Liputan6.com, Jakarta - Hari Kiamat adalah sebuah realitas yang pasti akan terjadi, menandai berakhirnya kehidupan dunia dan dimulainya kehidupan abadi. Salah satu gambaran paling menyedihkan adalah penyesalan orang kafir di hari kiamat, sebuah penyesalan yang tiada tara dan tak lagi berguna.
Mereka akan menyadari betapa sia-sianya kehidupan yang telah mereka jalani tanpa iman dan ketaatan kepada Sang Pencipta. Penyesalan ini bukan hanya sekadar rasa kecewa, melainkan sebuah penderitaan batin.
Menurut Ipnu R. Noegroho dalam bukunya Dasar-Dasar Memahami Iman, Islam, dan Ihsan yang terbit pada tahun 2019, orang-orang yang ingkar akan sangat menyesali kekafiran mereka di dunia. Mereka akan meratapi segala perbuatan maksiat dan pengabaian terhadap perintah Allah, serta pelanggaran terhadap larangan-Nya.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Sabtu (11/10/2025).
Penyesalan Orang Kafir di Hari Kiamat
Pada Hari Kiamat, penyesalan orang kafir di hari kiamat akan mencapai puncaknya, sebuah kondisi yang digambarkan sebagai "Yaumul Hasrah" atau hari penyesalan yang sangat mendalam. Ini adalah hari di mana segala perkara telah diputuskan, dan tidak ada lagi kesempatan untuk kembali atau memperbaiki kesalahan.
Penyesalan ini jauh melampaui segala bentuk penyesalan yang pernah dirasakan manusia selama hidup di dunia, karena melibatkan konsekuensi kekal yang tidak dapat diubah.
Ibnu ‘Asyur, seorang ulama tafsir terkemuka, menjelaskan bahwa Al-Hasrah merujuk pada penyesalan yang begitu besar hingga menyebabkan kesedihan yang sangat mendalam.
Penyesalan ini muncul ketika mereka melihat neraka Jahanam di hadapan mereka, menyadari bahwa semua usaha dan perbuatan mereka di dunia ternyata sia-sia belaka. Mereka akan menangis tersedu-sedu, meratapi pilihan hidup yang telah mereka ambil, yaitu tidak mengikuti perintah Allah dan melanggar larangan-Nya.
Seperti yang dijelaskan oleh Abu Fatiah al-Adnani dalam bukunya Fitnah & Petaka Akhir Zaman (2007), penyesalan di akhirat jauh lebih besar daripada penyesalan di dunia, karena pada hari itu, segala perkara telah diputuskan dan tidak ada lagi ruang untuk perbaikan.
Allah berfirman dalam QS. Maryam: 39, "Dan berilah mereka peringatan tentang Yaumul Hasrah, (yaitu) ketika segala perkara telah diputuskan. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman." Ini menegaskan betapa fatalnya kelalaian mereka di dunia.
Mengapa Penyesalan Itu Begitu Mendalam?
Kedalaman penyesalan orang kafir di hari kiamat bersumber dari kesadaran penuh akan kesalahan fatal yang mereka lakukan selama hidup di dunia. Mereka akan melihat dengan jelas konsekuensi dari kesyirikan, kekufuran, dan pendustaan terhadap para rasul yang telah diutus.
Penyesalan ini digambarkan dalam Al-Qur'an sebagai tindakan menggigit kedua tangan, sebuah ekspresi keputusasaan dan kesedihan yang luar biasa.
Menurut penjelasan dalam Taisir Al-Karimi Ar-Rahman, orang-orang yang berbuat zalim dengan kesyirikan, kekufuran, dan pendustaan terhadap Rasul akan sangat menyesal, meratapi, dan sangat bersedih atas perbuatan mereka di dunia.
Jika di dunia seseorang menggigit jemarinya saat menyesal, di akhirat mereka menggigit seluruh tangannya, menunjukkan tingkat penyesalan yang jauh lebih parah. Mereka akan menyadari bahwa mereka telah menolak kebenaran yang jelas dan memilih jalan kesesatan, yang kini berujung pada azab yang kekal.
Penyesalan ini juga diperparah dengan kenyataan bahwa tidak ada lagi teman setia atau pemberi syafaat yang dapat menolong mereka.
Mereka akan berlarian mencari pertolongan, namun semua upaya itu sia-sia. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan bahwa orang-orang zalim tidak akan memiliki teman setia seorang pun, dan tidak ada pemberi syafaat yang diterima syafaatnya pada hari itu, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Mu'min: 18.
Harapan yang Sia-Sia Orang Kafir
Salah satu bentuk penyesalan orang kafir di hari kiamat yang paling menyakitkan adalah keinginan mereka yang sia-sia untuk kembali ke dunia atau bahkan berharap menjadi tanah.
Ketika azab datang dan mereka menyaksikan neraka Jahanam, orang-orang zalim akan memohon kepada Allah agar diberi kesempatan kembali ke dunia, meskipun hanya sebentar. Mereka berjanji akan mematuhi seruan Allah dan mengikuti para rasul jika diberi kesempatan kedua.
Ath-Thabari, dalam Tafsir Ath-Thabari, menjelaskan bahwa orang-orang zalim yang kafir terhadap Rabb mereka akan memohon penangguhan azab dan kesempatan untuk kembali ke dunia agar dapat beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Mereka juga berjanji akan membenarkan dan mengikuti ajaran para rasul.
Namun, permohonan ini akan ditolak, karena waktu untuk bertaubat dan beriman telah berakhir. Mereka akan diingatkan bahwa dahulu di dunia mereka bersumpah tidak akan beralih dari kehidupan duniawi, seperti yang termaktub dalam QS. Ibrahim: 44.
Lebih jauh lagi, orang kafir akan berharap seandainya mereka hanyalah tanah, bukan makhluk yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Harapan ini muncul saat mereka menyaksikan azab Allah dan melihat catatan perbuatan buruk mereka.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa harapan ini bisa muncul karena mereka melihat peradilan Allah terhadap hewan-hewan, di mana hewan yang tidak bertanduk dibalas atas perlakuan hewan bertanduk. Setelah peradilan, hewan-hewan itu diperintahkan menjadi tanah. Melihat hal ini, orang kafir berharap mereka juga bisa menjadi tanah, menghindari azab yang menanti, sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Naba: 40.
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan penyesalan orang kafir di Hari Kiamat?
Penyesalan orang kafir adalah kesadaran mendalam atas kesalahan mereka yang menolak iman dan perintah Allah, saat semua sudah terlambat untuk diperbaiki.
2. Mengapa penyesalan orang kafir begitu mendalam?
Karena mereka menyadari kekufuran dan maksiatnya telah mengantarkan pada azab kekal tanpa kesempatan untuk kembali atau bertaubat.
3. Apa bentuk penyesalan mereka di akhirat?
Mereka menggigit tangan karena menyesal, menangis tersedu-sedu, dan berharap bisa kembali ke dunia atau menjadi tanah agar terhindar dari azab.
4. Apakah hanya orang kafir yang menyesal di Hari Kiamat?
Tidak. Semua manusia akan menyesal, namun penyesalan orang beriman bersifat ringan—karena merasa kurang beramal—sedangkan penyesalan orang kafir bersifat abadi.
5. Apa pelajaran penting dari penyesalan ini bagi manusia di dunia?
Penyesalan di akhirat tidak berguna. Karena itu, iman, ketaatan, dan amal saleh harus dilakukan selama hidup di dunia sebelum waktu berakhir.

                        3 weeks ago
                                23
                    :strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4830372/original/038035000_1715592365-quran-being-held-hands-close-up.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4262146/original/085381500_1671090332-pexels-alena-darmel-8164382.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401581/original/012152300_1762216664-ular_oiton.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401601/original/001087400_1762219862-Mengeluarkan_uang_dari_dompet.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313792/original/040263100_1755055409-images__58_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3343034/original/050137400_1610018331-asian-muslim-woman-praying_8595-14770.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1316154/original/029416400_1471011949-IMG_20160812_080042.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939593/original/027085900_1725806729-Imam_an-Nawawi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3433076/original/095580500_1618813744-close-up-islamic-new-year-with-quran-book_23-2148611710__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401335/original/050061800_1762163848-Sholawat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4588921/original/076033400_1695712009-muhammad-7571024_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5003571/original/099304000_1731479241-jin-adalah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2593228/original/008517700_1546693457-20180105-Cicak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3119457/original/075717600_1588607022-shutterstock_650518888.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5095573/original/012538800_1736934827-pexels-helloaesthe-15707485.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393639/original/014086000_1761564726-76bfeb1a-9ad5-49ad-bbf0-2bbfba586a46.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3098127/original/085622900_1586415856-photo-of-a-person-kneeling-in-front-of-book-2608353__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5165346/original/086610700_1742183992-cd9e6f09dddc797bbc48fde0b17ab2f2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5395424/original/066921600_1761708920-doa_nurbuat.jpg)





























