Liputan6.com, Jakarta - Nabi yang ditelan paus adalah Nabi Yunus AS, seorang nabi utusan Allah SWT yang diabadikan kisahnya dalam Al-Qur'an. Cerita ini bukan hanya menyentuh, tetapi sarat makna dan pelajaran spiritual yang relevan hingga kini. Saat menghadapi penolakan dari kaumnya, Nabi Yunus memilih pergi dan akhirnya mengalami ujian besar: ditelan oleh ikan paus di tengah laut.
Nabi yang ditelan paus ini kemudian memanjatkan doa penuh penyesalan di dalam perut ikan tersebut. Doa itu dikenal luas dan diabadikan dalam Surah Al-Anbiya ayat 87: لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ “Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin.” Allah pun mengampuni kesalahannya dan menyelamatkannya dari kegelapan laut.
Nabi Yunus ditugaskan untuk berdakwah kepada penduduk kota Ninawa (Nineveh). Mereka dikenal sebagai kaum yang ingkar dan menolak ajaran tauhid yang dibawa olehnya. Meskipun beliau berdakwah dengan sabar, kaumnya tetap menolak dan bahkan mencemoohnya.
Karena merasa putus asa, Nabi Yunus pergi meninggalkan kaumnya tanpa menunggu izin dari Allah. Tindakan ini dianggap sebagai kekhilafan karena seorang nabi tidak boleh meninggalkan tugasnya sebelum diperintah. Inilah awal dari ujian besar yang Allah siapkan untuknya.
Penyesalan Nabi Yunus AS dan Kekuasaan Allah SWT
Setelah meninggalkan kaumnya, Nabi Yunus menaiki sebuah kapal. Di tengah perjalanan, kapal tersebut diterjang badai besar. Penumpang kapal mengadakan undian untuk meringankan beban, dan nama Nabi Yunus keluar. Ia pun dilempar ke laut dan langsung ditelan oleh seekor ikan paus besar.
Dalam perut ikan paus yang gelap dan sempit, Nabi Yunus menyadari kesalahannya. Ia segera bertaubat dan memanjatkan doa yang hingga kini dikenal sebagai zikir mustajab: “Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin.” (QS. Al-Anbiya: 87).
Doa ini bukan hanya menunjukkan permohonan ampun, tetapi juga pengakuan atas keagungan dan kesucian Allah SWT. Dalam tafsir Tafsir Al-Mizan dan Fi Zilal Al-Qur'an, doa ini dipahami sebagai bentuk kesadaran total bahwa segala urusan hanya di tangan Allah.
Menurut buku Nabi Yunus Ditelan Ikan Paus karya Ristyanti Nugraheni, fase ini adalah titik balik spiritual Nabi Yunus. Ia menunjukkan bahwa dalam kondisi paling sulit sekalipun, Allah tetap menjadi satu-satunya tempat bergantung.
Selamat, dan Kembali Berdakwah
Allah SWT menerima taubat Nabi Yunus. Dalam Surah Ash-Shaffat ayat 142 disebutkan bahwa paus itu menelannya dan kemudian, atas perintah Allah, memuntahkannya ke daratan yang tandus. Nabi Yunus pun selamat.
Dalam beberapa tafsir, disebutkan bahwa tubuh Nabi Yunus lemah dan terluka akibat berada dalam perut paus. Allah pun menumbuhkan pohon labu (yaqtin) untuk menaungi dan menyembuhkan tubuhnya. Setelah pulih, Nabi Yunus kembali ke kaumnya.
Saat kembali, ia mendapati bahwa kaumnya telah bertaubat dan beriman kepada Allah. Ini menjadi bukti bahwa dakwah yang awalnya ditolak bisa diterima bila dilandasi ketulusan dan waktu yang tepat. Buku SERI INSAN PILIHAN: KISAH NABI YUNUS juga mengajarkan nilai dakwah yang tidak boleh ditinggalkan meskipun menghadapi penolakan.
Dalam Surah As-Shaffat ayat 147–148 disebutkan bahwa Allah mengutus Nabi Yunus kembali kepada lebih dari 100.000 orang, dan mereka pun beriman, sehingga Allah tidak menurunkan azab kepada mereka.
Berikut Keutamaan Doa Nabi Yunus AS
Doa Nabi Yunus tidak hanya menjadi tonggak penting dalam kisahnya, tetapi juga menjadi zikir yang dianjurkan untuk dibaca oleh siapa pun yang sedang mengalami kesulitan atau musibah. Doa ini diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai bagian dari wirid harian.
Menurut Jurnal AL-IKLIL: Jurnal Dirasah Al-Qur'an dan Tafsir, doa ini memiliki struktur linguistik yang kuat sebagai bentuk pengakuan dosa, tauhid, dan pemuliaan terhadap Allah. Ia menjadi contoh terbaik dari doa yang tulus dan efektif.
Di banyak buku tafsir dan kajian Al-Qur’an, seperti Tafsir Al-Muyassar dan Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa doa Nabi Yunus memiliki keutamaan karena dikabulkan di tengah kondisi yang sangat genting: kesendirian, kegelapan, dan tekanan fisik serta psikologis.
Salah satu pelajaran penting dari doa ini adalah bahwa mengakui kesalahan dan kembali kepada Allah adalah langkah pertama dalam mendapatkan pertolongan. Ini adalah sikap yang harus dimiliki setiap Muslim saat menghadapi cobaan.
Pelajaran Moral dari Kisah Nabi Yunus
Kisah Nabi Yunus mengajarkan bahwa tugas dakwah tidak boleh ditinggalkan meskipun menghadapi kesulitan. Ia juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pengampun bagi siapa pun yang bertaubat dengan sungguh-sungguh.
Kesabaran adalah pelajaran besar lainnya. Nabi Yunus sebelumnya terburu-buru meninggalkan kaumnya, tetapi Allah mengajarkannya bahwa waktu dan kehendak-Nya adalah yang terbaik. Setelah pengalaman dalam perut paus, Nabi Yunus menjadi lebih matang dalam menyampaikan risalah.
Kisah ini juga memperlihatkan bahwa Allah memberi kesempatan kedua bagi hamba-Nya. Tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni jika dilakukan dengan taubat yang sebenar-benarnya.
Nabi yang ditelan paus ini menjadi simbol harapan. Doanya menjadi pelita bagi umat Islam yang tengah dalam keadaan terpuruk. Jika Nabi Yunus bisa selamat dari perut paus, maka setiap manusia bisa selamat dari “gelap” hidupnya dengan kembali kepada Allah.
Doa Nabi Yunus pun menjadi bagian dari banyak amalan dzikir pagi dan petang, sebagai simbol bahwa pengakuan atas kesalahan dan pengharapan kepada Allah selalu relevan di setiap zaman.
Nabi yang ditelan paus, Nabi Yunus AS, telah menunjukkan jalan pulang bagi siapa pun yang tersesat. Dengan doa, taubat, dan kesabaran, Allah akan membukakan jalan keluar dari kegelapan apa pun.
Daftar Sumber:
Al-Qur’an: Surah Al-Anbiya ayat 87,
Surah Ash-Shaffat ayat 139–148Tafsir Al-Muyassar,
Tafsir Al-Mizan, Tafsir Fi Zilal Al-Qur'an
Buku: Nabi Yunus Ditelan Ikan Paus oleh Ristyanti Nugraheni
Buku: SERI INSAN PILIHAN: KISAH NABI YUNUS – CV Tirta Buana Media
Jurnal: AL-IKLIL: Jurnal Dirasah Al-Qur'an dan Tafsir
Jurnal: al-Afkar, Journal for Islamic Studies – Kajian Kisah Nabi Yunus
People Also Talk
1. Siapa nama nabi yang ditelan ikan paus? Nabi Yunus AS, juga dikenal sebagai Zun Nun, adalah nabi yang ditelan ikan paus.
2. Apa doa Nabi Yunus saat dalam perut ikan paus? Doanya adalah: “Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin”, yang artinya: “Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”
3. Apa pelajaran utama dari kisah Nabi Yunus? Kesabaran, pentingnya taubat, dan bahwa Allah selalu memberi kesempatan kedua bagi hamba-Nya.
4. Apakah Nabi Yunus meninggal dalam perut ikan paus? Tidak. Nabi Yunus tetap hidup, berdoa, dan kemudian diselamatkan oleh Allah.
5. Apakah doa Nabi Yunus bisa diamalkan oleh umat Islam sekarang? Ya. Doa tersebut sangat dianjurkan dibaca saat menghadapi kesulitan atau musibah, sebagai bentuk pengakuan dan permohonan pertolongan kepada Allah SWT.