Liputan6.com, Jakarta - Surat yang tidak ada bismillah menjadi salah satu pembahasan menarik dalam kajian Al-Qur’an. Dari 114 surat yang ada, hanya satu surat yang tidak diawali dengan lafaz tersebut, yaitu Surat At-Taubah atau dikenal juga dengan sebutan Surat Bara’ah. Keunikan ini membuat para ulama, ahli tafsir, hingga umat Islam terus memperbincangkan alasan di baliknya.
Surat yang tidak ada bismillah itu adalah surat ke-9 dalam Al-Qur’an. Tidak seperti surat lain yang dibuka dengan "Bismillahirrahmanirrahim," surat ini langsung dimulai dengan pernyataan tegas tentang pemutusan perjanjian dengan kaum musyrikin.
Alasan utama tidak adanya bismillah di awal surat ini berkaitan dengan konteks turunnya wahyu. Surat At-Taubah diturunkan dalam suasana perang dan penuh ancaman terhadap pihak yang melanggar perjanjian. Karena itu, kalimat yang identik dengan kasih sayang dianggap tidak tepat disandingkan.
Selain itu, dalam tradisi Arab jahiliyah, surat pemutusan hubungan atau perjanjian memang tidak menggunakan basmalah. Hal inilah yang kemudian dijadikan rujukan umat Islam pada masa itu, sehingga penulisan Surat At-Taubah tanpa basmalah dianggap konsisten.
bacajuga:Baca Juga](6149590 6147488 6152316)
Konteks Turunnya Surat At-Taubah
Menurut riwayat, Surat At-Taubah turun setelah Nabi Muhammad SAW kembali dari Perang Tabuk. Surat ini menegaskan sikap tegas kaum Muslim terhadap pihak musyrik yang kerap mengingkari perjanjian damai.
Karena isinya penuh dengan peringatan dan ancaman, para sahabat memahami bahwa bismillah yang penuh kelembutan tidak selaras dengan pesan yang hendak disampaikan.
Sebagian ulama juga menilai bahwa surat ini merupakan lanjutan dari Surat Al-Anfal. Hal ini diperkuat dengan tidak adanya pemisah basmalah di antara keduanya, seakan-akan keduanya adalah satu kesatuan.
Namun, ada pula pendapat lain yang menyebutkan bahwa tidak adanya basmalah merupakan wahyu langsung dari Allah, sebagaimana disampaikan Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW.
Pandangan Para Ulama Tafsir
Kitab Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur karya Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy menyebutkan bahwa surat ini dinamakan At-Taubah karena banyak memuat perintah bertaubat. Sementara itu, nama lain Bara’ah dipakai karena sifat suratnya yang memutuskan hubungan dengan kaum musyrik.
Hamka dalam Tafsir Al-Azhar juga menegaskan bahwa bismillah adalah simbol rahmat dan kedamaian. Maka, sangat tidak tepat jika dicantumkan di awal surat yang isinya berupa ancaman keras.
Dalam Tafsir al-Qurtuby, disebutkan riwayat yang menjelaskan bahwa para sahabat memang tidak pernah menuliskan basmalah di awal surat ini, karena Rasulullah SAW pun tidak menyampaikannya bersama wahyu tersebut.
Sementara dalam kitab Al-Lubab fi Tafsir al-Istiadzah wa al-Basmalah, disebutkan bahwa tidak adanya basmalah justru menjadi penegas makna surat ini sebagai pemutus keamanan bagi kaum yang berkhianat.
Kandungan utama Surat At-Taubah mencakup aturan mengenai perjanjian damai, larangan kaum musyrik untuk berhaji ke Baitullah, kewajiban jihad, serta pembahasan tentang orang-orang munafik.
Apa Makna di Balik Tak Ada Basmalah?
Ayat-ayatnya juga menyinggung prinsip dasar kedaulatan Islam pada masa itu. Bahkan, dalam surat ini pula, umat Islam diperintahkan untuk tidak lagi menaruh kepercayaan pada kaum yang berkali-kali melanggar komitmen.
Selain itu, surat ini juga membentuk identitas umat Islam ketika menghadapi ancaman besar, terutama ketika Nabi Muhammad SAW memimpin umat menuju pertempuran melawan bangsa Romawi.
Menariknya, meskipun tidak ada basmalah, jumlah lafaz tersebut di dalam Al-Qur’an tetap genap 114 kali. Jumlah ini sama dengan jumlah surat, karena basmalah tambahan terdapat di Surat An-Naml ayat 30.
Kitab-kitab klasik seperti Tafsir al-Kasysyaf turut menyinggung fenomena ini. Diceritakan ada seseorang yang bertanya kepada Ibnu Uyainah mengenai alasan tidak adanya basmalah pada Surat At-Taubah. Ia menjawab bahwa Allah adalah simbol keamanan, sehingga basmalah tidak ditulis pada surat yang justru mencabut keamanan dari kaum musyrik.
Beberapa ulama lain berpendapat bahwa ketidakhadiran basmalah menjadi lambang tegasnya sikap Islam terhadap kaum yang mengkhianati perjanjian. Dengan demikian, surat ini menjadi pesan keras sekaligus pelajaran penting bagi umat.
Apakah Ini Sebuah Kekurangan?
Tidak adanya basmalah juga diyakini sebagai bentuk kesepakatan para sahabat Nabi. Mereka menuliskan mushaf sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah SAW, termasuk tidak menambahkan sesuatu yang memang tidak diturunkan bersamanya.
Bahkan, Imam Syafi’i dalam sebagian riwayat disebutkan menekankan bahwa membaca basmalah di awal Surat At-Taubah hukumnya makruh. Hal ini berbeda dengan surat lain yang disunahkan dimulai dengan basmalah.
Beberapa literatur modern juga menyinggung aspek numerik dalam Al-Qur’an. Misalnya, Iskandar Ag. Soemabrata dalam bukunya "Pesan-Pesan Numerik Al-Qur’an" menegaskan bahwa keberadaan basmalah yang tetap berjumlah 114 adalah simbol keteraturan ilahi.
Dengan demikian, ketidakhadiran basmalah di Surat At-Taubah bukanlah kekurangan, melainkan bagian dari keutuhan struktur Al-Qur’an itu sendiri.
Surat At-Taubah juga dikenal sebagai surat yang tidak kompromi terhadap kaum munafik. Hal ini menjadi pelajaran bahwa umat Islam harus berhati-hati terhadap kelompok yang berpura-pura beriman, namun sebenarnya merusak dari dalam.
Keseluruhan isi surat ini, baik tentang jihad, perjanjian, maupun taubat, menjadikan Surat At-Taubah unik dibanding surat lain. Keunikan itu semakin kuat karena statusnya sebagai surat yang tidak ada bismillah.
Pada akhirnya, surat yang tidak ada bismillah bukanlah kekurangan, melainkan justru menunjukkan hikmah besar. Allah menegaskan bahwa setiap ayat Al-Qur’an diturunkan dengan maksud tertentu, termasuk dalam hal tidak mencantumkan basmalah pada surat ini.
Daftar Sumber:
Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur – Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy
Tafsir Al-Azhar – Hamka
Tafsir al-Qurtuby
Tafsir al-Kasysyaf
Al-Lubab fi Tafsir al-Istiadzah wa al-Basmalah wa Fatihah
100 Masalah Agama – M. Sjafi’i Hadzami
Pesan-Pesan Numerik Al-Qur’an – Iskandar Ag. Soemabrata
People Also Talk
1. Mengapa Surat At-Taubah tidak diawali dengan bismillah?Karena turun dalam konteks perang dan pemutusan perjanjian, sehingga lafaz kasih sayang dianggap tidak sesuai.
2. Apakah Surat At-Taubah lanjutan dari Surat Al-Anfal?Sebagian ulama berpendapat iya, karena keduanya tidak dipisahkan dengan basmalah.
3. Berapa jumlah basmalah dalam Al-Qur’an?Tetap 114 kali, sama dengan jumlah surat, karena ada basmalah tambahan di Surat An-Naml ayat 30.
4. Apakah boleh membaca bismillah sebelum Surat At-Taubah?Menurut banyak ulama, hukumnya makruh, karena Rasulullah SAW tidak mencontohkannya.
5. Apa kandungan utama Surat At-Taubah?Tentang pemutusan perjanjian dengan kaum musyrikin, kewajiban jihad, pembahasan munafik, dan seruan untuk bertaubat.