Kumpulan Hadits Tentang Ibu, Pahami Pentingnya Menghormati Orang Tua dalam Islam

1 week ago 12

Liputan6.com, Jakarta Hadits tentang ibu menunjukkan betapa tinggi derajat seorang ibu dalam pandangan Islam, bahkan disebutkan bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu. Sebagai umat Islam, berbakti kepada ibu hukumnya sebanding dengan kewajiban menunaikan sholat, zakat atau puasa.

Mengutip dari buku Role Juggling: Perempuan Sebagai Muslimah, Ibu, dan Istri oleh Andi Sri, perempuan dimuliakan dengan dijanjikan surga atas ketakwaannya, kehormatannya yang dijaga, dan garis keturunannya. Dalam Al-Quran surah Lukman ayat 14, diperintahkan setiap anak untuk berbuat baik kepada orangtuanya terutama ibu.

Rasulullah SAW telah memberikan banyak wasiat dan nasihat tentang pentingnya menghormati dan berbakti kepada ibu melalui berbagai hadits yang shahih. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (9/9/2025).

Hadits Tentang Ibu Lengkap dengan Arab, Latin, dan Terjemah

Islam memberikan kedudukan yang sangat istimewa kepada seorang ibu melalui berbagai hadits Rasulullah SAW. Hadits tentang ibu mengajarkan betapa mulianya posisi ibu dalam kehidupan seorang muslim dan kewajiban anak untuk berbakti kepadanya.

1. Pentingnya Berbakti kepada Ibu

Arab: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ

Latin: 'An Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu qala ja'a rajulun ila Rasulillahi shallallahu 'alaihi wasallam faqala ya Rasulallah man ahaqqu an-nasi bi husni shahabati qala ummuka qala tsumma man qala tsumma ummuka qala tsumma man qala tsumma ummuka qala tsumma man qala tsumma abuka

Terjemah: "Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata: 'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?' Beliau menjawab: 'Ibumu.' Dia bertanya lagi: 'Kemudian siapa?' beliau menjawab: 'Ibumu.' Dia bertanya lagi: 'kemudian siapa lagi?' beliau menjawab: 'Ibumu.' Dia bertanya lagi: 'Kemudian siapa?' dia menjawab: 'Kemudian ayahmu.'" (HR. Bukhari)

2. Surga Berada di Bawah Telapak Kaki Ibu

Arab: عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ؛ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَدْتُ الْغَزْوَ، وَجِئْتُكَ أَسْتَشِيرُكَ؟ فَقَالَ: فَهَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ. نَعَمْ. فَقَالَ: الْزَمْهَا. فَإِنَّ الْجَنَّةَ عِنْدَ رِجْلَيْهَا

Latin: 'An Mu'awiyah ibnu Jahimah as-Salami anna Jahimah ja'a ila an-Nabiyyi shallallahu 'alaihi wasallam faqala ya Rasulallah aradtu al-ghazw wa ji'tuka astashiruka faqala fahal laka min umm qala na'am faqala ilzamha fa inna al-jannata 'inda rijlaiha

Terjemah: "Dari Mu'awiyah ibnu Jahimah As-Sulami, bahwa Jahimah pernah datang kepada Nabi SAW lalu bertanya: 'Wahai Rasulullah, saya ingin berangkat berperang (di jalan Allah), dan saya datang untuk meminta nasihat darimu.' Rasulullah SAW balik bertanya: 'Apakah kamu masih mempunyai ibu?' Jahimah menjawab: 'Ya.' Rasulullah SAW bersabda: 'Rawatlah ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah telapak kakinya.'" (HR. Nasai dan Ibnu Majah)

3. Ridha Allah Bergantung pada Ridha Orang Tua

Arab: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الْوَالِدِ وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

Latin: 'An 'Abdullah ibnu 'Amr 'an an-Nabiyyi shallallahu 'alaihi wasallam qala ridha ar-Rabbi fi ridha al-walid wa sakhtu ar-Rabbi fi sakhti al-walid

Terjemah: "Dari Abdullah bin Amr radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: 'Ridha Allah terdapat pada ridha orang tua, dan murka Allah juga terdapat pada murkanya orang tua.'" (HR. Tirmidzi)

Mengutip dari penelitian yang dimuat dalam Journal of Islamic Education, peran ibu dalam pendidikan anak memiliki dampak jangka panjang terhadap pembentukan kepribadian dan moralitas anak. Ibu yang memberikan contoh akhlak mulia akan lebih mudah membentuk karakter baik pada anak-anaknya.

Pentingnya Menghormati Orang Tua dalam Islam

Menghormati orang tua, khususnya ibu, merupakan salah satu ajaran fundamental dalam Islam yang memiliki kedudukan sangat tinggi. Perintah untuk berbakti kepada orang tua disebutkan berulang kali dalam Al-Quran dan hadits tentang ibu, menunjukkan betapa pentingnya nilai ini dalam kehidupan seorang muslim.

Islam mengajarkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah amalan yang sangat dicintai Allah SWT. Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan kedua terbaik setelah sholat tepat waktu. Hal ini menunjukkan bahwa hadits tentang ibu dan ayah memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam ajaran Islam.

Kewajiban menghormati orang tua tidak hanya berlaku ketika mereka masih hidup, tetapi juga setelah mereka meninggal dunia. Seorang anak yang berbakti akan selalu mendoakan kedua orang tuanya, melanjutkan amal kebaikan mereka, dan menjaga silaturahmi dengan kerabat yang dicintai orang tua.

Mengutip dari kitab Riyadhus Shalihin Juz 1 karya Imam An-Nawawi, Allah SWT mengharamkan seorang anak yang durhaka kepada ibunya. Durhaka kepada orang tua termasuk dalam kategori dosa besar yang akan mendapat murka Allah SWT.

Keutamaan Berbakti kepada Ibu dalam Hadits

Hadits tentang ibu menunjukkan bahwa seorang ibu memiliki kedudukan tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan ayah dalam hal kebaktian anak. Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah menyebutkan "ibumu" sebanyak tiga kali sebelum menyebutkan "ayahmu" ketika ditanya tentang siapa yang paling berhak mendapat perlakuan baik.

Keutamaan ibu dalam Islam didasarkan pada pengorbanan dan perjuangan yang telah dilakukan sejak mengandung, melahirkan, hingga membesarkan anak-anaknya. Proses kehamilan selama sembilan bulan, persalinan yang penuh perjuangan, dan pengasuhan yang penuh kasih sayang menjadikan ibu memiliki kedudukan istimewa.

Islam juga mengajarkan bahwa doa ibu merupakan doa yang mustajab (dikabulkan Allah). Hadits tentang ibu menyebutkan bahwa ridha Allah bergantung pada ridha orang tua, sehingga seorang anak harus berusaha mendapatkan ridha ibunya untuk meraih ridha Allah SWT.

Para ulama menekankan bahwa berbakti kepada ibu bukan hanya sekedar memberikan nafkah materi, tetapi juga meliputi sikap hormat, tutur kata yang lembut, dan perhatian yang tulus. Seorang anak tidak boleh berkata kasar atau menunjukkan wajah masam kepada ibunya meski dalam keadaan lelah atau kesal.

Larangan Durhaka kepada Orang Tua

Islam dengan tegas melarang perbuatan durhaka kepada orang tua melalui berbagai hadits tentang ibu dan ayah. Durhaka atau 'uquq dalam bahasa Arab bermakna memutuskan hubungan baik dengan orang tua melalui perkataan atau perbuatan yang menyakiti hati mereka.

Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Al-Mughirah bin Syu'bah menyebutkan bahwa Allah mengharamkan durhaka kepada ibu. Larangan ini menunjukkan betapa beratnya dosa bagi anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya, khususnya ibu yang telah berjuang membesarkannya. Bentuk-bentuk durhaka kepada orang tua dapat berupa:

  • Tidak mentaati perintah yang baik
  • Berkata kasar atau membentak
  • Tidak memberikan nafkah ketika mereka membutuhkan
  • Mengabaikan kebutuhan fisik dan psikologis mereka di masa tua

Semua bentuk durhaka ini termasuk dosa besar dalam pandangan Islam. Hadits tentang ibu juga menyebutkan bahwa seseorang yang menjumpai kedua orang tuanya atau salah satunya namun tidak dapat memasukkan mereka ke surga (karena tidak berbakti) akan mendapat laknat dari Allah SWT. Ini menunjukkan betapa besar konsekuensi dari tidak berbakti kepada orang tua.

Cara Berbakti kepada Ibu Menurut Islam

Islam memberikan panduan konkret tentang cara berbakti kepada ibu melalui berbagai hadits tentang ibu dan ajaran Al-Quran. Berbakti kepada ibu dapat dilakukan melalui:

  • Perkataan yang lembut
  • Tidak pernah membentak atau bersuara keras
  • Menunjukkan sikap hormat dan rendah hati di hadapannya.

Dalam aspek materi, seorang anak berkewajiban: Memberikan nafkah kepada ibunya ketika ia membutuhkan, terutama di masa tua ketika kemampuan fisiknya mulai menurun. Rasulullah SAW menekankan pentingnya merawat ibu dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Berbakti kepada ibu juga mencakup mendoakan kebaikan untuknya, baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal dunia. Doa anak yang shalih merupakan salah satu amalan yang akan terus mengalir pahalanya kepada orang tua yang telah meninggal.

Sikap sabar dan tidak mudah tersinggung ketika menghadapi orang tua yang sudah lanjut usia juga merupakan bentuk kebaktian. Hadits tentang ibu mengajarkan bahwa merawat orang tua di masa tua mereka adalah kesempatan emas untuk meraih ridha Allah SWT dan pintu masuk surga.

Balasan Allah untuk Anak yang Berbakti kepada Ibu

Hadits tentang ibu menyebutkan berbagai balasan mulia dari Allah SWT bagi anak yang berbakti kepada ibunya. Balasan utama adalah masuk surga, sebagaimana disebutkan dalam hadits "al-jannatu tahta aqdami al-ummahat" (surga berada di bawah telapak kaki ibu-ibu).

Anak yang berbakti kepada ibu juga akan mendapatkan ridha Allah SWT dalam kehidupannya. Hadits menyebutkan bahwa ridha Allah bergantung pada ridha orang tua, sehingga ketika ibu ridha kepada anaknya, maka Allah pun akan ridha kepadanya. Sebaliknya, murka Allah akan menyertai anak yang membuat ibunya murka.

Keberkahan rezeki dan kemudahan dalam urusan dunia juga merupakan balasan bagi anak yang berbakti. Banyak kisah nyata yang menunjukkan bahwa orang-orang yang berbakti kepada orang tua mendapatkan kemudahan dan keberkahan dalam hidupnya.

Dalam hadits lain disebutkan bahwa doa orang tua, khususnya ibu, merupakan doa yang mustajab. Seorang anak yang berbakti akan senantiasa didoakan kebaikan oleh ibunya, dan doa tersebut akan dikabulkan Allah SWT.

FAQ

1. Apa hadits yang paling terkenal tentang ibu? Hadits yang paling terkenal adalah "al-jannatu tahta aqdami al-ummahat" (surga berada di bawah telapak kaki ibu).

2. Mengapa ibu disebutkan tiga kali dalam hadits sebelum ayah? Karena ibu memiliki pengorbanan lebih besar dalam mengandung, melahirkan, dan membesarkan anak.

3. Bagaimana cara berbakti kepada ibu yang sudah meninggal? Dengan mendoakannya, bersedekah atas namanya, dan melanjutkan amal kebaikan yang pernah dilakukannya.

4. Apakah durhaka kepada ibu termasuk dosa besar? Ya, durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar yang sangat dimurkai Allah SWT.

5. Apa balasan bagi anak yang berbakti kepada ibu? Balasannya adalah masuk surga, mendapat ridha Allah, dan keberkahan dalam hidup.

6. Bolehkah menolak perintah ibu jika bertentangan dengan agama? Tidak boleh mentaati perintah orang tua yang bertentangan dengan perintah Allah, namun harus tetap bersikap hormat.

7. Bagaimana jika hubungan dengan ibu kurang harmonis? Tetap harus berbakti dan bersikap baik, serta berusaha memperbaiki hubungan dengan cara yang bijaksana.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |