Kitab Zabur Diturunkan kepada Nabi Daud, Ini Isinya Menurut Syekh Al-Jazairi dan Nawawi

4 weeks ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, dikenal ada empat kitab samawi di luar shuhuf-shuhuf. Di antara empat tersebut, salah satunya adalah Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS.

Sementara, tiga lainnya yakni Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS, Injil (inziil) kepada Nabi Isa AS, dan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, masih ada shuhuf yang di antaranya diturunkan kepada Nabi Ibrahim AS.

Kitab Zabur diberikan kepada Nabi Daud AS sebagai pedoman hidup bagi dirinya dan umatnya. Sebagaimana kitab suci lainnya, Zabur diturunkan pada bulan Ramadhan.

Diriwayatkan, shuhuf yang diberikan kepada Ibrahim AS diturunkan pada 1 Ramadhan, 500 tahun kemudian (5 Abad) Zabur yang diberikan kepada Nabi Daud AS diturunkan pada 6 Ramadhan, 700 Tahun kemudian Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS pada 12 Ramadhan,.

Kemudian, 500 Tahun kemudian Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS pada 12 Ramadhan sedangkan Al-Qur'an diturunkan pada 17 Ramadhan yang sering kita peringati sebagai Nuzul Qur-an.

Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud pada abad ke-10 SM di Yerusalem, Palestina. Saat itu, Nabi Daud sedang berada di puncak kepemimpinannya sebagai raja Bani Israil. Daud AS terkenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, adil, dan cinta kepada Allah SWT.

Dalil Zabur Termasuk Kitab Allah

Dalil bahwa kitab Zabur termasuk dari kitab Allah swt, sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Anbiya’ [21] ayat 105. Allah berfirman:

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى الزَّبُوْرِ مِنْۢ بَعْدِ الذِّكْرِ اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصّٰلِحُوْنَ

Wa laqad katabnā fiz-zabūri mim ba‘diż-żikri annal-arḍa yariṡuhā ‘ibādiyaṣ-ṣāliḥūn(a).

Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami tuliskan dalam Zabur sesudah (Kami tuliskan dalam) al-Qur’an bahwasanya bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih.

Ayat ini menyebutkan bahwa kitab Zabur adalah kitab yang diturunkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat diketahui dari kata “كتبنا” (kami tuliskan) yang menunjukkan bahwa kitab Zabur adalah wahyu dari Allah SWT.

Selain itu, ayat ini juga menyebutkan bahwa kitab Zabur berisi wahyu yang sama dengan yang terkandung dalam Al-Qur’an, yaitu bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba Allah yang shalih.

Dalil lain yang menunjukkan bahwa kitab Zabur termasuk dari kitab Allah SWT adalah ayat 55 dari surat Al-Isra’. Ayat tersebut berbunyi:

وَرَبُّكَ اَعْلَمُ بِمَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيّٖنَ عَلٰى بَعْضٍ وَّاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًا

Wa rabbuka a‘lamu biman fis-samāwāti wal-arḍ(i), wa laqad faḍḍalnā ba‘ḍan nabiyyīna ‘alā ba‘ḍiw wa ātainā dāwūda zabūrā(n).

Artinya; Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Sungguh, Kami telah melebihkan sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain) dan Kami anugerahkan Zabur kepada Daud.

Ayat ini menyebutkan bahwa Zabur adalah salah satu kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi. Hal ini dapat diketahui dari kata “آتينا” (kami berikan) yang menunjukkan bahwa kitab Zabur adalah wahyu dari Allah SWT.

Berdasarkan kedua dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kitab Zabur adalah salah satu kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Daud AS. Kitab ini berisi wahyu-wahyu Allah SWT yang ditujukan kepada Nabi Daud AS dan umatnya.

Isi Kitab Zabur

1. Pandangan Syekh Thahir Al-Jazairi

Syekh Thahir Al-Jazairi dalam Kitab Jawahirul Kalamiyah Fi Idhahil ‘Aqidah Al-Islamiyyah menjelaskan, bahwa kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi daud berisi doa, dzikir-dzikir, dan juga nasihat yang penuh hikmah. Ia berkata;

"Saya meyakini bahwa Zabur adalah salah satu kitab dari kitab-kitab Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi kita Daud a.s. Dan kitab Zabur merupakan (berisikan) ungkapan yang terdiri dari doa-doa, dzikir-dzikir, nasihat-nasihat, dan hikmah-hikmah. Di dalam kitab Zabur tidaklah terdapat hukum-hukum syariat, karena sesungguhnya Nabi Daud a.s. diperintahkan untuk mengikuti syariatnya Nabi Musa a.s,".

Dapat disimpulkan bahwa Zabur berisi pujian kepada Allah, doa-doa, dan kisah-kisah para nabi dan rasul. Zabur juga berisi ajaran-ajaran tentang tauhid, ibadah, dan akhlak.

2. Pandangan Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani

Dalam Kitab Nur adz-Dzolam Syarah Aqidatul Awam, Sykeh Nawawi al-Bantani menjelaskan, diriwayatkan dari Hasan Bashri bahwa Allah telah menurunkan 104 kitab dan menitipkan ilmu-ilmu yang terkandung dalam kitab-kitab tersebut ke dalam 4 Kitab, yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan al-Quran.

Kemudian Dia menitipkan ilmu-ilmu yang terkandung dalam Taurat, Injil, dan Zabur ke dalam al-Quran disertai dengan tambahan- tambahan yang tidak terhitung.Imam Syafii radhiyallahu ‘anhu berkata,

“Seluruh apa yang dikatakan oleh umat adalah penjelasan pada Sunah. Dan seluruh Sunah adalah penjelasan pada al-Quran.” Ia juga berkata, “Seluruh hukum yang dibawa oleh Rasulullah adalah hukum-hukum yang beliau pahami dari al-Quran.”," demikian dikutip dari Nur Ad-dzolam.

Dalam pandangan Syaikh Nawawi Banten, isi kitab Zabur itu terdiri dari 150 surah. Namun dari surah-surah itu, tidak ada satupun yang berbicara tentang hukum.

"Kitab Zabur hanya berisi hikmah-hikmah, nasihat-nasihat, tasbih, tahmid, dan segala pujian kepada Allah SWT. Nabi Daud kerap membacakan kitab Zabur kepada manusia, jin, dan setan," dikutip dari uinjkt.ac.id.

Al-Qur'an sebagai Penyempurna

Pandangan bahwa suhuhuf dan tiga kitab sebelumnya dirangkum dalam Al-Qur'an. Kitab suci Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berisi syariat yang menghapuskan sebagian isi kitab-kitab Taurat, Zabur, Injil, yang sudah tidak sesuai dengan zamannya.

Hal itu termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 185.

.. شَهْرُرَمَضَانَ الَّذِى أُنْزِلَ فِيْهِ اْلقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ

Syahru ramaḍānal-lażī unzila fīhil-qur'ānu hudal lin-naas(i)....

“Pada bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia”. (Al-Baqarah: 185).

Ayat ini sekaligus menjadi penegas bahwa di zaman ini Al-Qur'an adalah pegangan umat. Al-Qur'an menjadi petunjuk yang menggantikan kitab-kitab terdahulu. Sebab, kitab-kitab terdahulu sudah diragukan otentifikasinya, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 79, yang artinya:

“Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, ‘Ini dari Allah,’ (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.” (QS Al-Baqarah [2]: 79).

Menurut Syekh Wahbah bin Musṭafa az-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir fil Aqidati was Syari’ati wal Aqidati wal Manhaji, ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa mengubah kitab-kitab suci (Taurat, Zabur, Injil) sangat haram. Selain itu, ayat ini juga mengisahkan ulama-ulama Yahudi pada masa Nabi Musa yang berani mengubah kitab Taurat.

Misalnya, yang awalnya haram diubah menjadi halal, yang halal menjadi haram. Hal ini mereka lakukan tidak lain selain untuk kepentingan duniawi saja. (Syekh Zuhaili, Tafsir al-Munir fil Aqidati was Syari’ati wal Aqidati wal Manhaji).

Larangan Rasulullah untuk Percaya Ahlul Kitab

Masih di kitab yang sama, Syekh Wahbah bin Musṭafa az-Zuhaili menegaskan, dengan inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa Nabi Muhammad melarang untuk langsung meriwayatkan kisah (riwayat israiliyat), yang diceritakan oleh ahli kitab, sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits, yang artinya: 

لا تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلا تُكَذِّبُوهُمْ وَ: قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا

Artinya, “Janganlah kalian membenarkan ahli kitab, dan jangan (pula) kalian menyalahkan mereka. Katakanlah, ‘Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami.’” (HR Abu Hurairah).

Hadits di atas menjadi sebuah representasi mutlak untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam menceritakan kisah para nabi sebelum Nabi Muhammad.

Selain itu, hadits ini untuk menjadi alternatif agar terhindar dari kesalahan riwayat, bahwa jalan terbaiknya adalah tidak berkomentar tentang kisah-kisah yang disampaikan ahli kitab, memilih diam dan mengatakan bahwa kita hanya iman kepada Allah dan apa yang turun dari-Nya.

People also Ask

1. Apa saja 4 kitab yang diturunkan Allah?

Empat kitab suci yang diturunkan Allah adalah Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an. Masing-masing kitab diturunkan kepada nabi yang berbeda: Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, Injil kepada Nabi Isa, dan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad.

2. Zabur adalah kitab suci agama apa?

Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS. Dalam Islam, Zabur juga diimani sebagai salah satu kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi, namun kitab ini diyakini telah mengalami perubahan dan penyimpangan, sehingga Al-Qur'an dianggap sebagai penyempurna.

3. Zabur diturunkan di mana?

Kitab Zabur diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Daud AS di Yerusalem, yang pada saat itu merupakan wilayah Tanah Kanaan. Kitab ini diturunkan pada abad ke-10 sebelum Masehi.

4. Kitab apa yang di turunkan kepada Nabi Daud?

Kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud adalah Zabur.

Sumber Referensi:

  • Q.S Al-Anbiya’ [21] ayat 105
  • Q.S Al-Isra’ ayat 55
  • Kitab Jawahirul Kalamiyah Fi Idhahil ‘Aqidah Al-Islamiyyah, Syekh Thahir Al-Jazairi
  • Kitab Nur adz-Dzolam Syarah Aqidatul Awam, Sykeh Nawawi al-Bantani
  • Tafsir al-Munir fil Aqidati was Syari’ati wal Aqidati wal Manhaji, Syekh Wahbah bin Musṭafa az-Zuhaili
  • qur'an.kemenag.go.id
  • nu.or.id
  • uinjkt.ac.id
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |