa merupakan salah satu rukun puasa yang wajib dilakukan sebelum memulai ibadah. Tanpa membaca doa puasa dan artinya, ibadah puasa yang dijalankan tidak akan diterima oleh Allah SWT. Menurut hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar dan Hafshah RA, "Barang siapa yang tidak memalamkan niatnya sebelum terbitnya fajar maka tidak ada puasa baginya."
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memahami doa puasa beserta artinya agar ibadah yang dijalankan mendapat ridho dari Allah SWT. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (5/9/2025).
Doa Puasa Lengkap: Arab, Latin, dan Terjemahan
Mengutip dari laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia (kemenag.go.id), niat puasa harus dibaca sebelum terbit fajar dan dilakukan setiap hari selama bulan Ramadhan. Niat ini dapat dibaca dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia, namun yang paling utama adalah keikhlasan hati dalam menjalankannya.
Doa puasa tidak hanya sekedar ucapan, tetapi juga merupakan komitmen spiritual untuk menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Dengan memahami arti dari doa yang dibaca, umat muslim akan lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa dan merasakan makna spiritual yang terkandung di dalamnya.
Berikut adalah berbagai variasi doa puasa yang dapat dipilih umat muslim sesuai dengan kemudahan masing-masing:
1. Niat Puasa Utama
Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Latin: "Nawaitu shauma ghodin 'an adaa-i fardhisy syahri romadhoona hadzihis sanati lillaahi ta'aala."
Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala."
2. Niat Puasa untuk Pemula
Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
Latin: "Nawaitu shauma Ramadhana"
Artinya: "Aku berniat puasa bulan Ramadhan."
3. Niat Puasa dari Kitab I'anatut Thalibin (Versi 1)
Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ رَمَضَانَ
Latin: "Nawaitu shauma ghadin min Ramadhana"
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan."
4. Niat Puasa dari Kitab I'anatut Thalibin (Versi 2)
Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
Latin: "Nawaitu shaumal ghadi min hadzihis sanati 'an fardhi Ramadhana"
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan."
Melansir dari berbagai kitab fiqh, variasi doa puasa di atas semuanya sah untuk digunakan. Yang terpenting adalah keikhlasan niat dalam hati dan dibaca sebelum terbit fajar. Para ulama sepakat bahwa niat yang paling lengkap adalah yang mencakup unsur waktu (esok hari), jenis ibadah (puasa), dan tujuan (karena Allah).
Keutamaan dan Manfaat Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan memiliki berbagai keutamaan yang sangat besar bagi umat muslim, baik secara spiritual maupun jasmani. Allah SWT telah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi mereka yang menjalankan puasa dengan penuh keikhlasan dan ketaatan.
Keutamaan pertama adalah sebagai sarana untuk mencapai takwa, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Takwa ini terwujud melalui pengendalian diri dari hal-hal yang dilarang dan meningkatkan kesadaran spiritual.
Mengutip dari jurnal Islamic Studies, puasa juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa, seperti detoksifikasi tubuh, menurunkan kadar kolesterol, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian medis modern telah membuktikan bahwa puasa intermiten dapat memperbaiki metabolisme dan mengurangi risiko berbagai penyakit kronis.
Dari segi sosial, puasa mengajarkan empati terhadap sesama yang kurang mampu dan mendorong umat muslim untuk lebih peduli pada lingkungan sekitar. Ketika merasakan lapar dan haus, seseorang akan lebih memahami penderitaan orang-orang yang kekurangan dan terdorong untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan.
Adab dan Sunnah dalam Berpuasa
Menjalankan ibadah puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga mengikuti berbagai adab dan sunnah yang telah diajarkan Rasulullah SAW. Adab-adab ini akan memperkaya pengalaman spiritual dan meningkatkan kualitas ibadah puasa.
1. Makan Sahur
Rasulullah SAW bersabda: "Makan sahurlah, karena sesungguhnya pada sahur terdapat keberkahan." Sahur sebaiknya dilakukan menjelang akhir waktu agar memberikan energi yang cukup untuk menjalankan aktivitas seharian.
2. Menyegerakan Berbuka Puasa
Segera berbuka ketika mendengar adzan maghrib adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW biasanya berbuka dengan kurma dan air putih sebelum melaksanakan shalat maghrib.
3. Memperbanyak Ibadah
Bulan Ramadhan adalah kesempatan emas untuk memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Quran, shalat malam, dzikir, dan doa. Setiap amal kebaikan di bulan ini akan mendapat pahala yang berlipat ganda.
4. Bersedekah dan Berbagi
Meningkatkan kepedulian sosial dengan memberikan zakat, sedekah, dan berbagi makanan dengan sesama merupakan amalan yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan.
5. Menjaga Lisan dan Perilaku
Puasa bukan hanya menahan makan dan minum, tetapi juga menjaga lisan dari perkataan buruk, menahan amarah, dan berperilaku yang baik kepada sesama.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Islamic Medicine, praktik adab-adab puasa ini tidak hanya memiliki nilai spiritual tetapi juga manfaat psikologis yang dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional.
Hal-hal yang Membatalkan Puasa
Memahami hal-hal yang dapat membatalkan puasa sangat penting agar ibadah yang dijalankan tetap sah dan mendapat ridha Allah SWT. Para ulama telah merumuskan berbagai hal yang dapat membatalkan puasa berdasarkan dalil-dalil syar'i yang kuat.
Pembatal puasa yang paling utama adalah makan dan minum dengan sengaja, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Jika dilakukan karena lupa, maka puasa tetap sah dan tidak perlu diganti. Hubungan suami istri di siang hari juga merupakan pembatal puasa yang sangat besar dosanya dan harus ditebus dengan kafarat.
Muntah dengan sengaja, mengeluarkan darah dalam jumlah banyak seperti berbekam atau donor darah, dan haid atau nifas bagi wanita juga membatalkan puasa. Selain itu, keluar mani karena rangsangan atau bermimpi basah juga dapat membatalkan puasa.
Mengutip dari fatwa Dar al-Ifta di Mesir, menggunakan obat-obatan melalui suntikan yang mengandung nutrisi atau masuk melalui mulut juga dapat membatalkan puasa. Namun, penggunaan obat tetes mata, obat inhaler untuk asma, dan obat oles di kulit tidak membatalkan puasa.
Yang perlu ditekankan adalah pentingnya niat dan kesengajaan dalam hal-hal yang membatalkan puasa. Jika dilakukan tanpa sengaja atau karena terpaksa dalam keadaan darurat, maka puasa tetap sah dan tidak perlu diganti.
Perbedaan Doa Puasa untuk Berbagai Kondisi
Dalam Islam, terdapat berbagai jenis puasa yang memiliki niat atau doa yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan kondisi masing-masing. Memahami perbedaan ini penting agar niat yang dibaca sesuai dengan jenis puasa yang dijalankan.
Untuk puasa wajib Ramadhan, niat yang dibaca harus menyebutkan bahwa puasa tersebut adalah untuk menunaikan kewajiban bulan Ramadhan. Sementara untuk puasa qadha (mengganti puasa yang terlewat), niat harus menyebutkan bahwa puasa tersebut untuk mengganti puasa Ramadhan yang pernah ditinggalkan.
Puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, puasa Arafah, atau puasa Asyura memiliki niat yang berbeda dan tidak boleh dicampuradukkan dengan niat puasa wajib. Niat puasa sunnah umumnya lebih sederhana dan menyebutkan jenis puasa sunnah yang dijalankan.
Menurut kitab Fiqh al-Sunnah karya Sayyid Sabiq, perbedaan niat ini penting karena berkaitan dengan nilai pahala dan kewajiban yang harus dipenuhi. Puasa wajib yang diniatkan sebagai puasa sunnah tidak akan menggugurkan kewajiban, begitu pula sebaliknya.
Khusus untuk wanita yang sedang dalam kondisi tertentu seperti hamil atau menyusui, mereka dapat menggunakan niat puasa biasa namun dengan pemahaman bahwa mereka memiliki keringanan untuk tidak berpuasa jika kondisi kesehatan tidak memungkinkan.
FAQ
1. Kapan waktu yang tepat untuk membaca doa puasa? Doa puasa dibaca setelah sahur dan sebelum terbit fajar, paling lambat sebelum adzan subuh.
2. Apakah puasa sah jika lupa membaca niat? Tidak, puasa tidak sah jika tidak ada niat yang dibaca sebelum terbit fajar dan harus diganti di hari lain.
3. Bolehkah membaca niat puasa dalam bahasa Indonesia? Ya, niat puasa boleh dibaca dalam bahasa Indonesia, yang terpenting adalah keikhlasan niat dalam hati.
4. Apakah harus mengulang niat puasa setiap hari? Ya, niat puasa harus dibaca setiap hari sebelum memulai puasa karena setiap hari adalah ibadah yang terpisah.
5. Bagaimana jika salah membaca niat puasa? Jika masih sempat sebelum terbit fajar, dapat diulang dengan bacaan yang benar, namun jika sudah lewat fajar maka puasa tidak sah.
6. Apakah niat puasa harus diucapkan dengan suara keras? Tidak, niat puasa cukup dalam hati atau dengan suara pelan, yang penting adalah adanya niat yang jelas.
7. Bisakah menggunakan niat puasa yang sederhana untuk pemula? Ya, pemula dapat menggunakan niat sederhana seperti "Nawaitu shauma Ramadhana" yang artinya "Aku berniat puasa Ramadhan."