Kisah Qarun yang Serakah dan Kikir: Pelajaran Kekayaan yang Melalaikan

3 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Sosok Qarun dikenal sebagai individu yang sangat kaya raya, namun sifatnya yang serakah dan kikir membuatnya jauh dari rasa syukur.

Ia hidup di zaman Nabi Musa AS dan awalnya merupakan seorang yang miskin. Namun, setelah doanya dikabulkan Allah SWT, ia justru lupa diri dan menolak menunaikan kewajibannya.

Kekayaan yang dimilikinya justru menjadi sumber keangkuhan dan penolakan terhadap ajaran kebenaran.

Melansir dari sebuah penelitian, QARUN DALAM AL-QUR`AN (MENURUT TAFSIR AL-MARAGHI, AL-AZHAR DAN AL-MISBAH) oleh Lina Faridah (2023), kisah Qarun merupakan peringatan bagi kaum musyrikin Mekah yang menganggap bahwa kekayaan akan menyelamatkan mereka dari siksa.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (16/9/2025).

Mengenal Sosok di Balik Kekayaan Melimpah

Qarun adalah tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an, hidup pada masa Nabi Musa AS. Ia dikenal sebagai salah satu sepupu Nabi Musa, anak dari Yashar yang merupakan adik kandung ayah Nabi Musa, Imran.

Nasabnya dapat diurutkan sebagai Qarun bin Yashar bin Qahit/Quhas bin Lewi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, menunjukkan bahwa ia masih keturunan Nabi Ya'qub.

Sebelum menjadi hartawan yang bergelimang kekayaan, Qarun adalah sosok yang sangat miskin dan memiliki banyak anak. Ia bahkan pernah meminta Nabi Musa untuk mendoakannya agar diberikan harta benda, dan permintaan tersebut dikabulkan oleh Allah SWT. Ini menjadi titik balik dalam kehidupannya.

Qarun juga dikenal sebagai individu yang cerdas dan pandai berbisnis, bahkan disebut-sebut sebagai ahli kitab Taurat setelah Nabi Musa dan Harun.

Menurut Ensiklopedia Al-Qur'an dan Hadis per Tema yang diterbitkan oleh Alita Aksara Media (2019), Qarun adalah sepupu Nabi Musa AS. Kepandaiannya dalam ilmu agama dan bisnis membuatnya memiliki posisi yang cukup dihormati di kalangan Bani Israil.

Namun, kecerdasan dan kekayaan ini tidak diiringi dengan akhlak yang mulia. Justru menumbuhkan kesombongan dan kekikiran dalam dirinya. Yana Adam (Abu Alwi bin Nasrudin bin Sudir) dalam bukunya Rahasia Dahsyat di Balik Kata Syukur (2021) menyebutkan bahwa Qarun sering disebut dengan julukan 'Munawwir' karena keindahan suaranya dalam membaca kitab Taurat.

Kekayaan Qarun yang Melimpah Ruah dan Asal-usulnya

Kekayaan Qarun digambarkan sangat luar biasa, bahkan melebihi raja-raja pada masanya. Ia memiliki ribuan gudang harta yang penuh berisi emas dan perak. Saking banyaknya harta yang ia miliki, kunci-kunci gudang hartanya harus dipikul oleh beberapa orang yang kekar karena terlalu berat untuk dibawa oleh satu orang saja.

Harta melimpah ini diperoleh Qarun tidak hanya dari doa Nabi Musa, tetapi juga dari kepiawaiannya dalam berbisnis. Ia mengetahui trik investasi yang menguntungkan, serta jalur perdagangan internasional yang strategis. Ini menunjukkan kecerdasannya dalam mengelola keuangan.

Meskipun berkerabat dengan Nabi Musa, Qarun justru memihak Raja Fir'aun dan mendukung pemerintahannya. Hal ini semakin memperkuat posisinya dan memungkinkan ia mengumpulkan harta yang melimpah ruah.

Ensiklopedia Al-Qur'an dan Hadis per Tema (2019) mengisahkan bahwa Qarun sering mengambil harta dari Bani Israil yang lain dan memiliki ribuan gudang harta.

Kekayaan yang begitu besar ini justru menjadi ujian berat baginya. Alih-alih bersyukur dan menggunakan hartanya di jalan kebaikan, ia malah semakin terjerumus dalam keserakahan dan kekikiran.

Kesombongan dan Kekikiran Qarun

Kekayaan yang melimpah ruah membuat Qarun menjadi sombong dan kikir. Ia memamerkan hartanya dengan cara yang berlebihan, seringkali melewati kaum Bani Israil dengan pakaian mewah, diiringi oleh para pembantu dan budak. Sikap ini membuat banyak orang iri dan berangan-angan memiliki kekayaan seperti dirinya.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Qashash ayat 79:

"فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ فِيْ زِيْنَتِهٖ ۗقَالَ الَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا يٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ اُوْتِيَ قَارُوْنُۙ اِنَّهٗ لَذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ"

Yang artinya: "Maka, keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, "Andaikata kita mempunyai harta kekayaan seperti yang telah diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."

Ketika dinasihati untuk tidak bersikap berlebihan dan menunaikan zakat, Qarun menolak dengan angkuh. Ia beranggapan bahwa kekayaan yang dimilikinya semata-mata berasal dari ilmu dan usahanya sendiri, tanpa campur tangan Allah SWT.

Lina Faridah dalam tesisnya QARUN DALAM AL-QUR`AN (MENURUT TAFSIR AL-MARAGHI, AL-AZHAR DAN AL-MISBAH) (2023) menjelaskan bahwa Qarun menganggap harta dan ilmu yang ia miliki berasal dari usahanya sendiri.

Hal ini tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-Qashash ayat 78: "قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ اَوَلَمْ يَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَّاَكْثَرُ جَمْعًا ۗوَلَا يُسْـَٔلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ"

Artinya: "Dia (Qarun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta) itu semata-mata karena ilmu yang ada padaku." Tidakkah dia tahu bahwa sesungguhnya Allah telah membinasakan generasi sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Orang-orang yang durhaka itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka."

Peringatan dan Nasihat yang Diabaikan

Banyak orang saleh, termasuk Nabi Musa AS, telah mengingatkan Qarun agar tidak sombong dan kikir, serta menggunakan hartanya untuk kebaikan. Namun, Qarun mengabaikan semua nasihat tersebut. Ia merasa bahwa kekayaannya adalah hasil jerih payahnya sendiri dan tidak ada hubungannya dengan karunia Allah.

Bahkan, ketika Nabi Musa AS memanggilnya dan menegurnya, Qarun dengan congkak menjawab, "Hai Musa engkau merasa lebih mulia dengan gelar kenabian sementara aku lebih mulia darimu dengan harta kekayaan." Ini menunjukkan betapa butanya ia oleh harta.

Sikap keras kepala dan penolakannya terhadap kebenaran menunjukkan betapa harta telah membutakan hati dan akal sehatnya. Ia tidak hanya durhaka kepada Allah, tetapi juga berkhianat kepada Nabi Musa AS.

Menurut Qashash al-Anbiyaa' karya Ibnu Katsir (1981), Qarun bahkan menantang Nabi Musa untuk berdoa mengalahkan dirinya.

Lina Faridah dalam tesisnya (2023) juga menemukan bahwa Qarun tidak mau dinasihati dan kikir tidak mau membayar zakat kepada Nabi Musa. Ini adalah puncak dari kesombongan dan kekikirannya yang berujung pada azab.

Azab Allah SWT bagi Qarun dan Hartanya

Akibat kesombongan dan kekikirannya, Allah SWT menurunkan azab kepada Qarun. Ia dibenamkan ke dalam tanah bersama seluruh harta kekayaannya dan rumahnya. Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa Allah menurunkan gempa bumi yang dahsyat dan tanah longsor yang menelan Qarun.

Kisah ini tercatat dalam Al-Qur'an surat Al-Qashash ayat 81:

"فَخَسَفْنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ"

Artinya: "Lalu, Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri."

Tidak ada seorang pun dari keluarga, kerabat, teman, maupun pengikutnya yang mampu menyelamatkannya dari azab tersebut. Harta dan ilmu yang selama ini ia agung-agungkan justru menjadi malapetaka baginya.

Ensiklopedia Al-Qur'an dan Hadis per Tema (2019) menjelaskan bahwa Qarun diazab oleh Allah dengan dibenamkan ke dalam tanah dalam waktu semalam.

Tempat Qarun ditenggelamkan bersama hartanya bahkan diyakini menjadi Danau Qarun (Bahirah Qarun) di Mesir. Puing-puing istananya juga diyakini berada di daerah Al-Fayyum, Mesir, menjadi saksi bisu kehancuran akibat keserakahan dan kekikiran.

Hikmah dan Pelajaran dari Kisah Qarun

Kisah Qarun yang serakah dan kikir mengandung banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi umat manusia. Salah satu pelajaran utamanya adalah bahwa kekayaan dan ilmu pengetahuan, jika tidak diiringi dengan rasa syukur dan ketaatan kepada Allah, dapat menjadi sumber kehancuran.

Melihat apa yang menimpa Qarun, orang-orang yang tadinya iri dan berangan-angan memiliki kekayaan seperti dirinya kemudian menjadi semakin beriman dan memperbanyak kesabaran. Mereka menyadari bahwa rezeki adalah hak prerogatif Allah, yang melapangkan atau menyempitkan rezeki bagi hamba-Nya sesuai kehendak-Nya.

Hal ini tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-Qashash ayat 82:

"وَاَصْبَحَ الَّذِيْنَ تَمَنَّوْا مَكَانَهٗ بِالْاَمْسِ يَقُوْلُوْنَ وَيْكَاَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُۚ لَوْلَآ اَنْ مَّنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۗوَيْكَاَنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْكٰفِرُوْنَ"

Artinya: "Orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Qarun) itu berkata, "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari para hamba-Nya dan Dia (juga) yang menyempitkan (rezeki bagi mereka). Seandainya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah tidak akan beruntung orang-orang yang ingkar (terhadap nikmat)."

Kisah ini mengajarkan pentingnya tawadhu (rendah hati), bersyukur, dan menggunakan harta di jalan Allah. Kekayaan hanyalah titipan yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Rofi Azizah dalam tesisnya ANALISIS KISAH QARUN DALAM AL-QUR'AN (2023) menegaskan bahwa kisah Qarun menjadi peringatan untuk tidak terjebak dalam nafsu dan kesombongan, serta untuk selalu bersyukur atas segala nikmat.

FAQ

1. Siapakah Qarun dalam Islam?

Qarun adalah sepupu Nabi Musa AS yang awalnya miskin, lalu menjadi sangat kaya raya namun sombong dan kikir.

2. Dari mana asal kekayaan Qarun?

Kekayaannya berasal dari doa Nabi Musa yang dikabulkan Allah serta kepiawaiannya dalam berbisnis dan berdagang.

3. Mengapa Qarun menjadi sombong?

Ia merasa bahwa harta yang dimilikinya murni hasil ilmu dan usahanya sendiri, tanpa mengakui karunia Allah.

4. Bagaimana sikap Qarun terhadap nasihat Nabi Musa AS?

Qarun menolak nasihat Nabi Musa, bahkan menganggap dirinya lebih mulia karena harta yang dimiliki.

5. Apa bentuk azab Allah kepada Qarun?

Qarun dibenamkan ke dalam tanah bersama rumah dan seluruh harta kekayaannya.

6. Apa pelajaran utama dari kisah Qarun?

Kekayaan tanpa rasa syukur dan ketaatan hanya membawa kesombongan dan kehancuran.

7. Di mana diyakini Qarun ditenggelamkan?

Sebagian riwayat menyebutkan ia ditenggelamkan di wilayah Al-Fayyum, Mesir, yang kini dikenal dengan Danau Qarun.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |