Liputan6.com, Jakarta Doa setelah berhubungan intim merupakan bagian dari adab Islami yang penting untuk diamalkan oleh setiap pasangan muslim. Dengan melafalkan doa ini, umat Islam diharapkan tidak kehilangan pahala dari aktivitas yang mubah ini, bahkan menjadikannya ladang pahala.
Mengutip buku Fikih Wanita Sepanjang Masa oleh Muiz Al Bantani, doa berhubungan suami istri dalam agama Islam ada tiga, yaitu sebelum melakukan, setelah keluar air mani, dan setelah selesai.
Membaca doa sesudah berhubungan intim juga menjadi salah satu bentuk syukur dan harapan akan keturunan yang saleh dan salehah. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (2/9/2025).
Bacaan Doa Sesudah Berhubungan Intim
Setelah selesai melakukan hubungan intim, seorang muslim dianjurkan untuk membaca doa sebagai bentuk syukur dan permohonan kepada Allah SWT. Doa ini dapat dibaca dalam hati seusai melakukan hubungan suami istri.
Berikut adalah bacaan doa sesudah berhubungan intim yang dikutip dari buku Fikih Wanita Sepanjang Masa oleh Muiz Al Bantani:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المْـَــاءِ بَشَـــرًا
Latin: Alhamdulillaahi dzdzii khalaqa minal maa i basyaraa
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan)."
Selain doa di atas, melafalkan kalimat alhamdulillah yang berarti "segala puji bagi Allah" juga dianjurkan sebagai bentuk rasa syukur.
Pentingnya Doa Sesudah Berhubungan Intim
Doa sesudah berhubungan intim memiliki kedudukan yang penting dalam Islam. Ini bukan hanya sebagai ritual semata, melainkan sebagai wujud kesadaran spiritual dan pengharapan kepada Sang Pencipta.
Aktivitas ini meskipun bersifat pribadi, tetap dianjurkan untuk diakhiri dengan doa sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Dengan berdoa, pasangan suami istri mengakui bahwa setiap aspek kehidupan, termasuk keintiman, berada dalam pengawasan dan karunia-Nya.
Selain sebagai ungkapan syukur, doa setelah berhubungan intim juga berfungsi sebagai permohonan agar hasil dari hubungan tersebut, jika dikaruniai keturunan, adalah keturunan yang baik dan saleh. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, serta melahirkan generasi penerus yang berkualitas.
Lebih lanjut, membaca doa sesudah berhubungan juga merupakan upaya untuk menjaga keberkahan dalam rumah tangga. Dalam pandangan Islam, keintiman antara suami dan istri adalah ikatan suci yang harus dijaga kesuciannya. Ini juga menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sejati datang dari ketaatan kepada ajaran agama.
Pengertian Mandi Wajib (Mandi Junub)
Selain berdoa, setelah berhubungan intim, suami istri juga harus melakukan mandi wajib atau sering disebut mandi junub. Ini adalah adalah mandi yang diwajibkan dalam agama Islam untuk membersihkan diri dari hadas besar. Hadas besar adalah kondisi tidak suci yang menghalangi seseorang untuk melakukan ibadah tertentu seperti salat, membaca Al-Qur'an, atau tawaf.
Kondisi hadas besar ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah setelah melakukan hubungan intim suami-istri, baik keluar mani maupun tidak. Mengutip buku Pendidikan Islam Informal oleh Dra. Romlah M.Pd.I, setelah melakukan hubungan suami istri, umat Islam diwajibkan mandi junub untuk menyucikan diri dari hadas besar sehingga bisa beribadah kembali.
Mandi wajib berbeda dengan mandi biasa karena memiliki tata cara dan niat khusus yang harus dipenuhi agar sah secara syariat. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kesucian diri seorang muslim sehingga ia dapat kembali melaksanakan ibadah-ibadah yang membutuhkan keadaan suci. Kewajiban mandi junub ini merupakan bagian integral dari thaharah (bersuci) dalam Islam, yang sangat ditekankan untuk menjaga kebersihan fisik dan spiritual umatnya.
Niat Mandi Wajib Setelah Berhubungan Intim
Niat merupakan rukun pertama dalam mandi wajib yang harus dilafalkan atau diucapkan dalam hati. Niat ini membedakan mandi wajib dari mandi biasa dan menjadi penentu sah atau tidaknya ibadah penyucian diri tersebut.
Berikut adalah lafal niat mandi wajib setelah berhubungan intim yang dikutip dari buku Praktis Panduan Sholat Wajib-Sunnah oleh Abu Skahi:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhol lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah."
Menurut madzhab Syafi'i, niat ini dibaca bersamaan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh.
Doa Setelah Mandi Wajib
Setelah selesai melaksanakan mandi wajib, disunnahkan untuk membaca doa sebagai penyempurna ibadah. Doa ini mirip dengan doa setelah berwudhu, yang menunjukkan kesempurnaan proses penyucian diri.
Berikut adalah bacaan doa setelah mandi wajib yang dikutip dari buku Praktis Mandi Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab oleh Isnan Ansori, Lc., MA:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
Latin: Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma-jalni minattawwabina, waj-alni minal-mutathahirrina
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusanNya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu mensucikan diri."
Tata Cara Mandi Wajib Sesuai Sunnah
Tata cara mandi wajib telah dijelaskan dalam beberapa hadis Rasulullah SAW, yang menjadi panduan bagi umat Islam. Melaksanakan mandi wajib sesuai sunnah adalah bentuk ketaatan dan upaya untuk mendapatkan kesucian yang sempurna.
Berdasarkan beberapa hadist, berikut adalah urutan tata cara mandi wajib:
- Masuk kamar mandi dengan menutup kepala dan menggunakan alas kaki, dianjurkan mendahulukan kaki kiri.
- Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.
- Mencuci kemaluan dengan tangan kiri hingga bersih.
- Berwudhu seperti hendak melaksanakan salat.
- Mulai mandi wajib dengan membasahi kepala sampai pangkal rambut sebanyak tiga kali sembari menggosok kepala dengan jari-jari.
- Menyiram air ke seluruh tubuh, dimulai dari bagian kanan lalu ke kiri.
- Membersihkan area-area lipatan seperti ketiak, telinga bagian dalam, pusar, dan jari-jari kaki.
- Menggosok semua bagian tubuh untuk memastikan air merata.
- Setelah selesai mandi, mencuci kedua kaki jika belum dicuci saat berwudhu.
- Mengeringkan tubuh dengan handuk bersih.
Penyebab Lain yang Mewajibkan Mandi Junub
Selain berhubungan intim, ada beberapa kondisi lain yang juga mewajibkan seseorang untuk mandi junub agar dapat kembali dalam keadaan suci dan bisa melaksanakan ibadah. Kondisi-kondisi ini merupakan hadas besar yang harus dihilangkan dengan mandi wajib.
Berikut adalah penyebab-penyebab yang mewajibkan mandi junub:
- Keluarnya Mani: Apabila seorang muslim mengeluarkan mani, baik karena syahwat (misalnya mimpi basah) atau sebab lainnya, ia diwajibkan untuk mandi wajib. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW dalam HR. Muslim.
- Berhubungan Suami Istri: Seperti yang telah dibahas, hubungan intim suami istri, baik mengeluarkan mani atau tidak, mewajibkan pelakunya untuk mandi wajib. Ini ditegaskan dalam HR. Bukhari dari Abi Hurairah RA.
- Berhenti Haid dan Nifas: Perempuan yang telah selesai masa haid (menstruasi) dan nifas (darah setelah melahirkan) diwajibkan untuk mandi wajib sebelum dapat kembali beribadah.
- Meninggal dalam Keadaan Muslim: Bagi orang yang meninggal dunia dalam keadaan muslim, maka orang yang hidup wajib memandikannya sebagai bagian dari proses pengurusan jenazah.
Bolehkah Menunda Mandi Wajib?
Dalam beberapa kondisi, seseorang mungkin perlu menunda pelaksanaan mandi wajib misalnya karena cuaca yang sangat dingin, kesibukan, atau alasan lain yang mendesak. Menurut syariat Islam, menunda mandi junub tidak serta merta dilarang, namun ada batasan dan anjuran yang perlu diperhatikan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bertemu dengannya dalam keadaan junub, dan Nabi SAW bersabda, "Subhanallah, sungguh orang mukmin itu tidak najis." (Muttafaqun 'alaih). Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang junub tidak langsung menjadi najis dan boleh berinteraksi, meskipun dianjurkan untuk segera bersuci.
Kementerian Agama RI juga menjelaskan bahwa menunda mandi junub diperbolehkan, asalkan tidak sampai melewati waktu salat. Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Fathul Bari fii Syarhi Sahih al-Bukhari menyatakan, "Sungguh orang junub boleh mengakhirkan mandi junubnya selama waktu shalat tidak hampir habis baginya."
Meskipun demikian, sangat dianjurkan untuk segera melaksanakan mandi wajib agar dapat kembali beribadah seperti salat. Menunda mandi wajib hingga waktu salat habis hukumnya adalah dosa, karena akan menyebabkan seseorang meninggalkan kewajiban salat. Oleh karena itu, jika seseorang bangun dalam keadaan junub mendekati akhir waktu salat, ia wajib segera mandi dan melaksanakan salat agar tidak terlewat.
Daftar Sumber
- Al-Bantani, Muiz. (2019). Fikih Wanita Sepanjang Masa. Tangerang: Penerbit Mulia.
- Ansory, Isnan Lc., MA. (2018). Praktis Mandi Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing.
- Romlah, Dra. (2012). Pendidikan Islam Informal. Penerbit: Harakindo. ISBN: 978-602-1689-78-3
- Kementerian Agama Republik Indonesia. 2023. "Bolehkah Orang Junub Menunda Mandi Wajib?". Kemenag.go.id.
FAQ
1. Apa hukum membaca doa sesudah berhubungan intim?Membaca doa sesudah berhubungan intim hukumnya dianjurkan (sunnah) dalam Islam.
2. Mengapa penting membaca doa sesudah berhubungan intim?Penting untuk mendapatkan pahala, keberkahan, dan memohon keturunan yang baik.
3. Kapan waktu yang tepat membaca doa sesudah berhubungan intim?Doa dapat dibaca dalam hati segera setelah selesai berhubungan intim.
4. Apakah mandi wajib harus segera dilakukan setelah berhubungan intim?Tidak harus segera, namun dianjurkan untuk segera dilakukan sebelum waktu salat habis.
5. Apa saja penyebab seseorang wajib mandi junub?Penyebabnya antara lain keluar mani, berhubungan intim, selesai haid/nifas, dan meninggal dunia dalam keadaan muslim.
6. Apakah boleh beraktivitas sebelum mandi junub?Boleh, asalkan tidak melakukan ibadah yang membutuhkan kesucian dari hadas besar dan tidak menunda hingga waktu salat habis.
7. Apakah ada doa khusus setelah mandi wajib?Ya, ada doa setelah mandi wajib yang disunnahkan, mirip dengan doa setelah berwudhu.